Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2002 1 2
dan kursus mengenai pengelolaan pesisir baik di daerah maupun tingkat nasional. Sehingga
kader-kader tersebut akan dapat mendukung pelaksanaan rentra pesisir yang telah dibuat
berbasiskan masyarakat tersebut.
4. EVALUASI IMPLEMENTASI RENSTRA
4.1 Relevansi Program Kabupaten dengan Program dalam Renstra
Program-program pengelolaan pesisir kabupatenkota pada tahun 2001 belum
sepenuhnya mengacu pada Renstra Pesisir Lampung. Karena substansi pengelolaan pesisir
disusun dalam skala propinsi. Dan pada tahun yang sama 2001 seluruh dinasinstansi baik propinsi
maupun kabupatenkota masih dalam proses pambuatan renstranya masing-masing.
Pada saat renstra pesisir diluncurkan bulan Mei 2000, UU 221999 tentang Pemerintahan
Daerah, baru mulai disosialisasikan dan berlaku efektif sejak Januari 2001, sedangkan proses
penyusunan renstra pesisir telah dilakukan sejak juni 1999, sebagai tindak lanjut penyusunan At-
las Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Oleh karena itu di dalamnya terdapat beberapa strategi
yang seharusnya mer upakan wewenang kabupaten tertuang sebagai wewenang propinsi,
setelah disesuaikan dengan PP 182000, tentang Kewenangan Pusat dan Propinsi.
Akan tetapi apabila dicermati dengan seksama strategi yang tertuang di dalam renstra
pesisir sangat relevan untuk dilaksanakan oleh kabupaten, dengan cara menyesaikan isu
masing-masing kabupaten. Dari sepuluh isu yang menjadi isu propinsi tidak semuanya
berlaku di kabupatenkota, kecuali untuk Kabupaten Lampung Selatan.
4.2 Program Pengembangan Pesisir Propinsi
Jika melihat proyek pengelolaan pesisir yang dilaksanakan oleh Pemerintah Lampung pada
tahun 2001 seperti tercantum pada Lampiran 2, dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil
dari Rencana Implementasi Program Pengelolaan Pesisir tahun 2001 dalam Renstra Pesisir yang
telah diimplementasikan. Seperti terlihat pada Tabel 2, realisasi pelaksanaan program-program
dalam Renstra Pesisir untuk tahun 2001 untuk setiap isu pengelolaan yang hendak ditangani
masih sangat kecil prosentasinya. Dilihat dari jumlah program pengelolaan, maka pengelolaan
terhadap isu degradasi sumberdaya pesisir merupakan isu yang paling banyak mendapatkan
perhatian dari Pemerintah Lampung, yaitu sebanyak 9 program. Namun jika dibandingkan
dengan rencana yang terdapat di dalam Renstra Pesisir, maka pelaksanaan program untuk
penanganan isu degradasi habitat wilayah pesisir ini masih sangat kurang, yaitu baru sekitar 36,00
. Penanganan isu belum adanya penataan ruang wilayah pesisir yang sebenarnya diprioritas untuk
tahun 2002 dan seterusnya, justru mendapatkan perhatian dengan pelaksanaan 1 program. Hal
ini sesuai dengan rencana implementasi program 2001 dalam Renstra Pesisir. Isu potensi dan objek
wisata belum dikembangkan secara optimal dan isu kerusakan hutan, taman nasional dan cagar
alam laut juga mendapatkan penanganan isu implementasi program dibandingkan isu
degradasi habitat lingkungan pesisir. Hal ini terlihat dari prosenstasi realisasi program yang
diimplementasikan tahun 2001 dibandingkan dengan rencana implementasi dalam renstra, yaitu
masing-masing 75 dan 66,67 . Sebaliknya isu rendahnya penaatan dan penegakan hukum
serts ancaman intrusi air laut pada tahun 2001 belum ditangani.
Sumber pembiayaan untuk implementasi Renstra Pengelolaan Pesisir pada Tahun 2001
berasal dari tiga sumber yaitu APBD, APBN dan dana hibah Tabel 2. Untuk implementasi
pengelolaan pesisir di Propinsi Lampung, Pemda Propinsi Lampung mengalokasikan dana sebesar
Rp. 4.303.648.000,- untuk membiayai 24 pro- gram pembangunan di wilayah pesisir. Anggaran
tersebut belum ter masuk ang garan yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah di masing-
masing Kabupatenkota pesisir. Implementasi program pengelolaan wilayah pesisir di Propinsi
Lampung juga dilakukan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,
khususnya dari Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan Direktorat Jenderal
Kelembagaan. Program-program yang diimple- mentasikan oleh oleh Departemen Kelautan dan
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2002 1 3
Perikanan adalah 1 Rehablitasi ekosystem dan pemberdayaan masyarakat di Pulau Tegal dan
Puhawang, Lampung Selatan; 2 Penyusunan Rencana Tata Ruang Pesisir Teluk Lampung dan
3 Pemberdayaan masyarakat pesisir di Lampung Selatan dan Lampung Timur. Total anggaran yang
dialokasikan untuk ketiga program di atas adalah Rp. 470.000.000,-. Implementasi Renstra Pesisir
di tingkat masyarakat didanai oleh Proyek Pesisir, yaitu pengembangan Daerah Perlindungan Laut
di Pulau Sebesi dan Pengembangan Tambak Ramah Lingkungan dan Rehabilitasi Mangrove di
Pematang Pasir, Lampung Selatan. Program ini merupakan program lapangan yang dikembangkan
oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB. Total anggaran yang dialokasikan untuk implementasi program
di dua lokasi ini pada tahun 2001 sebesar Rp. 800.000.000,-.
4.3 Contoh Implementasi Renstra