Gambaran pelaksanaan IMD pada ibu sectio caesarea

C. Gambaran nyeri paska operasi yang dirasakan ibu terhadap pemberian

ASI Nyeri yang dirasakan ibu pada hari pertama lebih dari setengah responden mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 52,3, sedangkan yang mengalami nyeri sedang sebanyak 40 dan yang mengalami nyeri ringan ada 7,7 dari hasil didapatkan skala nyeri yang dirasakan ibu tertinggi di hari pertama adalah nyeri skala berat. Nyeri yang dirasakan di hari kedua dalam sekala ringan ada sebanyak 18,5, untuk yang mengalami nyeri sedang ada sebanyak 67,7 dan untuk yang mengalami skala nyeri berat ada sebanyak 13,8. Berbeda dengan hari pertama, untuk hari kedua lebih banyak responden merasakan nyeri skala sedang. Nyeri yang dirasakan di hari ketiga ada sebanyak 46,2 yang mengalami nyeri ringan, 52,3 mengalami nyeri sedang dan 1,5 yang mengalami nyeri berat, sama seperti hari kedua mayoritas responden merasakan nyeri berat pada hari ketiga. Persalinan dengan cara operasi memiliki salah satu efek samping yaitu nyeri, penelitian yang dilakukan Desmawati 2013 menyebutkan Nyeri berat yang dialami ibu post sectio caesareamenjadi salah satu faktor yang dapat memperlambat pengeluaran ASI. Semakin tinggi nyeri yang dialami ibu post partum sectio caesarea, semakin lambat pengeluaran ASI. Nyeri yang dialami dapat berakibat ibu enggan untuk menyusui bayinya sesegera mungkin dan lebih memilih berfokus pada dirinya sendiri. Nyeri juga dapat mengganggu proses mobilisasi dini dan posisi menyusui, ibu yang tidak tahu bagaimana posisi menyusui yang benar untuk post sectio caesarea akan kesulitan menemukan posisi yang nyaman ketika menyusui, kenyamanan menyusui akan meningkatkan produksi ASI Bobak, 2005 sedangkan rasa nyeri juga membuat ibu takut untuk menggerakan badan karena nyeri yang dirasakan padahal mobilisasi dini menunjukan dapat meningkatkan pengeluaran ASI lebih cepat pada ibu yang segera melakukan mobilisasi aktif, untuk waktunya dapat dilakukan saat pemberian analgesik diberikan agar nyeri luka operasi tidak akan mengganggu dalam proses mobilisasi. Kondisi lain yang akan mempengaruhi pengeluaran ASI yaitu Ibu yang mengalami keadaan gelisah, nyeri dan tidak percaya diri dalam memberikan ASI akan mempengaruhi hormon oksitosin di dalam tubuh yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah produksi ASI, sebaliknya jika perasaan ibu bahagia, menyayangi bayi dan memiliki perasaan bangga ketika dapat menyusui bayinya akan meningkatkan hormon oksitosin yang akan meningkatkan produksi ASI Widyasih, 2009. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan pengeluaran ASI tidak tergantung terhadap nyeri, karena pada responden yang ASI nya sudah keluar di hari pertama lebih banyak dialami oleh ibu yang mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 51,5. Hal ini bisa terjadi karena hanya sekitar 15,4 respoden yang mengatakan bahwa nyeri yang dialaminya mengganggu dalam proses pemberian ASI sedangkan mayoritas sebanyak 84,6 mengatakan