Latar Belakang Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015
Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat Kemenkes,2010. Pada negara-negara berkembang, kesakitan dan
kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian Ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210
juta kehamilan diseluruh dunia Wahyuningsih, 2009. Menurut data WHO tahun 2013, AKI di Indonesia yang tertinggi di Negara
ASEAN yakni 190 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu AKI di Negara Malaysia 29 per Kelahiran Hidup, Singapura 6 per 100.000 Kelahiran
Hidup, Thailand 26 per Kelahiran Hidup dan Vietnam 49 per Kelahiran Hidup WHO,2013. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2012 AKI
di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah AKI di Indonesia bervariasi yaitu di Provinsi Riau pada tahun 2012 sebanyak 112
per Kelahiran Hidup Dinkes Provinsi Riau, 2012, AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 sebanyak 87 per 100.000 Kelahiran Hidup Dinkes
Provinsi Yogyakarta, 2013, AKI di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 116 per 100.000 Kelahiran Hidup Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013 dan AKI di
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 sebanyak 276 per 100.000 Kelahiran Hidup Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2013.
Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2014 yang terdapat 39 Puskesmas jumlah ibu hamil sebanyak 53.734 jiwa dan terdapat jumlah ibu hamil
yang paling banyak yaitu di Puskesmas Medan Deli sebanyak 3099 orang dimana terdapat jumlah ibu hamil yang risiko tinggi sebanyak 619 orang. AKI di Kota
Medan adalah 9 orang dimana 3 diantaranya terdapat di Puskesmas Medan Deli.
Umur Ibu yang meninggal 20-34 tahun dengan penyebab kematian yaitu perdarahan, preklamsia dan lainnya. Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 39, eklamsia 20, infeksi 7 dan lain-lainnya 33.
Target Millenium Development Goals MDG’s ditahun 2015 untuk Angka Kematian Ibu nasional adalah 102 per 100.000 Kelahiran Hidup Dinkes Provinsi
Yogyakarta, 2013. Pada tahun 1990 WHO sudah meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer MPS, salah satu program MPS adalah menempatkan safe
motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional maupun internasional. Salah satu upaya yang diselenggarakan untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu AKI adalah melalui 4 pilar upaya safe motherhooddengan intervensi yang dilakukan salah satunya adalah mengurangi kemungkinan seorang
perempuan hamil mengalami obstetri dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui
pelayanan antenatal Wahyuningsih, 2009. Tujuan Antenatal Care adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan
kematian maternal dan perinatal. Tujuan khususnya mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
Seperti mendeteksi dan menangani komplikasi preklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, dan lainnya Hani, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian Astuti 2011 mengenai Hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di
Puskesmas Sidiharjo Kabupaten Sragen disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda
bahaya pada kehamilan. Hasil penelitian Kamidah 2013 menunjukkan bahwa 53,3 responden memiliki pengetahuan yang tinggi, dan 63,3 responden
dikatagorikan patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Ada hubungan yang bermakna p 0,05 antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
pemeriksaan kehamilan. Penelitian lainnya yaitu dari hasil penelitian Hasugian 2012 menunjukkan
bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi p = 0,017 dan hubungan bermakna antara pengetahuan dan prilaku
ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi p=0,043. Menurut Syeh 2008 yang dikutip oleh Astuti 2011 menyatakan bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya
pada kehamilan sangat membantu menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat
pelayanan kesehatan sehingga risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Faktor pendidikan merupakan predisposisi dalam perilaku
pengguna sarana kesehatan terhadap penyerapan informasi dan pengetahuan.
Sikap ibu yang positif tentang tanda bahaya akan membentuk perilaku yang positif mencegah terjadinya bahaya dalam kehamilan dan persalinan. Sikap ibu
hamil juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, misalnya pengaruh budaya, lingkungan, orang terdekat dan juga faktor internal pengetahuan dan sikap ibu
hamil Wahyuningsih, 2009. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 25-27 Agustus
di Puskesmas Medan Deli dengan data cakupan K1 Kunjungan Pertama pada bulan Agustus sebasar 62,5, sedangkan cakupan K4 Kunjungan Keempat
hanya 60,3. Pencapain target Standart Pelayanan Minimal SPM bidang kesehatan bahwa cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil adalah 95 pada tahun 2015
namun target SPM tersebut belum tercapai. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas
kesehatan dalam rangka deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah “Apakah ada hubungan
pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda- tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015”.