Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan Deteksi Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan

Hasil penelitian ini juga dipertegas dengan teori yang dikemukakan Notoatmodjo 2010 yang menyatakan banyaknya pengetahuan kurang baik disebabkan oleh berbagai faktor yaitu pendidikan dan kurangnya informasi yang didapat responden sehingga pengetahuan sangat berdampak terhadap seseorang dalam bertindak. Menurut Notoatmodjo 2010 menyatakan pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi kebiasaan masyarakat termasuk didalamnya dalam bertindak. Pembentukan sikap seseorang juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin baik pula sikap seseorang dalam menghadapi masalah. Pengetahuan mempunyai keeratan hubungan dengan tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan, artinya semakin baik pengetahuan ibu maka kecenderungan ibu untuk melakukan tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian peneliti yaitu p=0,001, p0,05 artinya ada hubungan pengetahuan dengan tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan ibu merupakan salah satu indikator dari perilaku kesehatan untuk melakukan tindakan Notoatmodjo, 2010.

5.5 Hubungan SikapResponden dengan Tindakan Deteksi Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas dengan responden sikap kurang baik yang tidak melakukan deteksi sebanyak 26 responden 86,7 dan minoritas dengan responden dengan sikap baik yang tidak melakukan deteksi sebanyak 1 responden 6,7. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap kurang baik untuk tidak melakukan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan dan sebagian kecil yaitu responden yang mempunyai sikap baik untuk tidak melakukan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sumarni 2013 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden juga mempunyai sikap kurang baik untuk tidak melakukan tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas terhadap perilaku ANC dan ada sebagian kecil yang mempunyai sikap kurang baik untuk tidak melakukan tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas terhadap perilaku ANC. Namun hasil penelitian berdasarkan uji fisher exact edini menunjukkan tidak adanya hubungan antara p=0,0620,05 maka Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara sikap ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas terhadap ANC. Sedangkan hasil analisis uji statistik pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara sikap dengan tindakan deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,001. Konsep sikap yang disebutkan Notoatmodjo 2010 terdiri dari 4 tingkatan dimana setiap tingkatan merupakan tahapan yang menunjukkan kualitas dari kemampuan seseorang dalam memandang permasalahan secara luas. Tingkatan pertama dari konsep sikap adalah tahap “menerima” tahap ini diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. Apabila ibu hamil menerima stimulus yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan baik maka kemampuan pasien tersebut untuk menentukan sikap yang benar akan baik tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Tingkat kedua dari konsep sikap adalah “merespon” pada tahap ini dapat diartikan kemampuan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dalam mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan. Pada pelaksanaannya pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil yang mengalami komplikasi. Tahap merespon ini dapat dinyatakan sebagai kemampuan ibu hamil dalam melaksanakan dan mengambil tindakan yang tepat yang diperlukan sehubungan dengan pelayanan kehamilan dan penanganan komplikasi. Tingkat ketiga konsep sikap adalah “menghargai” tahapan ini dapat diartikan kemampuan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Berdasarkan pengertian menghargai, bila dihubungkan dengan ibu hamil dimana pada tahap ini ibu hamil memiliki

Dokumen yang terkait

LEMBARAN KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015

0 0 78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

0 1 25

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009

0 0 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya pada Kehamilan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UN

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN

0 0 12

1 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

0 0 64

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA TAHUN 2012

0 0 93

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DALAM MEMANFATAANKAN BUKU KIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR

0 0 17