III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Teluk Waworada Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Pengambilan data dilakukan di perairan teluk Waworada, dengan
10 sepuluh pengamatan pada penelitian pendahuluan dan 5 lima stasiun pengamatan pada penelitian utama dengan jarak antar stasiun ± 4 km dan jarak ±
1 km dari garis pantai ke arah laut. Sedangkan jarak titik sampling ± 0.5 km. Penelitian lapangan untuk pengumpulan data primer dilakukan selama 3 tiga
bulan yaitu pada bulan Maret sd bulan Mei 2007.
Gambar : 3. Peta Lokasi Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei yang
dirancang berdasarkan SIG System Information Geografics. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan teknik acak sederhana Simple random sampling
Clark dan Hosking, 1986; Morain, 1999 adalah merupakan teknik yang digunakan untuk penentuan titik pengamatan dengan jarak 0.5 km. Menurut Hadi
2005, bahwa penentuan titik pengambilan sampel air muara atau air laut pada kedalaman tertentu didasarkan pada perbedaan suhu dan salinitas. Untuk daerah
pantai atau pelabuhan dengan kedalaman kurang dari 5 meter, titik
pengambilannya adalah pada satu meter di bawah permukaan, bagian tengah, dan 0,5 meter di atas dasar laut Hutagalung, 1997. Pengambilan sampel kualitas air
dilakukan pada pukul 08.00 – 17.00 WITA. Pengamatan parameter fisika dan kimia perairan pada penelitian pendahuluan meliputi suhu, salinitas, pH,
kedalaman, kecerahan dan arus dilakukan di 30 titik pengamatan. Parameter fisika, kimia dan biologi pada penelitian utama meliputi DO, pH, nitrat, fosfat,
COD, Pb, suhu, kedalaman, kecerahan, salinitas, arus dan hama diukur di 15 titik pengamatan. Sedangkan rumput laut untuk ditimbang berat panen dan kandungan
karaginan yang dianalisa di laboratorium diambil di 5 lima stasiun pada 15 titik secara acak.
3.2. Penelitian Pendahuluan
Sebelum penelitian inti dilakukan survei pendahuluan lebih dahulu dengan melakukan survei langsung ke lapangan. Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan
untuk menentukan stasiun pengamatan sesuai dengan keseragaman karakteristik
biofisik perairan yaitu keterlindunganketidakterlindungan dari ombak, kuat lemahnya arus, kedalaman, kecerahan dan habitat yang berbeda berkarang,
karang campur pasir dan pasir. Selain faktor internal di atas juga dilakukan pengamatan terhadap faktor eksternal yang diperkirakan akan berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan perairan seperti adanya pengaruh sungai, pertambakan dan aktivitas pemukiman dan pelabuhan perikanan.
Gambar : 4. Peta Lokasi dan Stasiun Pengamatan Penelitian Pendahuluan
Hasil pengamatan pendahuluan menunjukan bahwa teluk Waworada sangat terlindung dari ombak, karena di mulut teluk Waworada terdapat lekukan-
lekukan garis pantai dan luas mulut teluk Waworada lebih kecil dibandingkan dengan luasan teluknya sehingga mampu mengurangi arus deras dan gelombang
besar yang datang dari Samudra Hindia. Hasil pengamatan parameter fisika dan kimia di 10 sepuluh stasiun pengamatan Gambar 4 yang tersebar di teluk
Waworada yang meliputi kecepatan arus berkisar antara 0,15 – 0,35 mdtk standar deviasi 0.01 – 0.03 mdtk, suhu berkisar antara 28 - 32ºC standar
deviasi 0.58 – 1.00 °C, pH berkisar antara 7 – 9 standar deviasi 0.58 – 1.00, dan salinitas berkisar antara 32 – 36 ppt standar deviasi 0.58 – 1.00 ppt. Namun
kedalaman dan kecerahan di masing-masing stasiun pengamatan sedikit berbeda yaitu berkisar antara 2 - 24 m standar deviasi 1.50 – 3.61 m dan kecerahan
berkisar antara 1 – 7 m standar deviasi 0.58 – 1.15 m. Demikian juga habitat perairan seperti berkarang, berkarang campur pasir, dan berlumpur di 10 sepuluh
stasiun atau 30 tiga puluh titik pengamatan yang juga hampir sama Tabel 7.
