Kepatuhan Wajib Pajak Pembahasan

Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa penegakan hukum pajak sangat diperlukan dalam kaitannya dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak seperti yang dinyatakan oleh Sucahyo dalam Wulandari 2007. Menurut Sucahyo 2006:220 dalam Wulandari 2007:48 berbagai langkah yang dilakukan Ditjen Pajak untuk mengoptimalisasikan penerimaan pajak tidak akan berhasil bila tidak didukung penegakan hukum yang tegas. Untuk meningkatkan kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakan, maka diperlukan Tax Law Enforcement secara konsisten.

4.3.5 Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan analisa deskripsi data tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan termasuk dalam kategori tinggi. Latar belakang tingginya tingkat kepatuhan membayar PBB di Desa Pagongan, Desa Debong Wetan, dan Desa Pekauman Kulon Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal dapat dianalisa dari jawaban-jawaban responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian yang berhubungan dengan kesadaran, ketaatan, kelancaran, dan ketepatan waktu dapat mengungkap pandangan wajib pajak dalam memahami PBB sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Secara individual wajib pajak di Desa Pagongan, Desa Debong Wetan, dan Desa Pekauman Kulon Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi, hal ini dibuktikan dengan perolehan skor indikator kesadaran pada jawaban sebagian besar responden sebanyak 46,3 sampai dengan 85,4 termasuk dalam kategori sangat tinggi karena sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa membayar pajak bukanlah merupakan hal yang memberatkan masyarakat, sebagian besar responden membayar pajak karena mereka sadar bahwa membayar pajak akan membantu proses pelaksanaan pembangunan. Indikator ketaatan termasuk dalam kategori tinggi karena sebagian besar responden sebanyak 68,0 sampai dengan 79,3 menyatakan setuju bahwa selama membayar pajak wajib pajak berusaha mematuhi peraturan PBB dan apabila terjadi perubahan harta kekayaan tanah dan bangunan yang mereka miliki, wajib pajak selalu melaporkan hal tersebut. Untuk indikator kelancaran termasuk dalam kategori cukup tinggi karena responden sebanyak 39,9 cukup mengalami hambatan atau kendala dalam membayar PBB, namun wajib pajak tetap berusaha membayar pajaknya setiap tahun. Dan untuk indikator ketepatan waktu termasuk dalam kategori sangat tinggi karena wajib pajak membayar pajak segera setelah menerima SPPT dan wajib pajak setuju bahwa mengingat begitu pentingnya peranan PBB bagi pelaksanaan pembangunan hendaklah dalam membayar PBB tepat waktu. Berdasarkan analisa di atas, dapat diketahui bahwa faktor pendapatan, pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, dan penegakan hukum pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Pagongan, Desa Debong Wetan, dan Desa Pekauman Kulon Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal secara signifikan baik secara simultan maupun parsial. Pengaruh pendapatan, pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, dan penegakan hukum pajak tersebut adalah positif yang artinya makin besar pendapatan, pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, dan penegakan hukum pajak maka makin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Nilai Adjust R 2 sebesar 0,376 artinya bahwa besarnya pengaruh pendapatan, pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, dan penegakan hukum pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB di Desa Pagongan, Desa Debong Wetan, dan Desa Pekauman Kulon Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal adalah 37,6 . Sedangkan 62,4 dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak terungkap dalam penelitian ini. BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan