KAMPANYE KANKER PAYUDARA KEPADA REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KOTA SURAKARTA

(1)

commit to user

i

PENGANTAR TUGAS AKHIR

KAMPANYE KANKER PAYUDARA KEPADA

REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI

VISUAL DI KOTA SURAKARTA

Diajukan untuk menempuh ujian tugas akhir sebagai prasyarat guna mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

WENDY TEGUH ARIEF J C0704037

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

KAMPANYE KANKER PAYUDARA KEPADA

REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI

VISUAL DI KOTA SURAKARTA

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA Pada tanggal : 28 Juli 2009

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum Hermansyah Muttaqin, S.Sn NIP. 19581111989031001 NIP. 197111152006041001

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman S, S.Sn NIP. 197903272005011002


(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Disahkan dan diterima oleh Panitia Penguji dalam Sidang Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada tanggal :

Tim Penguji :

Ketua Sidang Tugas Akhir

Drs. Edi Wahyono Hardjanto, M.Sn (...) NIP. 195107131982031001

Sekretaris Sidang Tugas Akhir

Arief Iman S, S.Sn (...)

NIP. 197903272005011002

Penguji I

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum (...)

NIP. 19581111989031001

Penguji II

Hermansyah Muttaqin, S.Sn (...)

NIP. 197111152006041001

Disahkan :

Dekan Ketua Jurusan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual

Drs. Sudarno, MA Drs. Edi Wahyono Hardjanto, M.Sn NIP. 195303141985061001 NIP. 195107131982031001


(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Kepada Bapak dan Mamah, atas kesabaran serta ribuan doa yang terucap,


(5)

commit to user

v

MOTTO


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul: : “Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual Di Kota Surakarta”, guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Edi Wahyono Hardjanto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

3. Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum, selaku Pembimbing I Tugas Akhir 4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, selaku Pembimbing II Tugas Akhir

5. dr. Siti Wahyuningsih, M.Kes, selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta atas ijin penelitian yang diberikan

6. Pihak RSUD. Dr. Moewardi Surakarta atas informasi dan data-data yang diberikan.


(7)

commit to user

vii

7. Pihak Yayasan Kanker Indonesia D.I.Y dan RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta atas informasi dan data-data yang diberikan.

8. Semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun telah berusaha secara maksimal untuk hasil yang terbaik. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat dan sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Surakarta, 28 Juli 2009 Penulis


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

ABSTRAKS ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN .... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Perancangan Kampanye ... 3

D. Target Visual ... 3

E. Target Market dan Audience... 4

F. Metode Pengumpulan Data ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kampanye ... 7

B. Kanker Payudara ... 10

C. Psikologi Remaja ... 21

D. Perancangan Media Kampanye ... 25

E. Tinjauan Desain Komunikasi Visual ... 26

BAB III IDENTIFIKASI DATA ... 40


(9)

commit to user

ix

B. Struktur Organisasi ... 44

C. Data Kasus Kanker Payudara ... 54

D. Promosi Yang Pernah Dilakukan ... 55

E. Pembanding / Komparasi ... 55

F. Analisis Data Kuesioner ... 62

G. Analisis SWOT ... 67

H. USP (Unique Selling Prepotition) ... 71

I. Positioning ... 71

BAB IV KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN PERENCANAAN MEDIA ... 73

A. Metode Perancangan ... 73

B. Konsep Kreatif ... 73

C. Standar Visual ... 78

D. Pemilihan Media ... 98

E. Penempatan Media ... 113

F. Prediksi Biaya ... 134

BAB V VISUALISASI KARYA ... 136

A. Media Lini Atas ... 136

B. Media Lini Bawah ... 142

BAB VI PENUTUP ... 166

A. Kesimpulan ... 166

B. Saran ... 166

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Data Kuesioner ... 64 Tabel 2. Analisis SWOT ... 68 Tabel 3. Prediksi Biaya Kampanye ... 135


(11)

commit to user

xi

DAFTAR BAGAN


(12)

commit to user

xii

Kampanye Kanker Payudara kepada Remaja melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta

Wendy Teguh Arief J¹

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum.² Hermansyah Muttaqin, S.Sn.³ ABSTRAKS

Wendy Teguh Arief J. 2009. Tugas Akhir ini berjudul Kampanye Kanker Payudara kepada Remaja melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana cara merancang kampanye yang menarik dan efektif untuk mendukung Kampanye Kanker Payudara kepada Remaja melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta. Saat ini, kanker payudara menjadi perhatian yang sangat serius, sebuah penyakit yang bisa menyerang siapa saja tidak terkecuali remaja. Kota Surakarta dengan visinya, sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan kesehatan, tidak luput dari ancaman bahaya kanker payudara. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya preventif berupa kampanye kepada remaja dengan tujuan mengkampanyekan kepada masyarakat khususnya remaja, tentang apa sebenarnya kanker payudara itu, sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak dini. Kampanye ini dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui media lini atas dan media lini bawah. Kampanye ini menggunakan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan psikologis remaja, sehingga bisa diterima dan memberikan kesempatan kepada target audience untuk memberikan kontribusi nyata dalam usaha mengurangi tingkat resiko kanker payudara kepada remaja. Kampanye kanker payudara ini mencakup pembentukan citra positif dan rasa percaya sebagai kampanye yang bersahabat, yang disesuaikan dengan segmentasi target audience.

____________________________

¹ Mahasiswa Jurusan Desain Komuniukasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0704037

² Dosen Pembimbing I ³ Dosen Pembimbing II


(13)

commit to user

xiii

The Campaign of Brast Cancer to Teenagers through Visual Communication Design in Surakarta

Wendy Teguh Arief ¹

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum.² Hermansyah Muttaqin, S.Sn.³ ABSTRACT

Wendy Teguh Arief J. 2009. This final project entitles the Breast Cancer Campaign for Teenage through Visual Communication Design in Surakarta. The problem which being analyzed is how to create an interesting and effective campaign to support campaign about the breast cancer campaign for teenage through visual communication design in surakarta. Nowadays, breast cancer becomes serious attention, a disease wich can attack anyone with no exception for teenage. Surakarta which has vision as cultural city based on trade, services, education, tourism and health potential, could not avoid facing the problem. Therefore, there is needed preventive action in form of campaign to the people and more specific to teenagers about breast cancer and its implication to their body so it can be prevented earlier. This campaign is done using many kinds of method; they are above the line media and below the line media. This campaign uses approach which suitable with teenagers psychological development, in order to be accepted and give chance for the target audience to give real contribution action against breast cancer. This campaign includes positive mindset and convincing that this action which is done by friendly campaign based on target audience segmentation.

____________________________

¹ Student majoring in Visual Communication Design Faculty of Letters and Fine Arts UNS, NIM. C0704037

² 1st Lecturer Conselors ³ 2nd Lecturer Conselors


(14)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit-penyakit kardiovaskular. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya dan jumlah terbanyak adalah penderita kanker leher rahim dan kanker payudara (familys-doctor.com 2008).

Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, terutama kaum wanita. Sementara itu di Indonesia, penyakit kanker payudara belum secara luas dimengerti oleh masyarakat. Demikian juga mengenai cara pencegahan melalui deteksi dini yang bisa dilakukan oleh diri sendiri. Publikasi dan kampanye mengenai pencegahan dini terhadap serangan kanker payudara juga sangat minim, apalagi di kalangan masyarakat menengah ke bawah yang banyak terpapar berbagai bahan yang memungkinkan sebagai pemicu kanker payudara.

Dr. Kardinah, Sp.Rad, radiologist Rumah Sakit Kanker Dharmais yang juga aktif di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) mengatakan bahwa akhir-akhir ini penderita kanker payudara tidak lagi didominasi oleh wanita usia 40 tahun ke atas, namun ada kecenderungan menyerang wanita di usia lebih muda bahkan 20-an tahun. Informasi ini tentu saja perlu menjadi perhatian berbagai pihak, khususnya kaum wanita, untuk mengenali dan berusaha mengantisipasi


(15)

commit to user

kemungkinan serangannya sedini mungkin, mengingat kanker payudara adalah penyakit yang berbahaya dan mematikan.

