Limbah Cair Industri Perikanan

Kelompok alga coklat memiliki bentuk yang bervariasi dan sebagian besar jenis-jenisnya berwarna coklat atau pirang. Alga coklat biasanya dicirikan oleh 3 sifat, yaitu 1 adanya pigmen coklat, yaitu fukosantin yang menutupi warna hijau dari pigmen klorofil a dan c, 2 hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminaran dan 3 adanya flagel Juneidi 2004. Sargassum memiliki bentuk thallus silindris atau gepeng, banyak percabangan yang menyerupai pepohonan darat, bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang, mempunyai gelembung udara bladder yang umumnya soliter, panjangnya mencapai 7 meter di Indonesia terdapat spesies yang panjangnya 3 meter dan warna thallus umumnya coklat Aslan 1998. Polisakarida yang terkandung dalam rumput laut Sargassum adalah asam alginat, polimer yang mengandung β-1,4 asam manuronat yang berasosiasi dengan α-1,4 asam guluronat. Kandungan asam manuronat dan asam guluronat yang terkandung pada rumput laut coklat berbeda-beda, tergantung pada lingkungan dan spesies, namun kedua senyawa tersebut memiliki kemampuan dalam mengakumulasi logam berat Vieira et al. 2007. Rumput laut dimanfaatkan selain sebagai sayuran juga dipakai sebagai pupuk, komponen makanan ternak dan makanan ikan. Seiring dengan perkembangan teknologi rumput laut telah ditingkatkan pemanfaatannya sehingga memberikan nilai yang lebih tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai biomassa adsorben dalam proses adsorpsi logam berat dalam perairan Sekhar et al. 2003.

2.2 Limbah Cair Industri Perikanan

Limbah cair didefinisikan sebagai suatu buangan cair hasil kegiatan manusia yang berbentuk cairan Darsono 1994, diacu dalam Prantommy 2005. Bahan organik yang terdapat di dalam air limbah umumnya terdiri dari senyawa antara lain bahan organik mudah terurai, seperti protein, karbohidrat, lemak dan bahan organik sukar terurai, seperti fenol dan deterjensurfaktan. Limbah cair industri perikanan mengandung bahan organik yang tinggi. Tingkat pencemaran limbah cair industri pengolahan perikanan sangat tergantung pada tipe proses pengolahan dan spesies ikan yang diolah Ibrahim 2005. Dalam industri hasil perikanan, limbah cair dihasilkan dari proses-proses penggarapan bahan mentah persiapan, pembersihan pencucian dan preparasi, dehidrasi, pengepresan, penyaringan, pemanasan, pendinginan dan pembersihan alat Veranita 2001. Limbah cair industri hasil perikanan mengandung bahan organik protein dan lemak yang tinggi, ditandai dengan BOD, TSS dan TKN yang tinggi Ibrahim et al. 2009. Jika limbah cair industri perikanan ini dibuang ke perairan umum tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, yaitu timbulnya bau yang tidak sedap, eutrofikasi perairan dan pendangkalan Park et al. 2001. Jumlah beban limbah dari berbagai proses pengolahan produk perikanan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik limbah cair perikanan Industri Beban limbah gramliter BOD 5 COD Lemak Protein Pengalengan ikan 4-20 5-22 5-11 4-6 Tepung ikan 3-50 4-60 1-20 1-10 Fish defrozing 0,3-1 0,5-1,2 0,5-1 0,2 Sumber : Medrzycka and Wandzel 2003 Menurut River et al. 1998, jumlah debit air limbah pada efluen umumnya berasal dari proses pengolahan dan pencucian. Setiap operasi pengolahan ikan akan menghasilkan cairan dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk. Cairan ini mengandung darah, potongan-potongan kecil ikan dan kulit, isi perut, kondensat dari operasi pemasakan dan air pendinginan dari kondensor. Beban limbah industri perikanan bervariasi dari setiap industri pengolahannya, hal ini disebabkan oleh jenis ikan yang diolah, teknik pengolahan, ukuran pabrik, penggunaan air dan lamanya limbah padat kontak dengan air limbah. Tingkat polusi akan makin tinggi bila kontak lebih lama Fauzi et al. 2003. Penggunaan air dalam jumlah yang banyak pada industri perikanan menyebabkan keluaran limbah dalam jumlah yang banyak pula terhadap lingkungan, karena pada dasarnya air yang digunakan untuk proses pengolahan dalam industri perikanan untuk perebusan, pemasakan awal precooking dan pencucian akan dibuang kembali setelah digunakan Ibrahim 2007. Park et al. 2001 menyatakan bahwa pada industri perikanan yang mengolah cumi-cumi dan ikan menghasilkan nilai BOD 1000-5000 mgL dan volume limbah cair yang lebih tinggi karena adanya perbedaan dalam cara-cara mengolah sebagai usaha peningkatan pemanfaatan ikan- ikan bernilai ekonomis rendah. Limbah cair dari proses produksi tepung ikan fish meal juga dibagi menjadi limbah volume tinggi konsentrasi pencemar rendah dan volume rendah konsentrasi pencemar tinggi. Limbah cair yang bervolume tinggi konsentrasi pencemar rendah terdiri dari air yang digunakan untuk pembongkaran, transportasi dan penanganan ikan dengan volume limbah mencapai 900 kgton ikan dan mengandung padatan terlarutnya yang terdiri dari darah, daging, lemak dan minyak sebesar 5000 mgL. Dari air pengepresan stickwater yang dihasilkan mengandung BOD 56.000-112.000 mgL dengan konsentrasi padatan yang mengandung mayoritas protein sebesar 6, volumenya dipe rkirakan mencapai 550 Lton ikan Islam et al. 2004.

2.3 Karakteristik Limbah Cair Perikanan