Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

perorangan tersebut yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan memengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor. d. karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris,direksi, dan manajer dari perusahaan, serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut. e. perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam c datau d, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

C. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

Pada ketentuan perpajakan di Indonesia, apabila suatu transaksi dipengaruhi hubungan istimewa, maka wajib pajak harus menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah prinsip perpajakan yang diatur dalam UU PPh sebagai instrumen untuk mencegah praktik penghindaran pajak. 102 Prinsip kewajaran adalah sebuah prinsip yang mengatur bahwa dalam hal kondisi transaksi afliasi ada hubungan istimewa sama dengan kondisi transaksi independen yang menjadi pembanding, maka harga dan keberadaan transaksi afliasi tersebut harus sama dengan harga dab keberadaan transaksi independen tidak ada hubungan istimewa yang menjadi pembanding. Sebaliknya, dalam hal kondisi transaksi afliasi berbeda berbeda dengan kondisi transaksi independen yang menjadi pembanding, maka harga dan keberadaan transaksi afliasi harus berbeda dibandingkan harga dan keberadaan transaksi independen yang menjadi pembanding, dan nilai beda kondisi transaksi sama dengan nilai dari beda harga transaksi. 103 Contohnya PT A menjual barang kepada C Ltd anak perusahaannya ada hubungan istimewa dan menjual barang kepada D Ltd independen. Jika barang tersebut dijual kepada D Ltd dengan harga jual Rp.10.000.000,00 dalam hal kondisi transaksinya sama, penjualan barang tersebut ke C Ltd harga jual seharusnya sama, yaitu Rp.10.000.000,00. Apabila kondisi transaksinya berbeda, maka seharusnya harga jual juga berbeda. Misalnya kualitas barang yang dijual ke C Ltd lebih baik, maka harga jual ke C Ltd harus lebih dari Rp.10.000.000,00. Artinya, kalau kualitas barang yang dijual ke C Ltd lebih baik tetapi harganya 102 Ibid., hlm.10. 103 Ibid. Universitas Sumatera Utara sama dengan yang dijual ke D Ltd, berarti tidak sesuai dengan prinsip kewajaran. 104 Yang dimaksud dengan prinsip kelaziman usaha ordinary practice business adalah sebuah prinsip yang mengatur bahwa hasil dan keberadaan suatu transaksi afliasi harus sama dengan hasil dan transaksi independen yang dilakukan oleh pelaku usaha lainnya dalam kelompok industri wajib pajak, jika kondisi transaksi afliasi sama dengan kondisi rata-rata transaksi independen dalam kelompok industri wajib pajak. Sebaliknya, dalam hal kondisi transaksi afliasi berbeda dengan kondisi transaksi independen yang dilakukan oleh pelaku usaha lainnya dalam kelompok industri wajib pajak ayng emnjadi pembanding, maka harga dan keberadaan transaksi afliasi harus berbeda dibandingkan harga dan keberadaan transaksi independen yang dilakukan oleh pelaku usaha lainnya. Dalam kelompok industri wajib pajak yang menjadi pembanding dan nilai beda kondisi transaksi, sama dengan nilai dari beda harga transaksi. 105 Contohnya PT A, perusahaan yang bergerak dalam bidang produsen barang elektronik semata-mata melakukan penjualan barang berdasarkan pesanan dari C Ltd induk perusahaannya afliasi. PT B perusahaan yang bergerak dalam bidang produsen barang elektronik berdasarkan pesanan pihak independen. Dalam kasus ini seharusnya tingkat laba PT A dan PT B seharusnya sama atau mendekati jika kondisi transaksinya sama. Apabila kondisi transaksinya berbeda, misalnya PT A bahan bakunya disediakan oleh pemesan sedangkan PT B bahan 104 Ibid. 105 Ibid., hlm.11. Universitas Sumatera Utara bakunya harus membeli sendiri, maka seharusnya laba PT A berbeda dengan laba PT B. Pada ketentuan perpajakan di Indonesia, terminologiarm’s length principleALP digunakan untuk sekaligus menyebut kedua prinsip tersebut prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. 106 Prinsipkewajaran dan kelaziman usaha Arms Length PrincipleALP merupakan prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding. 107 OECD menggunakan arm’s length principle dalam menghadapi masalah transfer pricing , alasannya sebagai berikut : 108 1. Karena prinsip ini perusahaan-perusahaan yang dipengaruhi hubungan istimewa dalam kondisi yang sama dengan perusahaan lainnya yang dipengaruhi hubungan istimewa, sehingga dapat dihilangkan faktor-faktor yang menguntungkan maupun merugikan. 2. Dapat diterapkan dalam kasus-kasus yang luas. 106 Ibid. 107 Istilah Perpajakan,http:www.pajak.go.idcontentistilah-istilah-perpajakan-harga- transfer-transfer-pricingdiakses pada tanggal 21 Desember 2015. 108 Anang Mury Kurniawan, Op.Cit., hlm.13. Universitas Sumatera Utara 3. Arm’s length principle menyediakan perkiraan yang lebih mendekati cara kerja pasar terbuka. Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha mendasarkan pada norma bahwa harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar Fair Market Value FMV. Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dijadikan pedoman untuk menentukan harga transfer transfer pricing dalam transaksi satu grup perusahaan intra-group transactions. Dengan menggunakan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, transaksi dalam suatu grup perusahaan dibandingkan dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak saling terkait tidak ada hubungan istimewa untuk menentukan harga transfer diterima transfer pricing. Dengan demikian, untuk tujuan pajak, kondisi pasar yang terdiri dari perusahaan- perusahaan yang idependen dijadikan ukuran atau patokan untuk mengukur harga transfer transfer pricing. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER – 32PJ2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43PJ2010 Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pasal 3, menjelaskan bahwa prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis kesebandingan dan menentukan pembanding. Dalam melaksanakan analisis kesebandingan dilakukan analisis atas faktor-faktor Universitas Sumatera Utara yang dapat memengaruhi tingkat kesebandingan, antara lain karakteristik barangharta berwujud dan barangharta tidak berwujud yang diperjualbelikan, termasuk jasa, fungsi masing-masing pihak yang melakukan transaksi, ketentuan-ketentuan dalam kontrakperjanjian, keadaan ekonomi, dan strategi usaha. Menentukan pembanding dapat dengan menggunakan data pembanding, baik internal maupun eksternal. 109 2. Menentukan metode penentuan harga transfer yang tepat. Penentuan metode harga wajar atau laba wajar wajib dilakukan kajian untuk menentukan metode penentuan harga transfer yang paling sesuai The Most Appropriate Method. Metode penentuan harga transfer yang dapat diterapkan dalam ketentuan perpajakan di Indonesia adalah metode perbandingan harga antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa Comparable Uncontrolled PriceCUP, metode harga penjualan kembali Resale Price MethodRPM, metode biaya- plus Cost Plus Method, metode pembagian laba Profit Split MethodPSM atau metode laba bersih transaksional Transactional Net Margin Method TNMM. 110 3. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkan hasil analisis kesebandingan dan metode penentuan harga transfer yang tepat ke dalam transaksi yang dilakukan antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa; dan 4. Mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang 109 Ibid., hlm.14. 110 Ibid. Universitas Sumatera Utara berlaku.Wajib pajak wajib mendokumentasikan langkah-langkah, kajian, dan hasil kajian dalam melakukan analisis kesebandingan dan penentuan pembanding, penggunaan data pembanding internal dana tau data pembanding eksternal, pemilihan metode penetapan harga transfer serta menyimpan buku, dasar catatan, atau dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 111 OECD memberikan panduan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha arm’s length principle, yaitu: 112 1. Mengakui transaksi yang terjadi apa adanya 2. Kerugian 3. Dampak kebijakan pemerintah 4. Penggunaan patokan harga untuk keperluan bea masuk Penting bagi otoritas pajak untuk menerima transaksi yang dilakukan para pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai transaksi apa adanya recognition of the actual transactions undertaken, karena belum tentu transaksi tersebut ditujukan semata-mata untuk tujuan penghindaran pajak. 113 Pengujian kewajaran rugi yang dilaporkan perlu mendapat perhatian. Apabila satu perusahaan dalam satu grup perusahaan menderita rugi, tetapi secara keseluruhan grup perusahaan tersebut laba, maka perlu dicurigai adanya transfer pricing . Rugi sebenarnya sesuatu hal yang wajar apabila disebabkan oleh keadaan ekonomi yang tidak baik, awal usaha yang membutuhkan biaya besar atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun, kalau kerugian itu berlangsung 111 Ibid., hlm.15. 112 Ibid. 113 Ibid. Universitas Sumatera Utara terus-menerus, maka tidak wajar. Sebab perusahaan yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa tidak akan membiarkan suatu kerugian berlangsung terus- menerus. Adanya satu perusahaan dalam grup perusahaan menderita rugi sedangkan yang lain laba, bisa jadi karena perusahaan tersebut tidak mendapat kompensasi yang sewajarnya, sehingga perlu diteliti adanya indikasi transfer pricing yang tidak wajar. 114 Kebijakan yang dibuat pemerintah sering berdampak langsung terhadap wajib pajak the effect of government policies, sehingga wajib pajak meminta hargalaba wajar perlu disesuaikan. Misalnya kebijakan pengendalian harga, pengaturan tingkat bunga, pemberian subsidi, pengawasan devisa, kebijakan anti- dumping, dan lain sebagainya. Kebijakan pemerintah tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi transfer pricing atas hargalaba dari wajib pajak. 115 Patokan harga untuk keperluan bea masuk use of customs valuations dapat digunakan untuk kepentingan pajak. Praktiknya, petugas bea cukai lazim menilai kewajaran harga barang yang diimpor dengan membandingkan antara transaksi yang dilakukan pihak yang dipengaruhi hubungan istimewa dengan pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Penilaian oleh petugas bea cukai ini dapat membantu otoritas pajak untuk menilai kewajaran suatu harga. 116

D. Mekanisme Penghindaran Pajak Melalui Transfer Pricing