limbah cair yang lebih tinggi karena adanya perbedaan dalam cara-cara mengolah sebagai usaha peningkatan pemanfaatan ikan- ikan bernilai ekonomis rendah.
Limbah cair dari proses produksi tepung ikan fish meal juga dibagi menjadi limbah volume tinggi konsentrasi pencemar rendah dan volume rendah
konsentrasi pencemar tinggi. Limbah cair yang bervolume tinggi konsentrasi pencemar rendah terdiri dari air yang digunakan untuk pembongkaran,
transportasi dan penanganan ikan dengan volume limbah mencapai 900 kgton ikan dan mengandung padatan terlarutnya yang terdiri dari darah, daging, lemak
dan minyak sebesar 5000 mgL. Dari air pengepresan stickwater yang dihasilkan mengandung BOD 56.000-112.000 mgL dengan konsentrasi padatan yang
mengandung mayoritas protein sebesar 6, volumenya dipe rkirakan mencapai 550 Lton ikan Islam et al. 2004.
2.3 Karakteristik Limbah Cair Perikanan
Limbah cair industri hasil perikanan mengandung bahan organik protein dan lemak yang tinggi, ditandai dengan BOD, TSS dan TKN yang tinggi
Ibrahim et al. 2009. Secara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika, kimia dan biologi. Akan tetapi, air buangan industri biasanya
hanya terdiri dari karakteristik kimia dan fisika. Menurut Eckenfelder 1989, diacu dalam Husin 2008, parameter yang digunakan untuk menunjukkan
karakter air buangan industri adalah : a
Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau dan lain-lain. b
Parameter kimia, dibedakan atas : b.1 Kimia organik : kandungan organik BOD, COD, TOC, oksigen
terlarut DO, minyaklemak, nitrogen total N-Total dan lain- lain. b.2 Kimia anorganik : pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, Sulfur, H
2
S dan lain- lain. Beberapa karakteristik limbah cair perikanan antara lain :
1 Padatan tersuspensi
Padatan tersuspensi merupakan bahan-bahan yang melayang dan tidak larut dalam air. Padatan tersuspensi sangat berhubungan erat dengan tingkat
kekeruhan air. Semakin tinggi kandungan bahan tersuspensi tersebut, maka air akan semakin keruh MetCalf dan Eddy 2003. Nilai padatan tersuspensi,
BOD, COD saling berkaitan, semakin tinggi padatan tersuspensi, maka semakin tinggi nilai COD dan BODnya Prayitno 2008.
Padatan tersuspensi dari limbah cair perikanan pada umumnya cukup tinggi dan perlu dicermati karena dapat menyebabkan terjadinya pengendapan
pada saluran dan badan air penerima. Pengendapan padatan pada badan air akan mengganggu kehidupan normal organisme air. Apabila hal itu terjadi,
lapisan lumpur yang mengandung padatan organik akan terdekomposisi dan menyebabkan penurunan oksigen, serta memproduksi gas- gas yang berbau
Middlebrooks 1979, diacu dalam Ibrahim 2007. Kandungan padatan tersuspensi ini sangat beragam dari setiap jenis
pengolahan, mulai dari 0,7 –0,78 kgton pada industri pengolahan rajungan
sampai mencapai 3,8 –17 kgton pada industri pengalengan tuna
Middlebrooks 1979, diacu dalam Ibrahim 2007. Kandungan padatan ini tidak hanya tergantung pada derajat kontaminasi, akan tetapi juga tergantung
pada mutu air yang digunakan selama proses. Dari suatu analisis pada air limbah pengolahan fillet ikan diperoleh bahwa 65 dari total padatan yang
ada dalam efluen berasal dari air yang digunakan Gonzales 1996. 2
Chemical oxygen demand COD Salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh beban cemaran pada air
limbah adalah dengan mengukur COD chemical oxygen demand. Semakin tinggi nilai COD, berarti semakin tinggi pula beban cemaran yang ada pada
limbah cair tersebut Masturi 1997, diacu dalam Fatha 2007. COD atau kebutuhan oksigen kimiawi merupakan jumLah oksigen yang
dibutuhkan oleh oksidator misal kalium dikhromat untuk mengoksidasi seluruh material organik yang terdapat di dalam air. Jika kandungan senyawa
organik cukup besar, maka oksigen terlarut di dalam air dapat mencapai nol sehingga tumbuhan air, ikan- ikan dan hewan air lainnya yang membutuhkan
oksigen tidak memungkinkan hidup MetCalf dan Eddy 2003. Zat- zat pencemar yang ada dalam limbah cair perikanan yang bersifat
organik dapat diukur dari COD, lemak, kandungan hara, yaitu nitrogen dan fosfor. Limbah cair dari proses pengolahan perikanan mengandung COD, zat
hara nitrogen, minyak dan lemak yang tinggi, terutama pada saat proses
penyiangan usus, isi perut dan proses pemasakan Mendez et al. 1992, diacu dalam Ibrahim 2007.
3 pH
pH menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu cairan encer dan mewakili konsentrasi ion hidrogennya. Nilai pH sangat penting dalam
pengolahan limbah karena akan mempengaruhi secara langsung kehidupan organisme Prantommy 2005.
4 Warna dan turbiditas
Turbiditas menyatakan kandungan bahan organik maupun anorganik yang terdapat di perairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme
yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering disebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air terjadi kekeruhan yang tinggi, maka kandungan oksigen
akan menurun. Hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhanphytoplankton tidak
dapat melakukan
proses fotosintesis
untuk mengasilkan
oksigen Effendi 2007. Hasil buangan berupa warna dan kekeruhan lebih mengarah
pada masalah estetika Eckenfelder 1989, diacu dalam Ibrahim 2007.
2.4 Adsorpsi