Penghasilan Melalui Transfer Pricing Dalam Perspektif Hukum Perpajakan di Indonesia”.
Penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara telah dilakukan untuk mengetahui keaslian
penulisan. Pusat dokumentasi dan informasi hukumperpustakaan universitas cabang fakultas hukum USU melalui surat tertanggal 15 September 2015 yang
menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama” dan tidak terlihat adanya keterkaitan. Surat tersebut dijadikan dasar bagi bapak Ramli Siregar sekretaris
Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk menerima judul yang diajukan, karena substansi yang terdapat dalam skripsi ini
dinilai berbeda dengan judul-judul skripsi lain yang terdapat dilingkungan
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal
tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.
E. Tinjauan Kepustakaan
Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan selanjutnya disebut sebagai UU KUP pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya adalah sebagai berikut :
13
Definisi itu kemudian dipertahankan dan kemudian berbunyi sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal kontra-
prestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”, dengan penjelasan sebagai berikut: “dapat
dipaksakan” artinya : bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan
juga penyanderaan; terhadap pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal balik tertentu, seperti halnya dengan retribusi.”
14
Hukum pajak, yang juga disebut hukum fiskal, adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil
kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik, yang
“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’nya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment ”
13
R.Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak Bandung: Refika Aditama, 2003, hlm.6.
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan- badan hukum yang berkewajiban membayar pajak, yang kemudian disebut
sebagai wajib pajak.
15
Tugas hukum pajak ini adalah menelaah keadaan-keadaan dalam masyarakat yang dapat dihubungkan dengan pengenaan pajak, merumuskannya
dalam peraturan-peraturan hukum dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum ini; bahwa penting sekali untuk tidak mengabaikan latar belakang ekonomis dari
keadaan-keadaan dalam masyarakat tersebut.
16
Pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak langsung yang ada di Indonesia dan dikelola oleh dirjen pajak dan departemen keuangan.
17
Pajak penghasilantergolong sebagai pajak subjektif yaitu pajak yang
mempertimbangkan keadaan pribadi wajib pajak sebagai faktor utama dalam pengenaan pajak. Keadaan pribadi wajib pajak, yang tercermin pada
kemampuannya untuk membayar pajak atau daya pikulnya, ikut dipertimbangkan dan dijadikan sebagai dasar utama dalam menentukan berapa besarnya jumlah
pajak yang dapat dibebankan kepadanya.
18
Definisi penghindaran pajak tax avoidance adalah suatu usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan-
ketentuan di bidang perpajakan secara optimal, seperti pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan maupun memanfaatkan hal-hal
15
Ibid., hlm.1.
16
Ibid.
17
Liberti Pandiangan, Pedoman Praktis Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26
Jakarta: Salemba Empat, 2009, hlm.1.
18
Muhammad Rusjdi, PPH, Pajak Penghasilan Jakarta: Indeks, 2006, hlm.2.
Universitas Sumatera Utara
yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku.
19
Celah undang-undang merupakan dasar potensial penghindaran pajak secara yuridis. Suatu undang-undangdirumuskan tidak jelas karena :
20
1. Kesengajaan pembuat undang-undang
Hal ini terjadi karena latar belakang pembuat undang-undangtersebut adalah pemerintah dan parlemen, di mana parlemen mewakili berbagai
kepentingan yang berbeda dan bisa saling bertolak belakang antara satu dan yang lainnya. Dua kepentingan yang paling dominan di parlemen adalah anggota
parlemen yang mewakili kelompok buruh dan pemilik modal. Apabila diajukan undang-undangyang menyinggung dua pihak tersebut, diusahakan dicarikan jalan
kompromi terhadap substansi masalahnya. Namun ini sulit dilakukan kaena menyangkut kepentingan yang berbeda. Lalu dicarilah jalan kompromi terhadap
perumuasn yang bisa diterima oleh semua pihak. Masing-masing pihak bebas menafsirkan undang-undang tersebut sesuai dengan kepentingan masing-masing
pihak. Pada akhirnya, undang-undang tersebut mengambang. Bisa saja wajib pajak menafsirkan sesuai kepentingannya dan fiskus menafsirkan sesuai dengan
kepentingan negara. 2.
Ketidaksengajaan pembuat undang-undang Contoh: Pada akhir tahun 1800-an, undang-undang anti-trust atau undang-
undang anti monopoli di Amerika Serikat yang ditujukan untuk pemilik modal
19
Erly Suandy, Hukum Pajak Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm.22.
20
Penghindaran Pajak,https:id.wikipedia.orgwikiPenghindaran_pajak diakses pada tanggal 28 Oktober 2015.
Universitas Sumatera Utara
yang berbunyi “Apabila ada yang menghambat atau menghalangi perdagangan antar negara bagian, bisa dijatuhi hukuman berdasarkan undang-undang ini”.
Pada suatu kasus, serikat buruh pada perusahaan transportasi melakukan pemogokan sehingga perdagangan antar negara bagian terhambat. Pemimpin
serikat buruh ini ditangkap dan dihukum berdasarkan undang-undang anti monopoli karena dianggap menghambat perdagangan antar negara bagian.
Seharusnya undang-undang ini ditujukan untuk pemilik modal, bukan untuk kaum buruh. Karena itu, pada pemilu berikutnya kaum buruh memilih wakil-wakil
mereka yang memang dalam hidupnya membela kepentingan kaum buruh. Setelah pemilu, mereka berhasil mendominasi kursi di parlemen. Sehingga, mereka
menambahkan undang-undang anti trust tersebut dengan kalimat “undang-undang ini tidak ditujukan untuk kaum buruh”.
Definisi transfer pricingmenurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER - 32PJ2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-43PJ2010 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewaselanjutnya disebut sebagai peraturan dirjen pajakPasal 1 angka 8, adalah penentuan harga dalam transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
F. Metode Penulisan