Usia remaja adalah masa yang tepat untuk mengenal cara mencegah sekaligus mendeteksi kanker payudara. Gaya hidup sebagian remaja saat ini yang jauh dari gaya hidup sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji, minuman bersoda dan merokok di usia remaja akan memicu munculnya kanker payudara di kemudian hari. Karena kanker payudara tidak muncul tiba-tiba melainkan membutuhkan proses yang lama menyerang seorang wanita. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya preventif berupa kampanye kepada remaja putri dengan tujuan mengenalkan cara mencegah sekaligus mendeteksi dini kanker payudara yang bisa dilakukan oleh diri sendiri sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker payudara.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat judul: “PERANCANGAN KAMPANYE KANKER PAYUDARA KEPADA REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KOTA SURAKARTA”.

B.

Rumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang sebuah kampanye kanker payudara yang menarik, unik, informatif dan efektif untuk mendukung Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta?


(16)

commit to user

2. Bagaimana memilih media kampanye yang tepat untuk mendukung Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta?

C.

Tujuan Perancangan Kampanye

1. Mampu merancang sebuah kampanye kanker payudara yang menarik, unik, informatif dan efektif untuk mendukung Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta.

2. Mampu memilih media yang tepat untuk mendukung Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual di Kota Surakarta.

D.

Target Visual/Karya

Adapun taget visual dalam kampanye ini antara lain: 1. Logo

2. Media Lini Atas : a. Iklan Koran b. Spanduk c. Website d. Insertion

3. Media Lini Bawah : a. Poster


(17)

commit to user

c. Booklet informasi d. X-banner

e. Merchandise: 1) Kaos/T-shirt 2) Stiker 3) Pin

4) Key holder

5) Tali ponsel/lanyard 6) Ballpoint

7) Penghapus 8) Topi 9) Mousepad 10)Magnet kulkas 11)Kalender meja 12)Bodybag 13)Co-card

E.

Target

Market

dan

Audience

Kampanye dapat tersampaikan dengan baik, efektif dan efisien, maka perlu direncanakan suatu segmentasi target kampanye yang akan dilakukan dilihat dari aspek:

1. Demografi


(18)

commit to user

Usia : 15-19tahun (usia remaja) Pendidikan : SMU

Sosial ekonomi : Semua kelas Agama : Semua agama 2. Psikografi

Target terdiri dari :

a Perilaku seseorang remaja yang belum memiliki kesadaran melakukan hidup sehat dan berperilaku sehat dalam kesehariannya.

b Perilaku seseorang yang telah melakukan gaya hidup sehat dan berperilaku sehat dalam kesehariannya.

c Aktif, mengikuti tren, mudah meniru hal atau orang lain. 3. Geografis

Khalayak yang menjadi sasaran kampanye ini adalah masyarakat yang berdomisili khususnya di Surakarta.

.

F.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data sesuai penelitian yang dilakukan. Dalam pengumpulan data ini menggunakan tiga cara untuk mendapatkan data, masing-masing adalah:

1. Data Primer a. Wawancara


(19)

commit to user

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi atas obyek yang diteliti. Yaitu dengan mewawancarai beberapa orang sebagai narasumber.

b. Kuesioner

Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner, yakni alat survei yang berisi pertanyaan atau pernyataan dengan menyediakan jawaban berupa persetujuan.

2. Data Sekunder a. Media Cetak

Pengumpulan data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan termasuk di dalamnya data dalam bentuk teks, seperti dokumen, buku-buku referensi, tabloid, koran, dan sebagainya.

b. Internet c. Observasi

Metode observasi ini dilakukan dengan mencari data-data dari objek yang diteliti serta sesuai dengan daftar masalah yang dicari. Kegiatan observasi meliputi pencatatan atas kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Sarwono & Lubis, 2007: 100).


(20)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Berdasarkan kamus bahasa Inggris Oxford, Campaign atau kampanye ialah series of planned activities with a particular aim atau rangkaian kegiatan yang terencana dengan tujuan tertentu. Dalam kamus istilah public relation dan perikianan ditambahkan bahwa kampanye dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Dan menanamkan pengertian dan simpati publik (mutual understanding) adalah tujuan dan kampanye.

Pengertian kampanye menurut Kamus Istilah Perikianan Indonesia adalah nencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan bendasarkan suatu jadwal yang menunjukkan penan satu atau benbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film). Secana umum, istilah kampanye yang dikenal sejak tahun 1940-an memiliki pengertian generally exemply persuassion in action (menampilkan suatu kegiatan yang bentitik tolak untuk membujuk).

Kesimpulan dan benagam definisi kampanye, yaitu terdapat kegiatankegiatan yang meliputi:

a. Aktivitas proses komunikasi kampanye untuk memengaruhi khalayak tententu.

b. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak agar benpartisipasi. c. Ingin menciptakan efek atau dampak tententu sesuai harapan.


(21)

commit to user

d. Dilaksanakan dengan tema spesifik dan narasumber yang jelas. e. Dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana dengan baik.

2. Jenis-Jenis Kampanye

Kegiatan kampanye pada umumnya berkaitan dengan suatu kepentingan yang secara prinsip merupakan kegiatan yang bersifat membujuk atau memotivasi dan mencapai tujuan tertentu. Dalam bukunya Persuassion, Reception and Responsibility (1992), Charles U. Larson membagi jenis-jenis kampanye , yaitu sebagai berikut:

a. Product –Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang berorientasi pada produk dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk baru.

b. Candidate –Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan politik, misalkan kampanye pemilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur.

c. Ideological or Cause –Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial (social change campaigns), misalnya kampanye anti HIV/AIDS (Roslan, 2007: 26).

3. Aspek-Aspek Kampanye

Michael Pfau dan Roxanne Parrot dalam bukunya yang berjudul Persuasive Communication Campaign (1993) mengungkapkan bahwa


(22)

commit to user

kegiatan kampanye selalu melekat dengan aktivitas komunikasi persuasif (komunisuasif). Paling tidak terdapat 4 aspek komunisuasif dalam kegiatan kampanye, yaitu sebagai berikut:

a. Kampanye secara sistemastis berupaya menciptakan ‘ruang’ tertentu dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat, dan suatu ide atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak sasarannya.

b. Kampanye berlangsung melalui tahapan-tahapan, mulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak, serta partisipasi khalayak sasaran melakukan tindakan yang nyata.

c. Kampanye harus mampu mendramatisasikan tema pesan atau gagasan-gagasan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi khalayak sasaran utuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.

d. Keberhasilan atau tidaknya popularitas suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerja sama dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan, dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya (Ruslan, 2007: 25-26).


(23)

commit to user

B.

Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Carsinoma mamae merupakan bahasa latin latin dari kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dan merupakan penyakit paling ditakuti oleh wanita (Th.Endang, 2008).

Payudara adalah alat yang khas pada wanita untuk menyusui (Sarwono, 1999). Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu. Saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjar-kelenjar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan payudara dibungkus oleh kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.

2. Pencegahan Kanker Payudara

Pepatah mengatakan bahwa “Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan”. Semua wanita memiliki sel yang berpotensi memunculkan kanker dalam dirinya, faktor resiko terkena kanker payudara seperti ras, usia, dan sejarah keluarga berada di luar kendali kita. Maka meminimalisasi resiko terkena kanker payudara dengan menjalani gaya hidup sehat dan menggunakan akal sehat perlu dilakukan, sehingga sel kanker tersebut tidak dapat memicu menjadi kanker yang berkelanjutan hingga mencapai stadium tertentu.


(24)

commit to user

Dari berbagai penelitian yang dilakukan para ilmuan di Eropa, ada beberapa pola hidup sehat yang bertujuan memperkecil resiko terkena kanker payudara, antara lain:

a. Mengkonsumsi Vitamin D

Hasil penelitian yang pernah dilakukan menyatakan bahwa kanker payudara lebih tinggi terjadi pada wanita yang kurang mendapatkan sinar matahari. Vitamin D yang juga disebut vitamin matahari, banyak ditemukan dalam susu dan produk makanan, seperti minyak ikan kod dan beberapa lemak yang bersumber dari ikan.

b. Mengkonsumsi susu

Kebiasaan konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker payudara usia 34-39 tahun (pramenopause). Menunjukan bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu beresiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.

