Gambaran Tindakan Responden Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 No Pertanyaan Melakukan Tidak Melakukan f f 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Deteksi dini tanda bahaya kehamilan dengan cara pemeriksaan kehamilan Deteksi dini sebanyak 4x Deteksi dini sebayak 1 x pada kehamilan muda Deteksi dini sebanyak 1x pada trimester II Deteksi dini sebanyak 2x pada trimester III Melakukan pemeriksaan kehamilan jika terjadi mual muntah berlebihan Melakukan pemeriksaan jika bayi tidak bergerak Melakukan pemeriksaan jika terjadi perdarahan Melakukan pemeriksaan jika keluar air ketuban sebelum waktunya Memeriksakan kehamilannya kepada dukun bayi dibanding tenaga kesehatan 42 6 16 26 24 34 28 35 35 41 68,9 9,8 26,2 42,6 39,3 55,7 45,9 57,4 57,4 67,2 19 55 45 35 37 27 33 26 26 20 31,1 90,2 73,8 57,4 60,7 44,3 54,1 42,6 42,6 32,8 Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 Adapun diperoleh tindakan responden tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan dari 15 pertanyaan yaitu mayoritas tindakan responden mayoritas yang melakukan deteksi dini tanda bahaya kehamilan dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan dengan jumlah 42 orang 68,9 dan yang tidak melakukan dengan jumlah 19 orang 31,1. Tindakan yang melakukan deteksi dini sebanyak 4x mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 55 orang 90,2 dan yang melakukan dengan jumlah 6 orang 9,8. Tindakan deteksi dini sebanyak 1x pada kehamilan muda mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 45 orang 73,8 dan minoritas melakukan dengan jumlah 16 orang 26,2. Tindakan deteksi dini sebanyak 1x pada trimester II mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 35 orang 57,4 dan minoritas dengan jumlah 26 orang 42,6. Tindakan deteksi dini sebanyak 2x pada trimester III mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 37 orang 60,7 dan minoritas yang melakukan dengan jumlah 24 orang 39,3. Tindakan melakukan pemeriksaaan kehamilan jika mual muntah mayoritas melakukan dengan jumlah 34 orang 55,7 dan yang tidak melakukan dengan jumlah 27 orang 44,3. Tindakan melakukan pemeriksaan jika bayi tidak bergerak mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 33 orang 54,1 dan minoritas yang melakukan dengan jumlah 28 orang 45,9. Tindakan melakukan pemeriksaan jika terjadi perdarahan mayoritas melakukan dengan jumlah 35 orang 57,4 dan minoritas tidak melakukan dengan jumlah 26 orang 42,6. Tindakan melakukan pemeriksaan jika terjadi keluarnya air ketuban sebelum waktunya mayoritas melakukan dengan jumlah 35 orang 57,4 dan minoritas tidak melakukan dengan jumlah 26 orang 42,6. Tindakan untuk lebih memilih melakukan pemeriksaan kehamilannya kepada dukun bayi dibanding tenaga kesehatan mayoritas melakukan dengan jumlah 41 orang 67,2 dan minoritas tidak melakukan dengan jumlah 20 orang 32,8. 4.3Analisis Bivariat Pada analisa bivariat ini dilakukan untuk menghubungkan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada tabel silang dan disertakan nilai dari uji chi-square. Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan karakteristik responden yang terdiri dari karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, suku, paritas, dan usia kehamilan, dengan variabel pengetahuan, sikap dan tindakan. Selanjutnya analisis ini juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen pengetahuan dan sikap dan variabel dependen tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square dan tingkat kemakn aan α = 0,05. 4.3.1Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya kehamilan Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan ada atau tidak adanya hubungan antara karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, suku, paritas dan usia kehamilan dengan pengetahuan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Responden tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Karakteristik Responden Pengetahuan Responden Total Hasil statistik Baik Cukup Baik Kurang Baik f f F f Umur 20 tahun 20-35 tahun 35 tahun 5 1 9 23,8 7,7 3,3 3 5 8 14,3 38,5 29,6 13 7 10 61,9 53,8 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=5.911 p=0,207 Pendidikan SD SMP SMA 6 1 8 42,9 4,2 34,8 1 8 7 7, 1 33,3 30,4 7 15 8 50,0 62,5 34,8 14 24 23 100,0 100,0 100,0 x²=12,406 p=0,012 Pekerjaan Wiraswasta K.Pabrik IRT 5 2 8 50,0 12,5 22,9 1 4 11 10,0 25,0 31,4 4 10 16 40,0 62,5 45,7 10 16 35 100,0 100,0 100,0 x²=5,145 p=0,275 Suku Melayu Batak Jawa Lainnya 2 10 2 1 12,5 43,5 20,0 8,3 4 6 5 1 25,0 26,1 50,0 8,3 10 7 3 10 62,5 30,4 30,0 83,3 16 23 10 12 100,0 100,0 100,0 100,0 x²=13,557 p=0,026 Paritas Primigravida Skundigravida Multigravida 5 1 9 23,8 7,7 33,3 3 5 8 14,3 38,5 29,6 13 7 10 61,9 53,8 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=5,911 p=0,207 Usia Kehamilan 27-32 minggu 33-36 minggu 36 minggu 7 3 5 30,4 14,3 29,4 7 4 5 30,4 19,0 29,4 9 14 7 39,1 66,7 41,2 23 21 17 100,0 100,0 100,0 x²=4,008 p=0,410 Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 yaitu pengetahuan responden berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan kelompok umur 20 tahun mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 13 orang 61,9 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 3 orang 14,3. Kelompok umur 20-35 tahun mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 7 orang 53,8 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 1 orang 7,7. Kelompok umur 35 tahun mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 10 orang 37 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 8 orang 29,6. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,207 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara umur responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pendidikan yaitu SD mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 7 orang 50,0 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 1 orang 7,1. Pendidikan SMP mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 15 orang 62,5 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 1 orang 4,2. Pendidikan SMA mayoritas yang pengetahuan kurang baik dan baik dengan jumlah 8 orang 34,8 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 7 orang 30,4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p= 0,012 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pekerjaan yaitu wiraswasta mayoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 5 orang 50 dan minoritas mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 4 orang 40,0. Karyawan pabrik mayoritas mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 10 orang 62,5 dan minoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 2 orang 12,5. Ibu Rumah Tangga IRT mayoritas mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 16 orang 45,7 dan minoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 8 orang 22,9. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,275 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan suku yaitu melayu mayoritas mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 10 orang 62,5 dan minoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 2 orang 12,5. Batak mayoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 10 orang 43,5 dan minoritas pengetahuan cukup baik dengan jumlah 6 orang 26,1. Jawa mayoritas mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 5 orang 50,0 dan minoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 2 orang 20,0. Lainnya mayoritas mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 10 orang 83,3 dan minoritas mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 1 orang 8,3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p= 0,026 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara suku bangsa dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan jumlah kelahiran paritas yaitu primigravida mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 13 orang 61,9 dan minoritas mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 3 orang 14,3. Skundigravida mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 7 orang 53,8 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 1 orang 7,7. Multigravida mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 10 orang 37,0 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan cukup baik dengan jumlah 8 orang 29,6. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,207 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara jumlah kelahiran paritas responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan usia kehamilan yaitu 27-32 minggu mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 9 orang 39,1 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup baik dengan jumlah 7 orang 30,4. 33-36 minggu mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 14 orang 66,7 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dengan jumlah 3 orang 14,3. 36 minggu mayoritas yang mempunyai pengetahuan kurang baik dengan jumlah 7 orang 41,2 dan minoritas yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup baik dengan jumlah 5 orang 29,4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,410 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara usia kehamilan responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. 4.3.2Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Hasil analisis statistik chi-square menunukkan ada atau tidak adanya hubungan antara karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, suku, paritas dan usia kehamilan dengan sikap responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 4.9 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Karakteristik Responden Sikap Responden Total Hasil statistik Baik Cukup Baik Kurang Baik f f f f Umur 20 tahun 20-35 tahun 35 tahun 5 1 9 23,8 7,7 3,3 3 5 8 14,3 38,5 29,6 13 7 10 61,9 53,8 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=5.911 p=0,207 Pendidikan SD SMP SMA 6 1 8 42,9 4,2 34,8 1 8 7 7, 1 33,3 30,4 7 15 8 50,0 62,5 34,8 14 24 23 100,0 100,0 100,0 x²=12,406 p=0,012 Pekerjaan Wiraswasta K.Pabrik IRT 5 2 8 50,0 12,5 22,9 1 4 11 10,0 25,0 31,4 4 10 16 40,0 62,5 45,7 10 16 35 100,0 100,0 100,0 x²=5,145 p=0,275 Suku Melayu Batak Jawa Lainnya 2 10 2 1 12,5 43,5 20,0 8,3 4 6 5 1 25,0 26,1 50,0 8,3 10 7 3 10 62,5 30,4 30,0 83,3 16 23 10 12 100,0 100,0 100,0 100,0 x²=13,557 p=0,026 Paritas Primigravida Skundigravida Multigravida 5 1 9 23,8 7,7 33,3 3 5 8 14,3 38,5 29,6 13 7 10 61,9 53,8 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=5,911 p=0,207 Usia Kehamilan 27-32 minggu 33-36 minggu 36 minggu 7 3 5 30,4 14,3 29,4 7 4 5 30,4 19,0 29,4 9 14 7 39,1 66,7 41,2 23 21 17 100,0 100,0 100,0 x²=4,008 p=0,410 Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 yaitu sikap responden berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan kelompok umur 20 tahun mayoritas responden yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 13 orang 61,9 dan minoritas yang mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 3 orang 14,3. Kelompok umur 20-35 tahun mayoritas responden yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 7 orang 53,8 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dengan jumlah 1 orang 7,7. Kelompok umur 35 tahun mayoritas responden yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 10 orang 37 dan minoritas yang mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 8 orang 29,6. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,207 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara umur responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pendidikan yaitu SD mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 7 orang 50,0 dan minoritas yang mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 1 orang 7,1. Pendidikan SMP mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 15 orang 62,5 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dengan jumlah 1 orang 4,2. Pendidikan SMA mayoritas yang sikap kurang baik dan baik dengan jumlah 8 orang 34,8 dan minoritas yang mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 7 orang 30,4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p= 0,012 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pekerjaan yaitu wiraswasta mayoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 5 orang 50 dan minoritas mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 4 orang 40,0. Karyawan pabrik mayoritas mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 10 orang 62,5 dan minoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 2 orang 12,5. Ibu Rumah Tangga IRT mayoritas mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 16 orang 45,7 dan minoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 8 orang 22,9. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,275 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan suku yaitu melayu mayoritas mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 10 orang 62,5 dan minoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 2 orang 12,5. Batak mayoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 10 orang 43,5 dan minoritas sikap cukup baik dengan jumlah 6 orang 26,1. Jawa mayoritas mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 5 orang 50,0 dan minoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 2 orang 20,0. Lainnya mayoritas mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 10 orang 83,3 dan minoritas mempunyai sikap baik dengan jumlah 1 orang 8,3. Hasil uji statistik menujukkan bahwa p= 0,026 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara suku bangsa dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan jumlah kelahiran paritas yaitu primigravida mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 13 orang 61,9 dan minoritas mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 3 orang 14,3. Skundigravida mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 7 orang 53,8 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dengan jumlah 1 orang 7,7. Multigravida mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 10 orang 37,0 dan minoritas yang mempunyai sikap cukup baik dengan jumlah 8 orang 29,6. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,207 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara jumlah kelahiran paritas responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan usia kehamilan yaitu 27-32 minggu mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 9 orang 39,1 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dan cukup baik dengan jumlah 7 orang 30,4. 33- 36 minggu mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 14 orang 66,7 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dengan jumlah 3 orang 14,3. 36 minggu mayoritas yang mempunyai sikap kurang baik dengan jumlah 7 orang 41,2 dan minoritas yang mempunyai sikap baik dan cukup baik dengan jumlah 5 orang 29,4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,410 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara usia kehamilan responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. 4.3.3Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Hasil analisis statistik chi-square menunukkan ada atau tidak adanya hubungan antara karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, suku, paritas dan usia kehamilan dengan tindakan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 yaitu berdasarkan kelompok umur 20 tahun yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 9 orang 42,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 12 orang 57,1. Kelompok umur 20-35 tahun yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 2 orang 15,4 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 11 orang 84,6. Kelompok umur 35 tahun yang melakukan deteksi dini dengan Karakteristik Responden Tindakan Responden Total Hasil statistik Melakukan Tidak Melakukan F F f Umur 20 tahun 20-35 tahun 35 tahun 9 2 17 42,9 15,4 63,0 12 11 10 57,1 84,6 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=8,119 p=0,017 Pendidikan SD SMP SMA 6 5 17 42,9 20,8 73,9 8 19 6 57,1 79,2 26,1 14 24 23 100,0 100,0 100,0 x²=13,393 p=0,001 Pekerjaan Wiraswasta K.Pabrik IRT 6 4 18 60,0 25,0 51,4 4 12 17 40,0 75,0 48,6 10 16 35 100,0 100,0 100,0 x²=4,046 p=0,132 Suku Melayu Batak Jawa Lainnya 6 14 5 3 37,5 60,9 50,0 25,0 10 9 5 9 62,5 39,1 50,0 75,0 16 23 10 12 100,0 100,0 100,0 100,0 x²=4,709 p=0,255 Paritas Primigravida Skundigravida Multigravida 9 2 17 42,9 15,4 63,0 12 11 10 57,1 84,6 37,0 21 13 27 100,0 100,0 100,0 x²=8,119 p=0,018 Usia Kehamilan 27-32 minggu 33-36 minggu 36 minggu 11 8 9 47,8 38,1 52,9 12 13 8 52,2 61,9 47,1 23 21 17 100,0 100,0 100,0 x²=0,889 p=0,653 jumlah 17 orang 63,0 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 10 orang 37. