Faktor Suhu dan Penambahan Air AC
20 viskositas substrat yang digunakan. Pada plot data yang ditampilkan dalam grafik
kontur, terlihat nilai respon optimum yang diharapkan mendekati titik pusat. Plot grafik ini dilakukan pada rentang 40
o
C hingga 50
o
C untuk faktor suhu dan rentang 4
⁄ hingga 6 ⁄ untuk faktor penambahan air. Rentang tersebut merupakan
rentang nilai respon optimum dapat terlihat dengan jelas karena nilainya yang dekat dengan titik pusat.
Gambar 7a menampilkan grafik 3D-surface untuk kombinasi faktor suhu dan penambahan air terhadap respon. Bentuknya yang menyerupai parabola terlihat
seimbang dan titik tertinggi berada di tengah lengkungan. Informasi lain yang diperoleh dari perhitungan ANOVA ialah adanya nilai F-hitung kombinasi kedua
faktor ini. Nilai F-hitung sebesar 0,76 menunjukkan bahwa kombinasi faktor suhu dan penambahan air memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon dalam hidrolisis
minyak ikan lemuru menggunakan Amano Lipase A dari Aspergillus niger. Seperti ditampilkan pada Gambar 7b, grafik kontur menunjukkan bahwa
perlakuan suhu yang digunakan pada penelitian belum tepat untuk menghasilkan nilai respon optimum. Ketika ditarik garis vertikal ke bawah dari titik biru yang
merepresentasikan nilai respon optimum, terlihat suhu sebaiknya dikondisikan sedikit dibawah 45
o
C. Apabila dibandingkan dengan suhu optimum pada spesifikasi lipase, nilai tersebut juga sedikit bergeser. Pengujian spesifikasi lipase yang digunakan
seperti yang ditampilkan pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa Amano Lipase A dari Aspergillus niger akan bekerja dengan baik pada suhu optimum 45
o
C. Pergeseran nilai suhu ini oleh berbagai hal, diantaranya pada penentuan titik pusat di orde pertama
hanya dilakukan pengamatan faktor tunggal, sehingga ketika dilakukan kombinasi faktor tersebut dengan faktor lainnya akan mempengaruhi proses yang berlangsung
dalam hidrolisis. Selain itu, pergeseran tersebut terjadi karena adanya keterbatasan pada model yang tidak mampu merepresentasikan faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi respon. Meski demikian, kondisi suhu yang tidak bergeser jauh dari spesifikasi lipase akan diverifikasi kembali sehingga dapat diketahui ketepatan kondisi
tersebut dalam menghasilkan respon yang optimum. Demikian juga halnya dengan faktor penambahan air, ketika ditarik garis
horizontal ke arah kiri terlihat adanya pergeseran kondisi kecepatan pengadukan dari titik pusat meskipun sangat kecil. Grafik menunjukkan bahwa respon dapat dihasilkan
optimum apabila air ditambahkan sedikit lebih banyak dari 5 ⁄ . Pada percobaan
dengan penambahan air di atas 5 ⁄ terlihat tingkat hidrolisis mulai menurun.
Menurut Turner et al. 2003, dalam lingkungan hidrofobik aktivitas katalitik enzim tertinggi akan diperoleh jika penggunaan air kurang dari 10
⁄ , sehingga penambahan air sebaiknya tidak berlebihan.
21 a
b Gambar 7. a Grafik 3D-surface respon permukaan proses hidrolisis pada perlakuan
suhu dan penambahan air b Grafik kontur respon permukaan proses hidrolisis pada perlakuan
suhu dan penambahan air