Hjartäker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer, membuktikan bahwa mengonsumsi tiga gelas atau


(25)

commit to user

lebih susu setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.

c. Melakukan olahraga minimal 7 jam per minggu

Banyak penelitian yang menunjukan bahwa olahraga yang cukup menurunkan resiko terkena kanker, termasuk kanker payudara. Penelitian yang baru-baru ini dilakukan sebagai bagian dari Harvard Nurse’s Health Study (Studi Kesehatan Perawat Harvard) yang menganalisis data dari 166.388 perempuan, mendapati bahwa mereka yang melakukan olahraga yang cukup sebanyak tujuh jam per minggu atau lebih, resiko terkena kanker payudaranya 20 persen lebih rendah, dibanding perempuan yang berolahraga kurang dari satu jam per minggu (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 70).

d. Menghindari lingkungan perokok

Nikotin memungkinkan menyulut penyebaran kanker payudara, dan mendorong banyak sel dari tumor asal ke bagian lain tubuh. Demikian isi studi yang disiarkan dalam terbitan paling akhir Cancer Research, jurnal yang dikeluarkan American Association for Cancer Research. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 10 sampai 12 reseptor nikotin yang terlihat pada permukaan bermacam sel. Para ilmuan benar-benar mengetahui bahwa nicotineis adalah penghantar neuron penting di sistem syaraf pusat. Dilaporkan bahwa nikotin dapat mendorong pemancaran intra-seluler tertentu dalam suatu kanker (Kompas, 2008).


(26)

commit to user

e. Mengurangi pemakaian bra berkawat dan antiprespiran untuk ketiak Ketika sirkulasi kelenjar cairan di bawah payudara tidak terhalang oleh penggunaan bra yang berpenyangga kawat maka itu akan lebih sehat untuk payudara anda. Kenakanlah bra yang berpenyangga kawat atau bra yang terlalu ketat seperlunya saja jangan setiap hari, karena mitos tidak mengenakan bra berpenyangga kawat akan membuat payudara menjadi turun dibanding keadaan alaminya adalah salah.

Berkeringat melalui kulit adalah salah satu cara utama tubuh untuk mengeluarkan racun, dan ketiak adalah daerah berkeringat yang paling aktif. Lagi-lagi, akal sehat menyuruh kita untuk sebisanya tidak memakai sesuatu di ketiak yang akan sepenuhnya menghentikan keringat, seperti yang dilakukan antiprespiran, yang mengandung banyak bahan kimia, yang ditemukan di antiprespiran dan deodoran. Mandi setiap hari adalah cara terbaik untuk mengontrol bau badan (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 72).

f. Menghindari konsumsi alkohol

Hasil penelitian beberapa ahli kanker di Eropa terdapat 389.100 kasus kanker yang memiliki hubungan dengan kebiasaan minum-minuman mengandung alkohol sebesar 3,6 persen pada semua jenis kanker termasuk kanker payudara yang terbanyak (duniasex.com, 2008). Semakin diperjelas dengan data perempuan yang mengkonsumsi lebih dari satu gelas alkohol perhari memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 69).


(27)

commit to user

3. Cara Mendiaknosa Kanker Payudara

Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut. Hal ini berbeda dengan di negeri maju, misalnya di Jepang, penderita kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja. Dengan demikian usaha satu-satunya untuk meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara ialah dengan menemukan kanker tersebut pada stadium sedini mungkin. Penemuan sedini mungkin kanker payudara yang didiagnosa dan diobati secara benar dan optimal pada stadium I akan menambah harapan hidup 10 tahun ke depan dan tingkat kesembuhan untuk stadium I 70-80%, untuk stadium II 43%, stadium III < 11,2 % dan 0% untuk stadium IV.

Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan melakukan pemeriksaan secara berkala. Pemeriksaan dapat berupa:

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.


(28)

commit to user

American Cancer Society dalam proyek scrining kanker payudara menganjurkan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun:

1) Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan. 2) Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi. 3) Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli. 4) Wanita > 50 tahun check up rutin/mammografi setiap tahun.

5) Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.

Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap: 1) Melihat

Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda:

a) Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris? b) Apakah bentuknya membesar/mengeras?

c) Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah? d) Apakah putingnya tertarik ke dalam?

e) Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?

f) Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman? g) Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar


(29)

commit to user

h) Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?

Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.

2) Memijat

Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).

3) Meraba

Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.

Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara


(30)

commit to user

diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, Anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin.

Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.

Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.

Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.

Kemudian ulangi perabaan seperti poin 3, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.


(31)

commit to user

4) Meraba Ketiak

Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.

Tetapi ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian.

Kenali gejala-gejalanya seperti:

a) Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal. b) Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara.

c) Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting d) Adanya penebalan pada jaringan payudara.

e) Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara f) Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara

g) Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka

h) Adanya lesung pada payudara

i) Puting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam. b. Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (dokter atau bidan)

Dengan pemeriksaan yang seksama sering dapat diduga suatu benjolan di payudara merupakan tumor jinak atau ganas. (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 75).


(32)

commit to user

c. Mammografi

Merupakan pemeriksaan radiologi menggunakan sinar X dosis rendah untuk pemeriksaan payudara. Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk masing-masing payudara. Dapat mengetahui bahkan sebelum adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat dirasakan. Sehingga adanya gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan tanda dini,

Mammografi dianggap sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebab dapat mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker payudara. Akan tetapi jangan melakukan mammografi ini terlalu sering karena dapat mengganggu sel lain di daerah payudara (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 77).

4. Perawatan Pasca Operasi Kanker Payudara

Kata kunci agar kanker payudara tidak hadir kembali pasca operasi kanker payudara adalah mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan sel kanker payudara tersebut dapat berkembang kembali sekaligus menghindarinya sebisa mungkin. Mencari informasi melalui konsultasi dengan dokter ahli tentang apa saja yang dapat menghambat pertumbuhan kembali sel-sel kanker payudara, serta menggalakkan gaya hidup sehat (Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008: 42).

Fungsi obat-obatan yang bersifat mencegah adalah pendekatan multidimensional yang memperhitungkan manusia secara keseluruhan dari


(33)

commit to user

aspek fisik, emosional, mental maupun spiritual yang disatukan untuk mengoptimalkan kesehatan individu.

Memperhatikan secara benar perawatan area luka operasi serta perawatan kondisi tubuh dengan gaya hidup sehat merupakan cara mencegah sel kanker payudara dapat berkembang kembali. Menurut Lee, et al (dalam Kanker Payudara Pencegahan dan Pengobatannya, 2008), beberapa perawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hindari pemakaian lengan bekas operasi secara berlebihan selama beberapa bulan.

b. Untuk menghindari lymphedema (pembengkakan lengan), latih lengan pada area yang dioperasi untuk sering-sering diangkat ke atas. Lymphedema timbul dari gangguan pada getah bening atau pada pembuluh vena dan bisa juga disebabkan karena infeksi.

c. Area operasi dirawat dengan lanolin untuk melembutkan dan menjaga dari luka yang mengkerut.

d. Biasakan selalu menjaga dan memeriksa payudara yang masih sehat. e. Lindungi tangan dan lengan yang dioperasi.

f. Lengan yang dioperasi tidak dibolehkan dulu untuk membawa barang-barang berat.

g. Hindari memakai baju-baju ketat dan perhiasan-perhiasan yang tajam di sekitar area bekas operasi.

h. Jangan dibiasakan mengangkat lengan bekas operasi dengan bertumpu pada sesuatu. Biarkan berlepas agar dapat bergerak bebas.


(34)

commit to user

i. Pakailah sarung tangan apabila mengerjakan pekerjaan rumah tangga. j. Hindari terpapar panas.

k. Apabila diinfus, jangan pada lengan yang dioperasi.

C.

Psikologi Remaja

1. Pengertian Remaja

Hampir setiap orang setuju dengan pendapat bahwa masa remaja adalah masa yang tak terlupakan. Selain itu, masa remaja menjadi periode penuh sorotan yang selalu dibicarakan. Psikologii menyebut periode penuh gejolak ini dengan “period of storm and stress”, frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, perasaan teralienasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Pikunas, 1976).

Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir (Ali & Asrori, 2004: 9).

Sementara menurut Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi remaja awal: 12-15 tahun, remaja madya: 15-18 tahun, dan remaja akhir: 19-22 tahun (Yusuf, 2004: 184).

Remaja atau yang bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Kematangan di sini tidak hanya kematangan fisik saja,


(35)

commit to user

melainkan juga kematangan sosial-psikologis. Dan dalam kematangan sosial psikologis inilah sulit untuk mencari definisi remaja yang bersifat universal (Sanderowitz & Paxman, 1985).