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,017 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara usia responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pendidikan, pendidikan SD yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 6 orang 42,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 8 orang 57,1. Pendidikan SMP yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 5 orang 20,8 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 19 orang 79,2. Pendidikan SMA yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 17 orang 73,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 6 orang 26,1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,001 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara pendidikan responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan pekerjaan, Pekerjaan Wiraswasta yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 6 orang 60,0 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 4 orang 40,0. Pekerjaan Karyawan Pabrik yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 4 orang 25,0 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 12 orang 75,0. Pekerjaan IRT Ibu Rumah Tangga yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 18 orang 51,4 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 17 orang 48,6. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,132 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan Suku bangsa responden, Melayu yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 6 orang 37,5 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 10 orang 62,5. Suku Batak yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 14 orang 60,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 9 orang 39,1. Suku Jawa yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 5 orang 50,0 dan 5 yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 5 orang 50,0. Suku lainnya yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 3 orang 25,0 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 9 orang 75,0. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,255 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara suku bangsa responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan Paritas, Primigravida yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 9 orang 42,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 12 orang 57,1. Paritas Skundigravida yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 2 orang 15,4 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 11 orang 84,6. Paritas Multigravida yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 17 orang 63,0 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 10 orang 37,0. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,018 p0,05 dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara jumlah kelahiran paritas responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan Usia kehamilan, Usia kehamilan 27-32 minggu yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 11 orang 47,8 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 12 orang 52,2. Usia Kehamilan 33-36 minggu yang melakukan tindakan deteksi dini dengan jumlah 8 orang 38,1 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 13 orang 61,9. Usia Kehamilan 36 minggu yang melakukan deteksi dini dengan jumlah 9 orang 52,9 dan yang tidak melakukan deteksi dini dengan jumlah 8 orang 47,1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,653 p0,05 dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara usia kehamilan responden dengan tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Pengetahuan Responden Tindakan Deteksi Dini Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan Melakukan Tidak Melakukan f f Total Hasil Statistik Baik 14 93,3 1 6,7 15 100,0 x²=28,179 p=0,001 Cukup Baik 10 62,5 6 37,5 16 100,0 Kurang Baik 4 13,3 26 86,7 30 100,0 Total 28 45,9 33 54,1 61 100,0 Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa dari 61 ibu hamil trimester III yang mempunyai Pengetahuan baik sebanyak 14 orang 93,3 yang melakukan tindakan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 1 orang 6,7 yang tidak melakukan deteksi. Pengetahuan Cukup Baik sebanyak 10 orang 62,5 yang melakukan tindakan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 6 orang 37,5 yang tidak melakukan deteksi. Pengetahuan Kurang Baik sebanyak 4 orang 13,3 yang melakukan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 26 orang 86,7 yang tidak melakukan deteksi dini. Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan tindakan terhadap deteksi dini tanda – tanda bahaya kehamilan dengan taraf signifikan p = 0,001. Tabel 4.12 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Deteksi Dini Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan Sikap Responden Tindakan Deteksi Dini Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan Melakukan Tidak Melakukan f f Total Hasil statistik Baik 14 93,3 1 6,7 15 100,0 x²=28,189 p=0,001 Cukup Baik 10 62,5 6 37,5 16 100,0 Kurang Baik 4 13,3 26 86,7 30 100,0 Total 28 45,9 33 54,1 61 100,0 Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa dari 61 ibu hamil trimester III yang mempunyai Sikap baik sebanyak 14 orang 93,3 yang melakukan tindakan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 1 orang 6,7 yang tidak melakukan deteksi. Sikap Cukup Baik sebanyak 10 orang 62,5 yang melakukan tindakan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 6 orang 37,5 yang tidak melakukan deteksi. Sikap Kurang Baik sebanyak 4 orang 13,3 yang melakukan deteksi dini tanda - tanda bahaya kehamilan dan 26 orang 86,7 yang tidak melakukan deteksi dini. Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara variabel sikap dengan tindakan ibu hamil trimester III terhadap deteksi dini tanda – tanda bahaya kehamilan dengan taraf signifikan p = 0,001. BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui distribusi frekuensi dan hubungan karakteristik. Adapun karakteristik atau variabel dalam peneltian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, paritas, usia kehamilan, pengetahuan dan sikap terhadap tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik umur dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas kelompok umur 35 tahun sebanyak 27 responden 44,3 dan minoritas kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 13 responden 21,3. Berdasarkan analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara umur responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan. Adapun hasil uji statistik dapat dilihat pada hasil uji Chi-Square dengan p=0,207. 72 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Astuti, 2011, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Tingkat Pengetahuan tentang Tanda- Tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen yang menyatakan adanya hubungan antara umur dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Hal ini juga dipertegas sesuai dengan teori Ahmadi, 2010 yang menyatakan bahwa umur seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan tetapi pada umur-umur tertentu. Umur juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi memori daya ingat seseorang. Menurut Notoatmodjo 2010 bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang ingatanya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan lebih mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pendidikan dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas pendidikan SMP sebanyak 24 responden 39,3 dan minoritas pendidikan pendidikan SD sebanyak 14 responden 23,0. Hasil analisis uji statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,012. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi. Hal ini diperkuat dengan teori Notoadmodjo 2010 yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya. Pendidikan memengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pekerjaan dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas pekerjaan IRT sebanyak 35 responden 57,4 dan minoritas pekerjaan wiraswasta sebanyak 10 responden 16,4. Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan responden dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,275. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo 2010 yang menyatakan bahwa jenis pekerjaan juga mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan seseorang karena banyak pekerjaan memungkinkan seseorang berinterkasi dengan orang banyak yang memungkinkan pertukaran informasi. Pada penelitian ini terlihat bahwa tidak selamanya responden yang tidak bekerja mempunyai pengetahuan baik. Hal ini disebabkan oleh Sumber Daya Manusia yang dimiliki baik itu dari pengalaman, media massa dan lingkungan. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik suku bangsa dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas suku batak sebanyak 23 responden 37,7 dan minoritas suku jawa sebanyak 10 responden 16,4. Hasil analisis uji statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara Suku Bangsa dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,026. Berdasarkan pemantauan dari lapangan dan teori yang ada menunjukkan ibu memiliki suku yang bersifat positif dalam kehamilan. Peranan suku bangsa masih memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat sehingga memberikan dampak yang positif dalam mengetahui mendeteksi dini terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik paritas dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas paritas multigravida sebanyak 27 responden 44,3 dan minoritas paritas skundigravida sebanyak 13 responden 21,3. Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara paritas dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,207. Menurut Prawirohardjo 2008, ibu yang melahirkan terlalu sering atau lebih dari 4 kali akan meningkatkan terjadinya kematian ibu akibat perdarahan, infeksi, mola dan partus pretem dan risiko yang sangat tinggi dimana akan menyebabkan tingginya Angka Kematian Ibu AKI. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti beramsumsi bahwa ibu yang berparitas 3-4 atau 4 berpengetahuan baik tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Hal ini mungkin disebabkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan seperti umur, pendidikan dan sumber informasi. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan teori Notoadmodjo bahwa responden yang mempunyai anak lebih dari 2 orang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang memiliki 1-2 orang anak. Hal ini dikarenakan responden yang memiliki anak 2 orang mempunyai pengalaman yang lebih banyak bila dibandingkan dengan responden yang hanya memiliki 1-2 orang saja. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik usia kehamilan yang diperoleh dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas usia kehamilan 27- 32 minggu sebanyak 23 responden 37,7 dan minoritas usia kehamilan 36 minggu sebanyak 17 responden 27,9. Berdasarkan hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia kehamilan dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,410. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa usia kehamilan tidak mempunyai hubungan terhadap pengetahuan seseorang dalam deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tigor di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara usia kehamilan dengan pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

