Menurut Notoadmodjo 2012, pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :
1 Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnyatermasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2 Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3 Analisa analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
4 Sintesis Synthesis Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 5 Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
6 Aplikasi aplication Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi realsebenarnya.
2.6.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi terbentuknya Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan sebagai berikut :
1 Faktor Internal a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan
perubahan persepsi kebiasaan masyarakat. Pembentukan sikap seseorang juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang
maka semakin baik pula sikap seseorang dalam menghadapi masalah. b. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam 2003, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
c. Usia Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam 2003, usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock 1998 yang dikutip oleh Nursalam 2003 semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2 Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam 2003 lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2.6.3 Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi,materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden Notoatmodjo, 2012.Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan skala Guttman nilai 1 jika memilih jawaban benar, nilai 0 jika memilih jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan Hidayat, 2009.
2.7 Sikap
2.7.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulasi atau objek Notoatmodjo, 2012. Sikap adalah kesediaan diri
seorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sifat positif tidak membahayakan dalam kehidupan
masyarakat, sifat negatif menghambat, menciptakan garis pemisah antara indivudu merupakan penghalang dalam mengadakan interaksiWahyuningsih,
2009.
2.7.2 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, Menurut Notoatmodjo 2012 Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yakni sebagai berikut :
1 Menerimareceiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek 2 Merespon responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3 Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain tetangga, saudaranya, dsb untuk
menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4 Bertanggung Jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua
atau orang tuanya sendiri.
2.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Wawan 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara
lain sebagai berikut :
1 Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional. 2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut .
3 Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4 Media Massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5 Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6 Faktor Emosional Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
2.7.4 Cara Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan bagaimana pendapat
responden Notoadmodjo, 2012. Pengukuran Sikap menggunakan skala likert, yakni berupa sikap positif
favorable dan sikap negatif unfavorable serata pada pernyataan menggunakan alternatif jawaban : Sangat SetujuSS, Setuju S,Tidak Setuju TS, Sangat Tidak
SetujuSTS Hidayat, 2009.
2.8 Tindakan
2.8.1 Praktik atau Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan
faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
Notoatmodjo, 2007.
Robert Kwick 1974 yang dikutip dalam Wawan 2011 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek
dengan cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
2.8.2 Tingkat- tingkat Praktik
Seperti halnya dengan pengetahuan dan sikap, praktik atau tindakan Practice menurut Notoadmodjo 2007 ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu
sebagai berikut :
a. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil merupakan pratik tingkat pertama. b. Respon Terpimpin Guided Respons
Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme Mecanism Apaila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga
d. Adaptasi adaptation Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tersebut.
2.8.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan
Menurut teori Laurence Green dalam Notoatmodjo 2012 ada 3 sebagai berikut :
a. Faktor-faktor predisposisi predisposing faktors Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai
dan sebagainya b. Faktor-faktor pendukung enabling factors
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas- fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat
kontrasepsi, jamban dan sebagainya c. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.8.4 Pengukuran Perilaku atau Tindakan
Pengukuran perilaku atau tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall.Pengukuran juga dapat diukur secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Pengukuran praktik overt behavior juga dapat diukur dari hasil perilaku tersebut Notoadmodjo, 2012.
2.9 Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini, kerangka konsep menerangkan tentang hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda
bahaya kehamilan.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Tindakan Ibu Hamil tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas Medan Deli
Tahun 2014
Variabel Independen Variabel Dependen
1. 1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang
deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan
Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda
Bahaya Kehamilan Sikap Ibu Hamil tentang
deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan
2.10 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil dalam
deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan 2. Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil
dalam deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei yang mengunakan deskriptif analitik dengan desaincross-sectional study yaitu
suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali
pengamatan selama penelitian. Alasan memakai desain cross-sectional study karena ingin mengukur variabel-variabelnya dalam waktu yang
bersamaan.Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya
kehamilan. 3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan dalam Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai dari studi pendahuluan sampai dengan penelitian pada bulan agustus 2014 sampai januari 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti Notoatmodjo, 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang
33