World Health Organization (WHO) pada tahun 1994 memeberikan definisi remaja secara konseptual berdasarkan 3 kriteria, yaitu biologik, psikologik, dan sosial ekonomi. Secara lengkap definisi tersebut berbunyi:

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ini mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980: 9).

2. Perkembangan Psikologi Remaja

Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih mengacu pada perubahan kemampuan, karakteristik yang khas, dan tingkah laku dimana tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis. Sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja merupakan karakteristik umum perkembangan mereka. Karakteristik-karakteristik itu adalah sebagai berikut: a. Kegelisahan

Fase ini adalah fase perkembangan dimana remaja memiliki idealisme angan-angan, atau keinginan yang kelak diwujudkan di masa akan datang. Namun angan-angan ini terganjal oleh kemampuan mereka yang masih belum cukup memadai. Selain itu, disatu pihak remaja ingin memperoleh


(36)

commit to user

pengalaman sebanyak-banyaknya, tetapi dipihak lain mereka belum mampu melakukan hal dengan baik. Tarik menarik antara angan-angan dan kemampuan ini menyebabkan perasaan gelisah pada diri remaja. b. Pertentangan

Arnett menarik tiga tantangan tipikal secara general yang biasa dihadapi oleh remaja, yaitu perilaku beresiko, perubahan suasana hati yang cepat, dan konflik dengan orang tua (Laugesen, 2003). Hubungan yang kurang baik antara remaja dan orang tua terjadi pada periode ini karena remaja mulai ‘menggeser’ peran orang tua dengan teman sebaya sebagai kelompok referensi. Dimana remaja mulai terpengaruh oleh teman sebayanya dalam hal gaya hidup, baik itu cara berpakaian, selera musik, dan sebagainya. Di satu sisi, remaja ingin melepaskan diri dari orang tua. Namun disisi lain, mereka memiliki perasaan belum mampu untuk mandiri. Pada dasarnya, remaja belum terlalu berani ambil resiko dari tindakan melepaskan diri dari lingkungan keluarganya.

c. Menghayal

Keinginan untuk melakukan hal yang remaja inginkan tidak semuanya dapat terlaksana. Akibatnya, merek mengkhayal untuk mencari kepuasan. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karier, sedangkan remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup (Ali & Asrori, 2004). Dan khayalan ini tidak selalu bersifat negatif. Sebab khayalan dapat membantu remaja menumbuhkan ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.


(37)

commit to user

d. Aktivitas Berkelompok

Berbagai macam keinginan yang tidak terpenuhi karena bermacam-macam kendala, seperti masalah biaya atau larangan orang tua, diatasi oleh para remaja dengan berkumpul bersama teman sebaya dan melakukan suatu kegiatan. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi secara bersama-sama (Singgih, 1980).

e. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiousity) (Ali & Asrori, 2004). Rasa ingin tahu ini menyebabkan remaja ingin mencoba hal-hal yang belumpernah dialaminya. Selain itu, keinginan untuk seperti orang dewasa juga mendorong mereka melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa.

Rasa ingin tahu yang tinggi menyebabkan remaja ingin mencoba-coba tanpa memikirkan dampak perbuatan mereka. Mereka juga suka mengkhayal, merasa gelisah dan berani menentang jika merasa dirinya disepelekan atau “tidak dianggap”. Bahkan seringkali remaja melakukan perbuatan berdasarkan normanya sendiri. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan bimbingan, arahan, dan keteladanan dari orang dewasa agar tidak bertindak ceroboh atau berperilaku menyimpang.


(38)

commit to user

D.

Perancangan Media Kampanye

Kegiatan kampanye ialah suatu kegiatan yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan tema (Sanyoto, 2006: 63). Oleh karena itu, perancangan sebuah kampanye harus tetap memperhatikan media yang akan digunakan agar pesan lebih tepat sasaran.

Dalam suatu kegiatan komunikasi, media berfungsi sebagai wadah atau alat yang membawa pesan untuk disampaikan kepada target audience. Pemilihan media sebaiknya memperhatikan aspek-aspek berikut ini:

1. Jankauan (Reach)

Jangkauan adalah jumlah orang atau rumah tangga yang melihat paparan media tertentu, setidaknya sekali dalam periode tertentu (M.Suyanto, 2004: 21).

2. Frekuensi (Frequency)

Frekuensi adalah jumlah rata-rata orang melihat paparan pesan dalam kurun waktu tertentu.

3. Pengaruh (Impact)

Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu paparan melalui media tertentu (M.Suyanto, 2004: 21).

Secara umum, media kampanye terdiri atas :

1. Media Lini Atas (above the line) adalah media yang bersifat massa (Widyatama, 2005: 76 ). Massa yang dimaksud adalah khalayak sasaran yang dapat menangkap pesan kampanye secara bersamaan berjumlah besar. Beberapa media yang termasuk media lini atas, yaitu media cetak, media


(39)

commit to user

elektronik (radio, televisi, bioskop), serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan).

2. Media Lini Bawah (below the line media) adalah media khusus yang terdiri dari seluruh media selain macam-macam media lini atas, seperti direct mail, exhibition (pameran), point of sale display material, kalender, agenda, gantungan kunci, atau tanda mata (Kasali, 1995: 23).

3. Ambient Media (through the line media) adalah sarana beriklan dalam bentuk yang unik dan tak terduga agar memecah perhatian khalayak dengan inovasi media. Media ini tercipta karena kejenuhan khalayak akan media konvensional yang sudah ada, dalam hal ini media yang termasuk dalam media lini atas dan media lini bawah.

E.

Tinjauan Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut definisinya, Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang lain atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan (Kusrianto, 2007: 2 ).

Dalam perjalanannya Desain Komunikasi Visual berketerkaitan dengan beberapa elemen-elemen pendukung yang lain. Desain berkaitan dengan


(40)

commit to user

perancangan estetika, cita rasa, serta kreativitas. Komunikasi merupakan ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk menyampaikan pesan. Visual adalah sesuatu yang dapat dilihat. Dari makna kalimat tersebut, kata komunikasilah yang menjadi tujuan pokoknya. Jika saat ini Desain Komunikasi Visual hanya terbatas sebagai ilmu yang mempelajari segala upaya untuk menciptakan suatu rancangan alias desain yang bersifat kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan maksud, maka itu sebetulnya hanya terbatas pada sepotong saja dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.

a. Desain

Desain merupakan peng-Indonesiaan kata design dalam bahasa Inggris yang berarti rancang, rancangan, atau merancang. Secara etimologis, kata design diduga berasal dari bahasa italia, designo, yang berarti gambar (Jervis, 1984).

Substansi dan pengertian desain sendiri mengalami perkembangan sejalan dengan munculnya kelompok-kelompok gaya baru oleh para seniman pada tahun 60-an. Bruce Archer merupakan salah satu tokoh yang mengemukakan pengertian desain ialah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976).


(41)

commit to user

1) Unsur-unsur Desain a) Titik (Dot)

Titik merupakan unsur desain dengan wujud yang kecil, oleh karena itu dimensi panjang dan lebarnya tidak begitu berarti. Titik biasanya ditampilkan secara berkelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

b) Garis (Line)

Sebuah garis adalah desain yang menghubungkan satu titik dengan titik yang lain sehingga dapat membentuk garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis juga dianggap sebagai unsur desain yang paling berpengaruh dalam pembentukan suatu objek. Kualitas garis ditentukan oleh 3 hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan, dan bidang dasar tempat garis digoreskan.

c) Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

(1) Huruf (Character) adalah bentuk visual yang membentuk tulisan dan berfungsi mewakili bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, dan C.


(42)

commit to user

(2) Simbol (Symbol) adalah bentuk visual yang mewakili benda baik makhluk hidup maupun tak hidup secara sederhana dan mudah dipahami.