5.2 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik umur dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas kelompok umur 35 tahun sebanyak 27 responden 44,3 dan minoritas kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 13 responden 21,3. Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara umur responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan. Adapun hasil uji statistik dapat dilihat pada hasil uji Chi-Square dengan p=0,207. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Notoadmodjo 2010 yang menyatakan bahwa umur seseorang sangat mempengaruhi terjadinya sikap yang positif dan negatif. Umur merupakan salah satu variabel dari model demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis yang berbeda, umur ibu sangat mempengaruhi bagaimana ibu hamil mengambil sikap untuk sesuatu hal. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bersikap lebih baik Notoatmodjo, 2010. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pendidikan dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas pendidikan SMP sebanyak 24 responden 39,3 dan minoritas pendidikan pendidikan SD sebanyak 14 responden 23,0. Hasil analisis uji statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan responden dengan sikap tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan dimana p=0,012. Dari hasil penelitian ini berarti pendidikan yang dimiliki responden dalam katagorik rendah berhubungan dengan pembentukkan sikap yang negatif terhadap deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Pada faktor pembentukkan sikap yang dikatakan oleh Azwar 2007 dijelaskan bahwa sikap dapat dibentuk oleh beberapa faktor seperti pengalaman pribadi, pendidikan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi antara pengetahuan dengan pembentukan sikap responden. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pekerjaan dari 61 responden yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas pekerjaan IRT sebanyak 35 responden

Dokumen yang terkait

LEMBARAN KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015

0 0 78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

0 1 25

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009

0 0 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya pada Kehamilan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UN

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN

0 0 12

1 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

0 0 64

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA TAHUN 2012

0 0 93

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DALAM MEMANFATAANKAN BUKU KIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR

0 0 17