Metode Penelitian Pemanfaatan rumput laut Sargassum sp. sebagai adsorben limbah cair industri rumah tangga perikanan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2011 di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan, Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah rumput laut coklat Sargassum sp., limbah cair industri rumah tangga perikanan, HCl 0,1 M, CaCl 2 0,2 M, CH 2 O 36, Na 2 CO 3 0,2 M, akuades, pereaksi K 2 Cr 2 O 7 0,025 N, larutan H 2 SO 4 pekat, indikator Ferroin dan larutan Ferrous Amonium Sulfat FAS. Alat-alat yang digunakan adalah oven, shaker, ayakan ukuran ± 80 mesh, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, botol kaca, pH- meter, turbidimeter, kertas saring, desikator, timbangan digital, cawan porselin, botol refluks, pompa vakum, alat titrasi, gelas ukur, corong, gegep dan pipet

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan meliputi beberapa tahapan, yaitu preparasi Sargassum sp., analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan, penentuan modifikasi adsorben, penentuan lama waktu pengadukan, penentuan selang bobot adsorben optimum serta penentuan bobot adsorben optimum. Pengujian yang dilakukan selama penentuan modifikasi adsorben, penentuan lama waktu pengadukan dan penentuan selang bobot adsorben optimum hanya dilakukan satu kali ulangan, sedangkan pada analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan dan penentuan bobot adsorben optimum dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Analisis yang dilakukan pada penentuan modifikasi adsorben optimum adalah analisis warna secara visual dan analisis nilai COD, sedangkan pada penentuan lama waktu pengadukan dan peentuan selang bobot adsorben optimum dilakukan analisis nilai pH dan kekeruhan serta warna secara visual. Beberapa parameter uji yang diteliti pada analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan dan penentuan bobot adsorben optimum adalah parameter warna secara visual, nilai pH, nilai kekeruhan, nilai TSS dan nilai COD. 3.3.1 Preparasi Sargassum sp. Rubin et al. 2005 Biomassa yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut cok lat Sargassum yang berasal dari pulau Belitung. Sampel dicuci dengan air terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran. Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk memindahkan partikulat bahan dan garam dari permukaan. Sampel kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 60 o C selama 1 malam. Sampel yang telah kering dihaluskan untuk menghasilkan ukuran yang seragam, yaitu ± 80 mesh. Diagram alir preparasi Sargassum dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Diagram alir preparasi Sargassum. Keterangan : Preparasi Sargassum sp. Rubin et al. 2005 modifikasi u kuran adsorben. 3.3.2 Analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan Limbah cair industri rumah tangga perikanan diperoleh dari salah satu unit industri yang berada di daerah Parung, Bogor. Limbah cair yang digunakan adalah limbah air perebusan bakso ikan setelah dilakukan lima kali proses perebusan. Serbuk Sargassum Pencucian Pengeringan dengan oven 60 o C, 1 malam Penghalusan Rumput laut Sargassum Pengambilan limbah dilakukan pada siang hari dan selanjutnya dilakukan analisis. Analisis terhadap limbah cair industri rumah tangga perikanan meliputi : analisis COD, warna, pH, kekeruhan dan TSS. 3.3.3 Modifikasi dengan kalsium klorida CaCl 2 Rubin et al. 2005 Sebanyak 2,5 gram sampel Sargassum kering dicampur dengan 100 mL larutan CaCl 2, 0,2 M. Campuran tersebut diaduk selama 24 jam pada suhu ruang. Sampel kemudian disaring dan dicuci dengan akuades. Sargassum kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 60 o C selama 24 jam. 3.3.4 Modifikasi dengan asam klorida HCl Rubin et al. 2005 Sebanyak 2,5 gram sampel Sargassum kering dicampur dengan 100 mL larutan HCl 0,1 M selama 3 jam pada suhu ruang. Sampel kemudian disaring dan dicuci dengan akuades dan dikeringkan dengan oven semalam pada suhu 60 o C. Kemudian, sebanyak 400 mL larutan HCl 0,1 M ditambahkan pada sampel kering tersebut dan lakukan seperti prosedur sebelumnya. 