(3) Bentuk Nyata (Form) adalah bentuk visual yang mencerminkan suatu obyek secara detail.

d) Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan tampilan suatu permukaan yang dapat dilihat dan diraba. Tekstur juga sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, seperti permukaan karpet, kulit kayu, baju, dan sebagainya.

e) Ruang (Space)

Ruang merupakan wujud dari perpaduan bentuk atau bidang. Dalam desain, ruang cenderung mengarah pada perwujudan tiga dimensi.

f) Ukuran (Size)

Ukuran mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini, khalayak dapat mengetahui mana yang dilihat dan dibaca lebih dulu karena ukuran menciptakan kontras dan penekanan.

g) Warna (Color)

Warna merupakan unsur penting dalam suatu desain. Melalui warna, orang dapat menimbulkan identitas, menyampaikan pesan


(43)

commit to user

atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk visual secara jelas (http://sunardipw.blogspot.com/2005/06/unsur-unsur-desain.html). 2) Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual

Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan penggunaan media. Elemen-elemen tersebut, antara lain :

a) Tata Letak Perwajahan (Layout)

Layout adalah gabungan naskah atau gambar baik foto, grafis maupun ilustrasi yang sedang dalam proses desain. Ada bermacam-macam jenis layout yang masih digunakan, antara lain: (1) Axial/sumbu

(2) Group/berkelompok (3) Band/vertical (4) Path/zig zag

(5) Model huruf T , Z , S, dan U (6) Grid/sistem kolom

(7) Checkerboard/papan catur b) Tipografi

Tipografi berarti memilih huruf dimana masing-masing tipe huruf memiliki kesan akan nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, dan sebagainya.


(44)

commit to user

c) Ilustrasi

Ilustrasi dalam karya desain dapat berbentuk ilustrasi tangan atau gambar dan ilustrasi hasil kamera atau fotografi.

d) Simbolisme

Simbolisme dapat menjembatani perbedaan bahasa yang terjadi di masyarakat karena sifatnya yang lebih universal.

e) Warna

Warna dapat memberikan daya tarik visual yang masing-masing menampilkan kesan yang khas dan unik.

b. Komunikasi Visual

Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual sebagai kekuatan utama dan mata sebagai alat penglihatan dalam selama penyampaian arti, makna atau pesan.

Istilah komunikasi atau communication (bahasa Inggris) berasal dari bahasa latin, communications dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam hal ini adalah “sama makna”. Menurut buku 400 Istilah PR Media dan Periklanan, komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan dalam berbagai bentuk kepada sasaran. Ditambahkan pada definisi komunikasi menurut Charles Cooley, komunikasi disampaikan lewat perantaraan media sebagai media siar.

Dalam kegiatan komunikasi, ada 3 unsur utama, yaitu: 1) Komunikator (sender) atau pengirim pesan.


(45)

commit to user

3) Komunikan (receiver) atau penerima pesan.

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi adalah komunikator yang mempunyai maksud tertentu mengirimkan pesan kepada penerima pesan yang dituju. Pesan dapat berupa informasi dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol melalui suatu media secara langsung dan tak langsung. Komunikan menerima dan menerjemahkan pesan tersebut, kemudian komunikan memberikan umpan balik (feedback) atas pesan yang dikirimkan padanya.

Dalam berkomunikasi terdapat prosedur untuk menarik perhatian yang dikenal dengan rumus AIDCA. AIDCA meliputi Attention (menarik perhatian), Interest (membangkitkan minat), Desire (menumbuhkan hasrat), Conclusion (membuat keputusan), dan Action (melakukan tindakan).

2. Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Advertisment)

Iklan layanan masyarakat (ILM), menurut Bittner (Liliweri, 1992: 24) merupakan jenis iklan yang bersifat nirlaba (nonprofit) tidak bertujuan mencari keuntungan dari khalayak sebagai dampak dari pemasangannya. Tujuan iklan ini adalah memberi informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. ILM digunakan untuk membujuk audiens untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pengiklan. Teori lain menyebutkan bahwa ILM adalah suatu iklan yang tidak menuntut pembayaran yang membuat promosi yang bersifat komersial (Crumpton & Lamb)


(46)

commit to user

Iklan nonkomersil menurut Bovee & Arens (1982: 10) dibedakan menjadi: a. Iklan institusi nonbisnis, biasanya berasal dari gereja, sekolah, universitas,

rumah sakit, dan organisasi sosial.

b. Iklan yang diprakarsai asosiasi atau perkumpulan.

c. Iklan organisasi pemerintah, berupaya memberitahu adanya jasa pemerintah yang bernilai seperti bantuan konsumen, dana kesejahteraan, panduan karier.

Dewan periklanan Amerika memberikan suatu kriteria yang dipakai untuk menentukan sebuah kampanye layanan masyarakat. Seperti diuraikan sebagai berikut:

a. Mempunyai dampak dan kepentingan tingkat tinggi sehingga patut memperoleh dukungan dari media, baik lokal maupun internasional. b. Diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat.

c. Tidak bersifat keagamaan. d. Bukan bersifat komersiil. e. Bukan bersifat politik.

f. Berwawasan nasional dan dapat diiklankan.

Kampanye maupun sosialisasi iklan layanan masyarakat mempunyai pesan penting bagi aktivitas non bisnis yang secara luas sudah dirasakan menfaatnya dalam menggerakkan solidaritas masyarakat disaat masyarakat menghadapi suatu permasalahan kecil. Di dalam iklan layanan masyarakat biasanya mengandung berbagai pesan sosial yang mampu membangkitkan kepedulian


(47)

commit to user

masyarakat pada saat harus menghadapi berbagai macam kondisi yang bisa mengancam keserasian serta kehidupan sosial.

Melalui fungsi sosial yang terkandung di dalamnya, sosialisasi Iklan Layanan Masyarakat terkait dengan gaya hidup sehat banyak mengandalkan kekuatan partisipasi sosial (Dinas Kesehatan) secara visual dalam bentuk teks maupun ilustrasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi sedetail mungkin serta mengarahkan pada pemberian fakta yang saat ini tengah melanda masyarakat.

Dalam ILM, struktur penyusunan atau komposisi iklan mempunyai perbedaan dibandingkan dengan iklan lain (iklan produk). Tetapi dalam penyusunan ILM tidak mempunyai batasan-batasan yang baku, penyusunan disesuaikan dengan unsur tema, tujuan, serta harus memperhatikan sense of art dari desainer.

Terdapat beberapa acuan dalam pembuatan iklan yang baik untuk menarik perhatian khalayak. Beberapa acuan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: a. Sifat Iklan

1) Public Presentation, yaitu iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

2) Persuasiveness, yaitu pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk menetapkan informasi.

3) Amplified Expresiveness, iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan masyarakat.


(48)

commit to user

4) Impersonality, yaitu iklan tidak bersifat memaksa masyarakat untuk memperhatikan dan menanggapi karena komunikasi yang monolog (satu arah).

b. Elemen-Elemen Iklan

Elemen-elemen dasar dalam pembuatan sebuah iklan adalah cara memadukan antara ilustrasi dan typografi. Untuk lebih jelasnya elemen-elemen iklan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

Rhenald Kasali mengungkapkan secara umum struktur baku sebuah iklan sebenarnya tidak ada, akan tetapi kebanyakan copy iklan ditampilkan dalam struktur elemen seperti headline, sub headline dan body copy (amplifikasi) sebagai berikut:

1) Headline, yang sering disebut judul atau kepala tulisan iklan.

Sebuah headline merupakan bagian pertama dan utama yang dibaca oleh pemirsanya. Headline digunakan sebagai penangkap perhatian pemirsa agar membangkitkan keingintahuan terhadap produk/jasa yang dikomunikasikan. Jika penggunaan kalimat dalam headline cukup panjang dan kurang efektif dampak komunikasinya, biasanya kalimat headline diikuti dengan kalimat sub headline (Riyanto, 2000: 21).

Ada 3 fungsi headline, yaitu: a) Menarik perhatian.

b) Menyatakan tema promosi.


(49)

commit to user

2) Sub headline, adalah pernyataan tertulis yang berfungsi sebagai kalimat penjelas dari headline dan merupakan penghubung antara headline dan body copy. Sub headline berupa kalimat yang lebih panjang dari pada headline, namun lebih pendek dari body copy. Sub headline juga dibuat untuk memberikan sedikit arahan akan maksud dan ide yang terkandung. Sehingga penggunaan kalimat sub headline harus simple, jelas dan persuasif.

3) Body copy, merupakan suatu teks penjelas tentang produk serta memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual.

Tema sentral dalam headline dijadikan sebagai landasan untuk menjelaskan kelebihan-kelebihan produk, menggambarkan manfaat/kenikmatan yang akan diperoleh, menjanjikan keuntungan serta menerangkan alasan-alasan mengapa orang harus membeli produk yang ditawarkan, sehingga membentuk suatu pesan yang menyatu antara tema sentral beserta ilustrasi/gambar yang mendukungnya. Perlu dicermati dalam pembuatan body copy adalah hindari penggunaan kata-kata yang biasa didengar oleh kaum awam serta hindari kalimat-kalimat yang sangat berlebihan.

