13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pajak
2.1.1 Definisi Pajak
Definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan untuk menjadi bahan perbandingan antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo 2003:1
pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang akan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
2. Menurut Markus 2005:1 pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat
yang berdasarkan undang-undang wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung dari negara,
digunakan untuk keperluan pembiayaan umum pemerintah baik rutin maupun untuk pembangunan dan sebagai alat untuk mengatur kehidupan
sosial ekonomi masyarakat. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah : a.
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c. Pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah
d. Berfungsi sebagai budgeter dan regulerend.
2.1.2 Fungsi Pajak
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, terlihat adanya dua fungsi pajak menurut Waluyo 2005:5 yaitu :
1. Fungsi Penerimaan Budgetair
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh yaitu
dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2.
Fungsi Mengatur Regulerend Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula
terhadap barang mewah.
2.1.3 Syarat Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum yang kuat yaitu UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa “segala pajak untuk keperluan
negara berdasarkan undang-undang”. Menurut Adam Smith dalam Waluyo 2005:13 pemungutan pajak
hendaknya didasarkan pada : 1.
Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar
pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk
pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya. 2.
Certainty Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu,
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
3. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat
wajib pajak memperoleh penghasilan. 4.
Economy Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.
2.2 Pajak Bumi dan Bangunan