Lanjutan Tabel 4.11
7 Gangguan kulit dan sariawan serta masalah
pencernaan pada anak down syndrome tidak harus dicegah dengan mengonsumsi makanan
yang tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan hanya mengonsumsi multivitamin saja sudah
cukup
a. Setuju
b. Tidak Setuju
33 11
75,0 25,0
17 27
8,7 61,3
Total 44
100,0 44
100,0 8
Mengonsumsi makanan yang bersifat tinggi serta beranekaragam dapat melengkapi zat-zat
gizi yang diperlukan oleh anak down syndrome a. Setuju
b. Tidak Setuju 44
100,0 0,0
44 100,0
0,0 \
Total 44
100,0 44
100,0 9
Sulit buang air besar atau konstipasi merupakan masalah yang tidak penting bagi penderita down
syndrome a. Setuju
b. Tidak Setuju 16
28 36,3
63,7 1
43
2,3 97,7
Total 44
100,0 44
100,0 10
Makanan yang dihidangkan setiap hari untuk dikonsumsi oleh keluarga hendaknya berbeda
dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak down syndrome
a. Setuju b. Tidak Setuju
44 100,0
0,0 44
100,0 0,0
Total 44
100,0 44
100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan sikap sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan pada ibu yang memiliki anak down syndrome,
yang sebelum mendapatkan penyuluhan sebagian besar ibu masuk dalam kategori pengetahuan yang cukup kemudian sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan
ibu meningkat dari kategori cukup menjadi baik. Berdasarkan Tabel 4.11 pada umumnya ibu setuju apabila anak down
syndrome sangat baik mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dan makanan yang pedas karena baik untuk pencernaan anak down syndrome sebanyak 25 orang
ibu 56,8, sedangkan yang tidak setuju terdapat 19 orang ibu 43,2 pada saat
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pre-test, setelah dilakukan post-test sikap ibu yang menjawab setuju menurun menjadi 3 orang ibu 6,8 sedangkan ibu yang menjawab tidak setuju
meningkat menjadi 41 ibu 93,8. Sikap ibu pada saat dilakukan pre-test pada umumnya tidak setuju jika sulit
buang air besar atau konstipasi merupakan masalah yang tidak penting bagi penderita down syndrome yaitu sebesar 28 orang ibu 63,7 sedangkan yang setuju 16 orang
ibu 36,3, setelah dilakukan post-test ibu yang tidak setuju meningkat sebanyak 43
orang ibu 97,7 sedangkan yang setuju menurun menjadi 1 orang ibu 2,3.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat Terdahap Pengetahuan Ibu yang Memiliki Anak down syndrome di SDLB Negeri 107708 Kecamatan Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan hasil analisis data menjelaskan bahwa penyuluhan berupa ceramah dan dengan menggunakan alat bantu leaflet dapat meningkatkan
pengetahuan ibu yang memiliki anak down syndrome mengenai makanan sehat untuk anak down syndrome sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan
penyuluhan. Pada pre-test terdapat 68,1 orang ibu dengan kategori pengetahuan baik, 31,9 orang ibu dengan kategori cukup, sedangkan ibu dengan kategori kurang
tidak ada. Pada saat post-test, terjadi perubahan pada pengetahuan ibu, sehingga pengetahuan ibu meningkat dengan kategori pengetahuan baik sebesar 84,1 dan
kategori cukup 15,9 dan ibu dengan kategori kurang tidak ditemukan lagi. Hasil analisis menggunakan paired sample t-test disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu mengenai konsumsi makanan sehat untuk anak down syndrome sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah
mendapatkan penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemberian penyuluhan melalui metode ceramah dan dengan alat bantu leaflet terhadap
pengetahuan ibu tentang konsumsi makanan sehat untuk anak down syndrome. Menurut Notoadmojdo, 2003, pengetahuan adalah hasil dari tahu yang akan
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti melihat, mendengar, mencium, merasa, dan juga meraba, sebagian besar
Universitas Sumatera Utara