4) Slogan, kalimat singkat yang memiliki makna tersendiri bagi perusahaan dalam penempatan citra mereknya dibenak calon konsumen.

Slogan sangat membantu untuk mengenalkan dan menanamkan citra merek. Dalam pembuatan slogan, usahakan untuk menggunakan


(50)

commit to user

kata-kata atau kalimat yang komunikatif dan tidak terlalu panjang, sehingga mudah diingat dan dikenal oleh khalayak sasaran lebih mudah mengingatnya.

c. Iklan pada Media Elektronik

Secara sederhana, media adalah sarana untuk masyarakat luas untuk menyampaikan iklan. Media berfungsi sebagai alat bantu visual penyampaian iklan dalam kegiatan belajar, yaitu berupa sarana yang cepat memberikan pengalaman visual kepada peserta antara lain untuk mendorong motivasi, memperjelas dan mempermudah konsep-konsep yang abstrak. Media elektronik merupakan media penyampaian informasi iklan yang berbasis pada teknologi elektronik audio ataupun visual.

Dengan didukungnya perkembangan teknologi, iklan yang berbasis media elektronikpun semakin beragam. Dari tahun ke tahun media yang dapat digunakan sebagai tempat penyamapaian iklan media elektronik telah beraneka ragam.

Pada intinya iklan dengan media elektronik terbagi menjadi berikut: 1) Radio

Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat dinikmati melalui audio (suara) saja. Suara iklan radio dapat berupa salah satu atau perpaduan dari kata-kata (voice), musik dan sound effect.


(51)

commit to user

2) Televisi

Media televisi merupakan media audio visual yang memiliki unsur suara, gerak dan gambar sehingga sangat berpotensi untuk menarik perhatian dan impresif.

Luasnya masyarakat yang dijangkau oleh televisi terkadang menyebabkan penyiaran bersifat umum dan menjemukan. Oleh Karena itu segmentasi pasar suatu pasar terbagi-bagi menurut rubrik yang disiarkan.

3) Internet

Internet adalah media yang memiliki cakupan jangkauan mengglobal sehingga memungkinkan untuk mempromosikan produk pada masyarakat dunia. Hanya saja untuk masyarakat Indonesia media ini hanya bisa diakses oleh masyarakat perkotaan besar.

d. Iklan pada Media Cetak

Media cetak merupakan media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah tulisan, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman hitam putih (Kasali, 1992: 94). Media cetak menjadi adalan dalam beriklan sejak media ini ditemukan ratusan tahun yang lalu.

Yang termasuk dalam media cetak antara lain: 1) Surat kabar


(52)

commit to user

Surat kabar merupakan media cetak yang dapat menjangkau hampir semua khalayak yang relatif murah dan jangkauan distribusi yang tidak dibatasi.

2) Majalah

Berbeda dengan surat kabar, selain bersifat long term, majalah juga lebih menspesialiskan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu yang umumnya memiliki pasar yang lebih mengelompok, sehingga iklan yang dipasang akan lebih efektif.

Iklan berdasarkan luas space yang digunakan pada media cetak surat kabar majalah dan sejenisnya adalah:

a) Iklan baris yaitu pesan yang dibuat hanya terdiri beberapa baris kata/kalimat saja dan biaya yang dikenakan juga dihitung per baris. b) Iklan kolom yaitu iklan yang memiliki lebar satu kolom namun lebih tinggi dari iklan baris. Biaya yang dikenakan juga lebih mahal dari iklan baris.

c) Iklan advertorial adalah iklan yang memiliki ukuran luas sebagaimana iklan display, hanya saja teknik penyampaian pesan lebih diarahkan pada bentuk berita.

Iklan display memiliki ukuran yang luas sehingga memungkinkan berisi ilustrasi, gambar maupun tulisan yang cukup besar dan banyak.


(53)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Identifikasi Obyek Perencanaan

Data yang akan diidentifikasi pada bab ini adalah Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang menjadi lembaga yang menangani kesehatan masyarakat di Surakarta.

1. Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dinas Kesehatan adalah salah satu instansi pemerintah yang khusus menangani bidang kesehatan, kantor Dinas Kesehatan Surakarta beralamat di Jalan Jenderal Sudirman no.2 Surakarta, Telp. (0271) 642020.

Dasar pembentukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

a. Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

b. Keputusan Walikota Surakarta Nomor 17 tahun 2001 Tentang Pedoman dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta a. Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

“Terwujudnya Budaya Perilaku HIdup Bersih dan Sehat serta Mutu Pelayanan menuju SOLO SEHAT 2010”.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya maka Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah penggerak pembangun kesehatan guna terwujudnya budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat 2010.


(54)

commit to user

b. Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

1) Medorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat 2) Memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan.

3) Memelihara dan memingkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan.

3. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta a. Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan.

b. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan. 2) Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman dan

obat tradisional.

3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit.

4) Peningkatan kesehatan masyarakat dan peran serta masyarakat. 5) Peningkatan kesehatan ibu dan anak dan gizi keluarga.


(55)

commit to user

4. Strategi Dinas Kesehatan Kota Surakarta antara lain:

a. Pengembangan Manajemen Kesehatan dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.

b. Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh sumber daya yang ada dengan pendekatan paradigma sehat.

c. Peningkatan advokasi dan kemitraan kepada seluruh pengambil kebijakan dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

d. Menjalin kemitraan dan dorongan peningkatan peran serta masyarakat melalui koordinasi dengan eksekutif, legislatif, lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta, organisasi profesi masyarakat.

e. Memantapkan sistem informasi kesehatan, sehingga setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta.

f. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan, terutama yang berada pada lini terdepan, dengan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

5. Arah dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Surakarta antara lain:

a. Pengembangan Manajemen Kesehatan dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, sarana dan prasarana serta sistem informasi kesehatan. b. Menjalin kemitraan dan mendorong peran serta masyarakat.

c. Peningkatan upaya kesehatan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.


(56)

commit to user

d. Pemeliharaan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan membudayakan paradigma sehat.

e. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

6. Tujuan Pembangunan Dinas Kesehatan Kota Surakarta antara lain:

a. Menciptakan lingkungan hidup yang kondusif bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

b. Meningkatnya perilaku sehat dengan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif.

c. Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. d. Meningkatkan intelektualitas dan produktivitas sumber daya manusia

dengan meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan gizi. e. Tersedianya tenaga, pembiayaan dan perbekalan kesehatan dalam jenis

lengkap, jumlah yang cukup, spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, berkesinambungan, terjangkau setiap saat dan tepat waktu.

f. Tersedianya pelayanan kefarmasian yang terjangkau, rasional, dan berkesinambungan serta terlindunginya masyarakat dari penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lainnya.


(57)

commit to user

g. Meningkatnya manajemen pembangunan kesehatan yang ditandai dengan tersedianya masukan program pembangunan kesehatan dalam jumlah yang memadai, lengkap sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu, serta termanfaatnya informasi yang diperoleh dari pencatat/pelaporan dan hasil supervisi/biotek untuk perbaikan pelaksanaan program.

B.

Struktur Organisasi

Dinas Kesehatan Kota Surakarta sangatlah memperhatikan struktur pengorganisasian di berbagai bidang. Struktur organisasi tersebut sangatlah penting untuk menjalankan suatu organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun sturktur organisasi beserta tugas-tugas dari Dinas Kesehatan sebagai berikut:


(58)

commit to user

BAGAN STUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA Kepala Dinas Kesehatan Seksi Pengamatan& Pencegahan Penyakit Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi Perencanaan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan Bagian Tata Usaha Sub Bagian Umum Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Keuangan Sub Dinas Kesehatan Masyarakat Sub Dinas Pergerakan Peran Serta Masyarakat Sub Dinas Pencegahan Penyakit & Penyehatan Lingkungan Sub Dinas Upaya Kesehatan Sub Dinas Bina Program KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Kefarmasian makanan dan Obat Tradisional Seksi Informasi Kesehatan Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Seksi Peningkatan Kesehatan Masyarakat UPTD LABORATORIUM KESEHATAN Seksi Registrasi dan Akreditasi Seksi Kesehatan Reproduksi/ Usia Seksi Gizi Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan JPKM UPTD INSTALASI FARMASI UPTD RUMAH SAKIT UPTD PUSKESMAS


(59)

commit to user

Tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut: a. Sub Bagian Umum

1) Tugas Pokok Sub Bagian Umum

Melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan, penggandaan, administrasi perijinan, pengaturan penggunaan kendaraan dinas dan kelengkapannya, hubungan masyarakat serta Sistem Jaringan Dokumentasi Hukum.