Tabel 7. Parameter Fisika dan Kimia Perairan Teluk Waworada Kabupaten Bima
Stasiun Arus
mdtk Suhu
°C pH Salinitas
ppt Kedalaman
m Kecerahan
m
I 0.18 ±
0.03 29.67 ±
0.58 8.00 ±
1.00 32.67 ±
0.58 3.33 ±
1.50 1.33±
0.58 II 0.20
± 0.01
30.67 ± 0.58
8.67 ± 0.58
34.00 ± 1.00
4.67 ± 1.53
2.67 ± 1.15
III 0.35 ±
0.01 31.00 ±
1.00 8.67 ±
0.58 34.67 ±
0.58 5.33 ±
1.15 3.67 ±
0.58 IV 0.34
± 0.01
29.67 ± 0.58
8.33 ± 0.58
34.67 ± 0.58
9.67 ± 2.52
5.33 ± 0.58
V 0.34 ±
0.01 30.67 ±
0.58 8.33 ±
0.58 34.33 ±
0.58 13.33 ±
1.53 5.67 ±
0.58 VI 0.18
± 0.01
29.67 ± 0.58
8.00 ± 1.00
32.67 ± 0.58
21.33 ± 1.53
7.00 ± 0.00
VII 0.20 ±
0.01 29.67 ±
0.58 8.67 ±
0.58 32.67 ±
0.58 20.67 ±
3.06 7.00 ±
0.00 VIII 0.35
± 0.01
30.00 ± 1.00
8.67 ± 0.58
34.67 ± 0.58
4.00 ± 1.00
3.67 ± 0.58
IX 0.35 ±
0.01 30.33 ±
0.58 8.33 ±
0.58 35.00 ±
1.00 5.00 ±
1.00 5.00 ±
1.00 X 0.35
± 0.01
29.33 ± 0.58
8.67 ± 0.58
34.67 ± 0.58
8.00 ± 3.61
6.67 ± 0.58
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2007
Dari pengamatan tersebut dapat diambil suatu gambaran bahwa teluk Waworada termasuk tipe teluk yang terlindung dari ombak dan arus yang deras,
dengan parameter fisika dan kimia meliputi suhu, kecepatan arus, salinitas dan pH perairan di stasiun pengamatan yang homogen. Namun kedalaman dan kecerahan
di masing-masing stasiun pengamatan heterogen. Habitat perairan yang bertipe berkarang, berkarang campur pasir, dan berlumpur di seluruh stasiun pengamatan
juga masih tergolong homogen. Mengingat kondisi fisika dan kimia perairan teluk Waworada yang homogen, maka dalam penentuan stasiun pengamatan dilakukan
pengamatan terhadap faktor eksternal yang sekiranya dapat mempengaruhi kondisi biofisik teluk Waworada yaitu meliputi 5 lima kelompok, yaitu :
1. Kelompok satu St1 adanya pengaruh sungai yang membawa limpasan air
tawar yang akan mempengaruhi kondisi fisika dan kimia perairan seperti suhu, salinitas dan pH.
2. Kelompok dua St2 adanya tambak akan mempengaruhi kondisi perairan
karena limpasan sisa air tambak yang banyak membawa partikel organik kimia yang dapat mempengaruhi kandungan kimia perairan.
3. Kelompok tiga St3 adanya aktivitas manusia seperti pemukiman yang dapat
menghasilkan limbah sehingga menurunkan kualitas perairan. 4.
Kelompok empat St4 adanya aktivitas manusia seperti pelabuhan yang dapat menghasilkan limbah cair seperti minyak juga dapat menurunkan kualitas
perairan. 5.
Kelompok lima St5 adalah titik yang mewakili daerah dengan kegiatan yang minim ataupun tidak ada kegiatan sama sekali.
Sehingga penentuan stasiun pengamatan pada penelitian ini yang hanya meliputi 5 lima stasiun pengamatan dan 15 lima belas titik sampling yang
letaknya berderet di bagian utara teluk dianggap cukup mewakili keseluruhan perairan teluk Waworada Kabupaten Bima Gambar 5. Dalam kegiatan
penentuan stasiun pengamatan ini juga dibantu dengan alat GPS Global Positioning System
.
Gambar : 5. Peta Lokasi dan Stasiun Pengamatan Penelitian Utama
3.3. Penelitian Utama Pengumpulan Data Primer