Absorbsi Zat Besi Metabolisme Zat Besi pada Ibu Hamil

27 Tabel 2. Angka kecukupan besi Kategori Jumlah Bayi Balita Anak sekolah Remaja laki – laki Remaja perempuan Dewasa laki – laki Dewasa perempuan Ibu hamil Ibu menyusui 3 – 5 mg 8 – 9 mg 10 mg 14 – 17 mg 14 – 25 mg 13 mg 14 – 20 mg ± 26 mg ± 20 mg Sumber: Supariasa,2004 Penambahan asupan zat besi baik lewat makanan atau pemberian suplementasi terbukti mampu mencegah penurunan hemoglobin akibat hemodilusi. Untuk menjaga agar stok zat besi tidak terkuras dan mencegah kekurangan maka setiap wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan, oleh sebab itu suplemen sebesar 30 –60 mg, dimulai dari kehamilan 3 bulan hingga pascapartum dengan dosis satu tablet setiap hari Arisman, 2002.

2.16. Absorbsi Zat Besi

Absorbsi zat besi menurut Bakta 2006 dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu: a. Fase luminal: Zat besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk yaitu zat besi heme dan non heme. Zat besi heme terdapat dalam daging dan ikan, tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya tinggi. Zat besi non heme berasal dari nabati tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya rendah Universitas Sumatera Utara 28 b. Fase Mukosal: Penyerapan zat besi terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan jejunum proksimal. Penyerapan terjadi secara aktif melalui proses yang sangat kompleks mucosal block. c. Fase corporeal: meliputi transpotasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel- sel yang memerlukan, serta penyimpanan besi oleh tubuh. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Zat Besi 1. Bentuk Fe: Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-nonhem yang berasal dari makanan nabati. 2. Asam organic: Vitamin C dan asam sitrat sangat membantu penyerapan zat besi nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero. 3. Asam fitat, Asam Oksalat dan tannin: Ketiga jenis zat ini dapat mengikat zat besi sehingga menghambat penyerapannya. Namun pengaruh negative ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C 4. Tingkat keasaman lambung: Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut zat besi. 5. Kebutuhan tubuh: Jika tubuh kekurangan zat besi atau kebutuhan meningkat maka penyerapannya juga akan meningkat. Maka ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanyak 60 –100mghari Proverawati,2007.

2.17. Metabolisme Zat Besi pada Ibu Hamil

Metabolisme zat besi sangat penting dalam pemantauan status zat besi dan suplemen preparat zat besi. Zat besi merupakan unsur yang sangat penting dalam Universitas Sumatera Utara 29 tubuh dan hampir selalu berikatan dengan protein tertentu seperti hemoglobin, mioglobin. Kompartemen zat besi yang terbesar dalam tubuh adalah hemoglobin yang dalam keadaan normal mengandung kira – kira 2 gram zat besi. Mekanisme metabolisme zat besi dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 2. Metabolisme zat besi Murray, Ganner, Robert, Peter Victor, 2006 Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat metabolism zat besi berawal dari unsur Zat besi yang ada pada makanan adalah zat besi elemen kemudian diabsorbsi ke usus halus menjadi Fe ++ . Untuk mengatur masuknya zat besi dalam tubuh maka tubuh memiliki suatu cara yang tepat, besi masuk ke dalam mukosa apabila ia dapat bersenyawa dengan apoferritin. Dan jumlah apoferritin yang adal dalam tubuh sudah cukup maka semua apoferritin yang ada dalam mukosa usus terikat oleh Fe menjadi Universitas Sumatera Utara 30 ferritin. Dengan demikian tidak ada lagi apoferritin yang bebas sehingga tidak ada zat besi yang masuk ke dalam mukosa. Zat besi yang ada dalam mukosa usus hanya dapat masuk ke dalam darah bila berikatan dengan β-globulin yang ada dala plasma. Gabungan Fe dengan β-globulin disebut ferritin, apabila semua β-globulin dalam plasma sudah terikat Fe maka Fe ++ yang terdapat dalam mukosa usus tidak dapat masuk ke dalam plasma dan turut lepas ke dalam lumen usus sel mukosa usus lepas dan diganti dengan sel baru. Hanya Fe ++ yang terdapat dalam transferin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel eritroblas dalam sumsum tulang hanya memiliki reseptor untuk ferritin. Kelebihan zat besi yang tidak digunakan akan disimpan dalam sumsum tulang sebagai ferritin. Zat besi yang terikat pada β-globulin selain berasal dari mukosa usus juga berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua masuk kedalam jaringan limpauntuk kemudian terikat pada β-globulin menjadi transferin dan kemudian ikut aliran darah ke sumsum tulang untuk digunakan eritroblas untuk membentuk hemoglobin Kurniasih, 2009.

2.18. Kerangka Konsep