2) Uraian Tugas Sub Bagian Umum

a) Menyusun rincian kerja Sub Bagian Umum berdasarkan program kerja Bagian Tata Usaha.

b) Mengurus administrasi barang inventaris, perlengkapan kantor, surat menyurat, kearsipan dan dokumen serta melaksanakan administrasi perijinan.

c) Melaksanakan urusan rumah tangga, perjalanan dinas, hubungan masyarakat, dan protokol.

d) Melaksakan pengadaan dan pemeliharaan dinas, hubungan masyarakat dan protokol.

e) Mengurus kelancaran operasional kendaraan dinas.

f) melaksanakan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. b. Sub Bagian Kepegawaian

1) Tugas pokok Sub Bagian Kepegawaian:


(60)

commit to user

2) Uraian Tugas Sub Bagian Kepegawaian:

a) Menyusun rincian kerja Sub Bagian Kepegawaian berdasarkan program kerja Bagian Tata Usaha.

b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dalam bentuk Daftar Usulan Kegiatan Daerah (DUKDA) dan daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA).

c) Menyusun Daftar Isian Kegiatan Daerah (DIKDA) dan Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA).

d) Melaksanakan pengawasan laporan administrasi keuangan bendahara rutin dan pembangunan dengan pembibihan paraf.

e) Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran. f) Menyiapkan bahan perhitungan anggaran.

g) Menyelenggarakan administrasi pembukuan, pertanggungjawaban dan laporan keuangan.

h) Menyelenggarakan pembuatan daftar gaji pegawai. i) Menyelenggarakan pembayaran gaji pegawai. j) Mengkoordinasikan administrasi

c. Sub Bagian Keuangan

1) Tugas pokok Sub Bagian Keuangan:

Melaksanakan pengelolaan admibistrasi keuangan. 2) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan:

a) Menyusun rencana kerja Sub Bagian Keuangan berdasarkan program kerja Bagian Tata Usaha.


(61)

commit to user

b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dalam bentuk Daftar Usulan Kegiatan Daerah (DUKDA) dan daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA).

c) Menyusun Daftar Isian Kegiatan Daerah (DIKDA) dan Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA).

d) Melaksanakan pengawasan laporan administrasi keuangan bendahara rutin dan pembangunan dengan pembibihan paraf.

e) Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran. f) Menyiapkan bahan perhitungan anggaran.

g) Menyelenggarakan administrasi pembukuan, pertanggungjawaban dan laporan keuangan.

h) Menyelenggarakan pembuatan daftar gaji pegawai. i) Menyelenggarakan pembayaran gaji pegawai.

j) Mengkoordinasikan administrasi keuangan anggaran rutin dan pembangunan.

d. Bagian Tata Usaha

1) Tugas Pokok Bagian Tata Usaha:

Melaksanakan administrasi umum, perijinan, kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2) Bagian Tata Usaha: a) Sub Bagian Umum

b) Sub Bagian Kepegawaian c) Sub Bagian Keuangan


(62)

commit to user

3) Uraian tugas Bagian Tata Usaha:

a) Menyusun rencana kegiatan dilingkungan Bagian Tata Usaha.

b) Mengelola administrasi surat menyurat, peralatan dan perlengkapan kantor, rumah tangga, dokumen dan perpustakaan.

c) Menyusun program kerja bagian Tata Usaha berdasarkan rencana srategis dan program kerja tahunan dinas.

d) Menyiapkan dan merumuskan administrasi perijinan serta mekanisme pemberiannya.

e) Mengelola administrasi keuangan.

f) Menyelenggarakan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum.

g) Mengelola administrasi kepegawaian. e. Sub Dinas Upaya Kesehatan

1) Tugas Pokok Sub Dinas Upaya Kesehatan:

Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan di bidang pelayanan kesehatan, kefarmasian, makanan, dan obat tradisional serta registrasi dan akreditasi sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2) Sub Dinas Kesehatan terdiri dari: a) Seksi Pelayanan Kesehatan

b) Seksi Kefarmasian, Makanan dan Obat Tradisional c) Seksi Registrasi dan Akreditasi


(63)

commit to user

f. Sub Dinas Pecegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

1) Tugas pokok Sub Dinas Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yaitu:

Menyelenggarakan pembinaan, pengamatan dan pencegahan penyakit serta penyehatan lingkungan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2) Sub Dinas Pecegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari: a) Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit

b) Seksi Penyehatan Lingkungan

g. Sub Dinas Penggerakan Peran Serta Masyarakat

1) Tugas pokok Sub Dinas Penggerakan Peran Serta Masyarakat:

Menyelenggarakan pembinaan peningkatan kesehatan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2) Sub Dinas Penggerakan Peran Serta Masyarakat terdiri dari: a) Seksi Peningkatan Kesehatan Masyarakat

b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan JPKM h. Sub Dinas Kesehatan Keluarga

1) Tugas pokok Sub Dinas Kesehatan Keluarga:

Menyelenggarakan pembinaan kesehatan ibu dan anak, peningkatan gizi, kesehatan reproduksi dan usia lanjut sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.


(64)

commit to user

2) Sub Dinas Kesehatan Keluarga terdiri dari: a) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak

b) Seksi Gizi

c) Seksi Kesehatan Reproduksi/Usia lanjut i. Sub Dinas Bina Program

1) Tugas pokok Sub Dinas Bina Program

Melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian, evaluasi, dan pelaporan serta informasi kesehatan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2) Sub Dinas Bina Program terdiri dari:

a) Seksi Perencanaan, Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan b) Seksi Informasi Kesehatan

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) terdiri dari: 1) UPTD Puskesmas

Tugas UPTD Puskesmas:

a) Melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

b) Menyusun dan melaksanakan perencanaan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, meliputi promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, pemberantasan penyakit menular dan pengobatan.


(65)

commit to user

c) Melaksanakan kegiatan rujukan medik dan rujukan kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat secara luas dan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang diminta oleh masyarakat. UPTD Puskesmas berjumlah 15 Puskesmas (Pajang, Penumping, Purwosari, Kratonan, Jayengan, Gajahan, Sangkrah, Purwodiningratan, Ngoresan, Sibela, Nusukan, Setabelan, Gilingan, Manahan, dan Banyuanyar).

2) UPTD Rumah Sakit Daerah

Tugas UPTD Rumah Sakit Daerah:

a) Melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan dan pengobatan, keperawatan, laboratorium klinis dan ketatausahaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b) Melaksanakan pemeriksaan klinis dan non klinis yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

c) Melaksanakan pengamatan, pengawasan, dan pemeriksaan terhadap mutu pelayanan kesehatan dan pengobatan, keperawatan, dan resgensia, peralatan kesehatan dan peralatan laboratium klinis, serta sarana dan prasarana rumah sakit daerah sesuai dengan standar baku mutu yang diterapkan.

3) UPTD Instalasi Farmasi

Tugas UPTD Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut: a) Melaksanakan pembinaan kefarmasian.


(66)

commit to user

b) Menerima, menyimpan, memelihara dan mendistribususikan obat, alat kesehatan, dan perbekalan kefarmasian.

c) Malaksanakan pengamatan, pengawasan, dan pemeriksaan terhadap mutu obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

d) Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap ketersediaan, penggunaan dan pendistribusian obat, alat kesehatan, dan perbekalan farmasi.

e) Malaksanakan penghapusan obat yang kadaluarsa dan pemusnahan alat kesehatan yang sudah tidak memenuhi standar ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

4) UPTD Laboratorium Kesehatan

Tugas UPTD Laboratorium Kesehatan adalah sebagai berikut:

a) Merencanakan dan melaksanakan perencanaan kegiatan laboratorium. b) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan klinis dan non klinis yang

berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang diminta oleh masyarakat. c) Melaksanakan pengamatan, pengawasan, dan pemeriksaan mutu

pelayanan reagensia dan peralatan laboratorium klinis dan non klinis serta sarana dan prasarana laboratorium sesuai standar.

d) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan pasien, ketersediaan bahan dan alat laboratarium, penggunaan peralatan dan sarana serta prasarana laboratorium.


