Status Anemia Pada Ibu Hamil. Hubungan Asupan Protein dengan Status Anemia

54 mengangkut oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi Anemia defisiensi besi pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena berdampak pada perkembangan fisik janin, psikis dan produktivitas kerja ibu. Pada orang dewasa anemia kekurangan zat besi dapat mengakibatkan degradasi pekerjaan fisik, penurunan daya tahan tubuh, lesu dan menurunnya produktivitas. Almatsier, 2007. Dari hasil wawancara dengan ibu hamil didapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari ibu hamil pada saat istirahat bekerja disawah selalu mengkonsumsi teh dan sanck pada saat yang bersamaan. Kemungkinan akan rendah asupan zat besi pada ibu hamil juga dapat diakibatkan karena tanin yang terdapat dalam teh dikhawatirkan dapat menghambat absorpsi zat besi.

5.8. Status Anemia Pada Ibu Hamil.

Pengukuran hemoglobin Hb untuk menentukan status anemia yang telah dilakukan, pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa status anemia pada ibu hamil paling banyak adalah anemia sedang yaitu sebesar 27,5 dan anemia berat sebanyak 5,0. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya asaupan zat besi dari makanan sehari, dimana ibu hamil bekerja sebagai petani yang kemungkinan harus menghabiskan waktunya untuk bekerja seharian tanpa memperhatikan makanan yang dikonsumsi terutama zat besi. Dilihat dari rata-rata pendapatan keluarga per bulan ibu hamil juga merupakan kategori miskin dan tingkat pendidikan ibu hamil juga rendah. Universitas Sumatera Utara 55 Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa anemia pada ibu hamil sebagian besar karena ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan pemberian tablet tambah darah secara gratis. Anemia dapat menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel – sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada ibu hamil anemia dapat meningkatkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Akibat anemia pada kehamilan mempunyai berbagai keluhan mulai dari yang ringan hinga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan, proses persalinan, abortus dan BBLR Rukiah, 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan asupan protein dan zat besi mempunyai kaitan yang erat dengan status anemia yaitu menyebabkan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normalnya atau disebut anemia. Kartamihardja 2008 dalam penelitiannya tentang anemia defisiensi besi menyimpulkan anemia defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh buruknya penyerapan zat besi dalam makanan.

5.9. Hubungan Asupan Protein dengan Status Anemia

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh p0,05 diperoleh nilai p = 0,001 ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status anemia di Desa Naga Timbul. Hal ini sesuai dengan teori Khumaidi 2003 yang menyatakan rendahnya asupan protein pada ibu hamil berpengaruh pada rendahnya penghasilan keluarga sehingga tidak mampu Universitas Sumatera Utara 56 membeli panganmakanan yang bergizi sehingga apabila penghasilan keluarga cukup dapat meningkatkan status gizi ibu hamil. Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki daya tabung terhadap oksigen; dimana oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru- paru menuju ke jaringan-jaringan Saifuddin, 2002. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bagi ibu hamil dalam pembentukan serta memperbaiki jaringan tubuh pada janin. Protein juga berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh yaitu sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein berperan penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya asupan protein dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah BBLR, janin mengalami gangguan fisik, dan kurang sempurnanya pembentukkan air susu ibu kelak dalam masa laktasi Almatsier, 2007. Hasil penelitian yang dilakukan Tristiyanti 2006, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat protein dengan kadar Hb. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa pangan sumber protein yang dikonsumsi ibu hamil baik yang anemia maupun tidak anemia umumnya merupakan sumber protein nabati. Sebagai mana diketahui bahwa pangan nabati merupakan sumber zat besi non heme. Dalam penyerapannya, sumber zat besi non heme lebih rendah dibandingkan dengan sumber zat besi heme. Penelitian lain yang dilakukan Ika Ratna Sari 2012 mengatakan status gizi pada ibu hamil trisemster III sangat mengikat kebutuhan zat besi terpenuhi sehingga tidak terjadi anemia selama kehamilan. Universitas Sumatera Utara 57 5.10. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Anemia Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh p0,05 diperoleh nilai p = 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan status anemia pada ibu hamil di Desa Naga Timbul. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat signifikan hubungan asupan zat besi dengan status anemia bukan berarti asupan zat besi merupakan penyebab terjadinya anemia pada kehamilan. Ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan anemia yaitu Jarak kelahiran, usia kehamilan, kurangnya absorbs diusus dan adanya makanan penghambat penyerapan dalam usus. Untuk mengatasi masalah anemia pada kehamilan, sebenarnya Pemerintah sudah melaksanakan program untuk pencegahan yaitu dengan memberikan tablet tambah darah pada setiap ibu hamil melalui sarana pelayanan kesehatan. Jumlah tablet besi yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil mulai dari konsepsi hingga memasuki masa persalinan sebanyak 90 tablet. Namun dari hasil penelitian ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah, karena kurangnya memahaman ibu hamil akan manfaat tablet tambah darah bagi kehamilan. Hal lain yang membuat ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah karena efek samping yang dialami yaitu mual, muntah dank ram perut. Untuk itu dianjurkan kepada ibu hamil agar minum tablet tambah darah sebaiknya dilakukan pada saat sebelum tidur malam. Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu protein hewani dan vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, Universitas Sumatera Utara 58 magnesium dan fitat dapat mengikat zat besi sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet tambah darah ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat zat besi sebaiknya dihindari atau tidak dimakan pada waktu bersamaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan Cardoso dkk 2012 mengenai faktor-faktor yang terkait dengan anemia pada pada ibu hamil di Amazonian, yang menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi. Penelitian lain yang dilakukan Abdul Salam 2013 pada ibu hamil di Kabupaten Gowa menyatakan bahwa sebanyak 50 pola konsumsi merupakan faktor yang dominan pengaruhnya terhadap anemia defisiensi besi pada ibu hamil.

5.11. Hubungan Usia Kehamilan Trisemester dengan Status Anemia