8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Audit
Audit adalah proses atau aktivitas yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti audit evidence dan
dievaluasi secara obyektif. ISACA dalam Sarno 2009 mendefinisikan tujuan dari audit adalah untuk memberikan gambaran kondisi tertentu yang berlangsung di
perusahaan dan pelaporan mengenai pemenuhan terhadap sekumpulan standar yang terdefinisi. Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan
signifikan melalui interaksi pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang berujung pada penarikan kesimpulan secara sistematis, obyektif dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat Susilo, 2003.
Definisi secara umum tentang audit adalah bahwa “Auditing is an independent investigation of some particular activity
”. Kata audit berasal dari Bahasa Latin Audire yang dalam Bahasa Inggris berarti to hear. Makna yang
dimaksud adalah “hearing about the account’s balances” oleh para pihak terkait terhadap pihak ketiga yang netral mengenai catatan keuangan perusahaan yang
dikelola oleh orang-orang tertentu yang bukan sekaligus pemiliknya Gondodiyoto, 2007.
Audit yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan audit berbasis risiko. Risiko secara umum diartikan hambatan dalam pencapaian suatu tujuan.
Audit berbasis risiko lebih mengutamakan pada tujuan yang akan dicapai oleh
perusahaan Ramadhana, 2012. Perbedaan pendekatan audit berbasis risiko dengan audit konvensional adalah pada metodologi yang digunakan dimana
auditor mengurangi perhatian pada pengujian transaksi individual dan lebih berfokus pada pengujian atas sistem dan proses bagaimana manajemen audit
mengatasi hambatan pencapaian tujuan Ramadhana, 2012.
2.2 Informasi
Informasi adalah sekumpulan datafakta yang diorganiasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima Direktorat
Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007. Data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi penerima maksudnya yaitu dapat memberikan
keterangan dan pengetahuan. Informasi adalah aset yang sangat penting bagi Bank, baik informasi yang terkait dengan nasabah, keuangan, laporan maupun
informasi lainnya Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007. Mengingat pentingnya informasi, maka informasi harus dilindungi atau
diamankan oleh seluruh personil di Bank. Kebocoran, kerusakan, ketidakakuratan, ketidaktersediaan atau gangguan lain terhadap informasi tersebut dapat
menimbulkan dampak yang merugikan baik secara finansial maupun non-finansial bagi Bank.
Aset yang sangat penting ini oleh Bank Indonesia telah ditetapkan standar untuk menjaga keamanannya. Bank perlu adanya audit untuk mengecek
kesesuaian antara standar yang ditetapkan dengan kenyataan dilapangan, dimana keamanan informasi yang terjaga akan memberikan jaminan keamanan pada
nasabah.
2.3 Keamanan Informasi