(67)

commit to user

C.

Data Kasus Kanker Payudara

Berikut ini fakta seputar penyakit kanker payudara yang dapat membukakan mata dan meningkatkan kesadaran akan ancaman kanker payudara.

1. Studi di Indonesia:

a. Penelitian menunjukan di Indonesia 1 dari 227 perempuan yang berusia 30-an menderita kanker payudara, sedangkan perempuan yang telah berusia 60-an memiliki risiko lebih tinggi, yaitu 1 : 26 (Kompas, 2007). b. Data Direktorat Jendral Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 1996

menunjukkan ada 4.283 kasus kanker rahim dan 2.993 kanker payudara. c. Data dari Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, jumlah remaja yang

menderita kanker payudara pada tahun 2006 terdapat 173 orang, tahun 2007 terdapat 208 orang.

2. Studi di Jawa Tegah:

Pada tahun 2007, pasien kanker yang dirawat di bagian bedah RSU Dr Kariadi tercatat sebanyak 725 pasien atau meningkat 107,14 persen dibanding jumlah pasien yang dirawat pada tahun 2003, yaitu sebanyak 350 pasien. 3. Studi di Surakarta:

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 12 rumah sakit yang ada di Solo dan sekitarnya, faktor resiko tertinggi proporsi neoplasma/keganasan adalah 45 persen zat aditif, 37 persen kanker payudara, 20 kanker hati dan delapan kanker paru-paru (Joko Slamet Haryadi Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2007).


(68)

commit to user

D.

Promosi Yang Pernah Dilakukan

Berdasarkan data yang telah masuk, Kota Surakarta merupakan kota yang butuh peningkatan dalam berbagai aspek yang berhubungan dengan mensosialisasikan, pembinaan dan pencegahan penyakit kanker payudara dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dalam hal ini melalui pengenalan/pendidikan pencegahan kepada remajanya. Sehingga pada tahun-tahun berikutnya dapat meminimalisir angka penderita kanker payudara khususnya di wilayah Surakarta.

Dalam hal upaya peningkatan kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surakarta lebih sering melakukan penyuluhan-penyuluhan di unit pelaksana teknik dinas (UPTD) Puskesmas dan Rumah sakit, serta memberikan selebaran dan leaflet informasi-informasi kepada masyarakat tentang bahaya kanker payudara dan bagaimana mendeteksinya lebih dini.

E.

Pembanding/Komparasi

1. Data Fisik

Nama Rumah Sakit : Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta Alamat : Jl. Sendowo G-1B RT 013 RW 056 Sinduadi

Mlati , Sleman 55284 Yogyakarta

Phone : +62 (274) 555394

Fax : +62 (274) 555394


(69)

commit to user

Email : ykidiy@yahoo.com

2. Profil Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta

Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta adalah yayasan khusus di bidang pelayanan kanker, advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi penanggulangan masalah kanker. Hal ini merupakan pengembangan dan penajaman spesialisasi dari Yayasan Kanker Indonesia Pusat Jakarta yang didirikan pada tanggal 21 Desember 1987. Dalam kurun waktu 21 tahun Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta telah memiliki 5cabang pelayanan kanker di wilayah oprasionalnya. 5 kantor cabang YKI di Propinsi D.I Yogyakarta, yaitu meliputi:

a. YKI Cabang Kota Yogyakarta b. YKI Cabang Bantul

c. YKI Cabang Kulonprogo d. YKI Cabang Sleman e. YKI Cabang Gunungkidul

Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta melayani permintaan Penyuluhan dari masyarakat, instansi dan organisasi. Fasilitas yang tersedia Klinik Konsultasi dan Pemeriksaan Pap-Smear dan Sasana Marsudi Husada (tempat singgah pasien kanker yang berobat ke Rumah Sakit di Yogyakarta beserta keluarga).


(70)

commit to user

3. Organisasi dan Manajemen

Yayasan Kanker Indonesia D.I Yogyakarta melayani permintaan Penyuluhan dari masyarakat, instansi dan organisasi memiliki Visi, Misi, Motto dan Fungsi sebagai berikut:

a. Visi : “Masyarakat peduli kanker”.

Visi ini mengandung maksud, agar masyarakat mampu memberikan perhatian, dukungan dan lindungan sehingga dapat mewujudkan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan penderitaan akibat kanker.

Untuk mewujudkan upaya ini, kata kuncinya adalah PEDULI, yaitu memberikan PErhatian bahwa masalah kanker bukan hanya masalah individu atau keluarga yang terkena kanker saja, memberikan DUkungan baik moral dan material sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya, memberikan LIndungan agar mereka yang terkena kanker merasa terayomi sehingga timbul semangat diri untuk mencari solusi terbaik dalam rangka pengobatan maupun peningkatan kualitas hidup penderita kanker.

Visi tersebut diharapkan dapat menimbulkan komitmen dan membuat semangat bukan hanya pada YKI tetapi pada masyarakat, dapat memberikan arti kehidupan seluruh pengurus dan relawan YKI serta masyarakat, dapat mengembangkan standar dalam kualitas pelayanan, dan dapat sebagai jembatan situasi kini dan yang akan datang.

b. Misi : “Meningkatkan kepedulian mayarakat dalam penanggulangan kanker melalui penyediaan layanan promotif, preventif dan supportif”.


(1)

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Ukuran : 19 x 9.5 cm 2) Bahan : Art carton 210 gr

3) Tipografi : TrasHHand, Bubble Gum Rock B Trial, Antique-Olive 4) Visualisasi : CorelDraw X3

5) Realisasi : Cetak offset

6) Keterangan : Komposisi layout desain cover depan menampilkan logo kampanye, headline, sub headline, body copy, alamat website dan tahun kalender. Sedangkan Komposisi layout desain isi kalender berupa ilustrasi grafis, tanggal, bulan serta bagian bawah terdapat body copy dan alamat website.


(3)

l. Body bag

1) Ukuran : 33.8 x 25.5 cm 2) Bahan : Kain body bag

3) Tipografi : TrasHHand, Bubble Gum Rock B Trial, Antique-Olive 4) Visualisasi : CorelDraw X3

5) Realisasi : Cetak offset

6) Keterangan : Komposisi layout desain body bag menampilkan sisi depan (utama) menampilkan headline dan sub headline.Sedangkan sisi


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

m.Co-card

1) Ukuran : 8 x 11 cm 2) Bahan : Art paper 170 gr

3) Tipografi : TrasHHand, Bubble Gum Rock B Trial, Antique-Olive 4) Visualisasi : CorelDraw X3

5) Realisasi : Digital printing

6) Keterangan : Komposisi layout desain co-card sisi depan (utama) menampilkan headline, sub headline, teks pendukung, logo, logo sponsorship.


(5)

BAB VI

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Setelah menguraikan perancangan Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja dalam Tugas Akhir ini, penulis memberi kesimpulan bahwa strategi yang mencakup perancangan konsep kreatif, perancangan desain dan pemilihan media kampanye yang tepat dan efektif sangat diperlukan dalam suatu kampanye. Tak

lain agar pesan dapat dikomunikasikan dan diterima oleh target audience dan

berpengaruh pada tujuan kampanye, yakni meningkatkan kesadaran remaja untuk melakukan teknik SADARI sebagai salah satu proses langkah preventif terhadap resiko kanker payudara.

Pemilihan media kampanye berdasarkan karakteristik masing-masing media, terutama media dengan karakteristik frekuensi tinggi karena kampanye ini

menghendaki agar segera diketahui oleh target audience. Sedangkan media habit

atau kebiasaan target audience dalam membaca, melihat, dan mendengar menjadi

faktor penting dalam penempatan media. Faktor lain yang juga dipertimbangkan dalam kampanye ini ialah efisiensi biaya, yaitu biaya yang dicapai atas dasar kemampuan yang dimiliki dan pertimbangan dampak yang diperoleh.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Hendaknya “Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja di Kota Surakarta”

dapat membentuk suatu struktur organisasi yang lebih jelas, sehingga kampanye dapat terkoordinasi dengan baik, bahkan hingga tingkat yang lebih luas.

2. Hendaknya “Kampanye Kanker Payudara Kepada Remaja di Kota Surakarta”

ini semakin aktif dan berkelanjutan, sebagai upaya preventif terhadap resiko kanker payudara.