3.3.5 Modifikasi dengan formaldehid CH 2 O Rubin et al. 2005 Sebanyak 2,5 gram sampel kering ditambahkan pada 17 mL formaldehid 36 dan 33 mL larutan HCl 0,1 M. Campuran diaduk selama 1 jam pada suhu ruang. Campuran kemudian disaring dan dicuci dengan akuades, kemudian dicuci dengan Na 2 CO 3 0,2 M dan dengan air suling lagi. Sampel kemudian d ikeringkan semalam pada suhu 60 o C dan selama 2 jam pada 110 o C. Sampel tersebut kemudian disimpan dalam kemasan plastik di refrigerator. 3.3.6 Penentuan modifikasi adsorben Rubin et al. 2005 Sebanyak 0,5 gram sampel yang telah dimodifikasi dimasukkan ke dalam limbah cair dengan volume 100 mL. Campuran diaduk dengan shaker pada suhu ruang dan Sargassum kemudian dipisahkan dari limbah cair. Limbah cair kemudian dianalisis warna, COD dan pH untuk menentukan modifikasi optimum. Diagram alir penentuan modifikasi adsorben dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Diagram alir penentuan modifikasi adsorben. 3.3.7 Penentuan lama waktu pengadukan Raize et al. 2004 Masing- masing sebanyak 0,1 gram Sargassum dengan perlakuan modifikasi optimum meode penelitian 3.3.6 dimasukkan ke dalam 5 tabung erlenmeyer yang berisi 50 mL limbah cair industri rumah tangga perikanan. Campuran tersebut kemudiang diaduk dengan shaker dengan perlakuan waktu 15, 30, 45, 60 menit. Sargassum kemudian dipisahkan dari limbah cair. Limbah cair kemudian diukur tingkat kekeruhan dan pHnya untuk menentukan waktu pengadukan yang digunakan. Diagram alir penentuan lama waktu pengadukan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Diagram alir penentuan lama waktu pengadukan. Keterangan : Penentuan lama wa ktu pengadukan Raize et al. 2004 modifikasi wa ktu pengadukan. 0,5 gram serbuk Sargassum modifikasi Pengadukan dengan shaker waktu 15, 30, 45, 60 menit 100 mL limbah cair 0,1 gram serbuk Sargassum modifikasi Pengadukan dengan shaker 50 mL limbah cair Analisis warna dan COD Analisis warna, pH dan kekeruhan 3.3.8 Penentuan selang bobot adsorben optimum Amirullah 2006 Sebanyak 0,1 ; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 gram Sargassum modifikasi optimum metode penelitian 3.3.6 dimasukkan ke dalam 100 mL limbah cair industri rumah tangga perikanan. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan menggunakan shaker selama waktu optimum metode penelitian 3.3.7. Sargassum kemudian dipisahkan dari limbah cair. Limbah cair kemudian diukur tingkat kekeruhan dan pH- nya. Berdasarkan nilai kekeruhan dan warna, maka ditentukanlah 3 bobot adsorben optimum yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya. Tahapan penentuan selang bobot adsorben optimum dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Diagram alir penentuan selang bobot adsorben optimum. Keterangan : penentuan selang bobot adsorben modifikasi A mirullah 2006. 3.3.9 Penentuan bobot adsorben optimum Adosrpsi limbah cair industri rumah tangga perikanan dilakukan dalam empat tabung erlenmeyer yang berisi masing- masing 100 mL limbah cair industri rumah tangga perikanan, kemudian dimasukkan adsorben modifikasi optimum sebanyak jumLah yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, yakni tiga perlakuan bobot optimum metode penelitian 3.3.8. Campuran kemudian diaduk dengan menggunakan shaker selama waktu optimum. Masing- masing perlakuan 100 mL limbah cair Serbuk Sargassum modifikasi 0,1 ; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 gram Pengadukan dengan shaker selama waktu optimum Analisis warna, pH dan kekeruhan Penentuan tiga bobot terbaik dilakukan dua kali ulangan. Parameter-parameter yang akan diuji meliputi warna, kekeruhan, pH, total suspended solid TSS dan chemical oxygen demand COD. Diagram alir penentuan bobot adsorben optimum dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Diagram alir penentuan bobot adsorben optimum.

3.4 Prosedur Analisis