Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2002 3 4
b. Kelompok Kerja Gabungan Isu Pengelolaan Tambak Ramah Lingkungan yang terbentuk
pada 13 Desember 2001 beranggotakan 14 or- ang empat di antaranya perempuan yang
merupakan perwakilan stakeholder pemerintah- an Kabupaten Pasir dan Kota Balikpapan dan
LSM LSM STB; Selamatkan Teluk Balikpapan asal Kota Balikpapan.
Kelompok Kerja Gabungan Isu Pengelolaan Tambak Ramah Lingkungan ini memperoleh
asistensi teknis dari pakar Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Mulwarman Prof. Dr. Syafei Sidik, dan telah melakukan sebuah survei gabungan antara stake-
holder
Kabupaten Pasir dan Kota Balikpapan mengenai profil kondisi pengelolaan tambak di
wilayah pesisir Teluk Balikpapan, serta sejumlah rapat kerja.
Dari konstelasi kelembagaan tersebut bersama stakeholder nanti akan dikaji kemung-
kinannya mewujudkan sistem, struktur dan mekanisme kelembagaan bagaimana bisa
dibakukan yang sesuai untuk mendukung pengimplementasian program-program PPT Teluk
Balikpapan yang mengoptimalkan partisipasi stakeholder
dari Kota Balikpapan maupun Kabupaten Pasir khususnya.
4.2 Pengembangan Model Mekanisme Kelembagaan
Lembaga-lembaga yang telah diuraikan di atas dipersiapkan sebagai cikal-bakal struktur
kelembagaan bagi pengimplementasian RPTB dalam konteks PPT di masa mendatang. Mengapa
perlu dibentuk tanpa menunggu dokumen RPTB selesai dan diadopsi secara formal, adalah karena
saat dokumen RPRB tersebut selesai disusun, adopsi formal atau persetujuan kepada dokumen
rencana PPT seperti RPTB tersebut idealnya diberikan oleh pihak-pihak pemerintah yang
berwenang dan kelompok-kelompok stakeholder lainnya Olsen et al., 1999.
Akan lebih efektif dan efisien, bila telah terorganisir dalam sebuah forum. Selain itu,
sebelum rencana PPT seperti RPTB itu selesai, kewenangan-kewenangan dan struktur kelem-
bagaan yang dibutuhkan untuk pengimplemen- tasian rencana tersebut sudah sebaiknya dinegosia-
sikan antar stakeholder dan diformalkan sebagai cerminan sistem proses pengaturan pengelolaan
pesisir yang per manen yang sekaligus menegosiasikan kepastian rencana pendanaan dan
pengalokasian sumberdaya lainnya yang dibutuh- kan dalam masa implementasi Olsen et al., 1999.
Sebuah sistem dan strukrur membutuhkan mekanisme khususnya untuk komunikasi,
interaksi dan hirarki koordinasi. Dari lembaga- lembaga yang telah terbentuk, telah dicoba-
kembangkan suatu model mekanisme komunikasi dan interaksi antar lembaga-lembaga tersebut.
Sampai Januari 2002 lalu, suatu model mekanisme komunikasi dan interaksi antara
Kelompok Kerja Gabungan dan Gugus Tugas telah dicoba-kembangkan. Kemudian juga
diperluas kepada interaksi keduanya dengan komponen parlemen atau Dewan Perwakilan
Rakyat DPRD. Meskipun pada uji coba Januari 2002 komponen parlemen hanya direpresen-
tasikan oleh DPRD Kabupaten Pasir dan belum ada partisipasi dari DPRD Kota Balikpapan,
namun sebuah mekanisme interaksi yang cukup efektif telah berlangsung Gambar 5. Model uji
coba ini diasumsikan bisa menjadi rujukan bagi pengembangan selanjutnya yang lebih baik lagi
dan lebih efektif bagi implementasi RPTB.
Interaksi atau kehadiran bersama-sama, intensitas dan kualitas materi komunikasi serta
kesepakatan tindak-lanjut bersama yang tercapai antara pimpinan atau perwakilan instansi-instansi
teknis pemerintahan Kabupaten Pasir dan Kota Balikpapan dalam model mekanisme komunikasi
dan interaksi Januari 2002 Gambar 5, memberikan suatu gambaran faktual bahwa
kemitraan antara Kota Balikpapan dan Kabupaten Pasir di masa mendatang untuk
bersama-sama mengimplementasikan RPTB sebagai bentuk pengelolaan terpadu Ekosistem
Teluk Balikpapan sangat potensial untuk bisa terwujud.
Berkenan dengan komponen-komponen kelembagaan yang sedang dipersiapkan untuk
implementasi RPTB, stakeholder berharap nantinya ada hirarki koordinasi yang jelas. Hal tersebut
sedang dikembangkan dan belum tersirat pada Gambar 5.
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2002 3 5
Gambar 5. Model mekanisme komunikasi dan interaksi antar komponen-komponen kelembagaan yang dipersiapkan untuk struktur dan mekanisme kelembagaan implementasi RPTB nantinya.
Sekretariat Pengelolaan Teluk
Balikpapan
Unit Koordinasi Balikpapan dan Pasir
Gugus Tugas Pengelolaan Pesisir Kabupaten Pasir
Pimpinan-pimpinan Lembaga Pemerintah dan Non-Pemerintah
Gugus Tugas Pengelolaan Pesisir Kota Balikpapan
Pimpinan-pimpinan Lembaga Pemerintah dan Non-Pemerintah
Dewan Kerjasama Pengelolaan Teluk Balikpapan
Bupati Pasir dan Walikota Balikpapan dikoordinir oleh Gubernur Kalimantan Timur
MASYARAKAT BALIKPAPAN, PASIR DAN
KALIMANTAN TIMUR
Komite Penasehat Ilmiah
Akademisi dan Praktisi Ilmiah
Forum Sahabat Teluk Balikpapan
Anggota-anggota Masyarakat Balikpapan, Pasir dan Kalimantan
Timur
Spektrum komunikasi dan interaksi
DPRD Kabupaten Pasir
DPRD Kota Balikpapan
Kelompok Kerja Gabungan Isu Pengelolaan Pesisir Spesifik
Perwakilan-perwakilan Lembaga Pemerintah dan Non-Pemerintah Terkait
Isu Pengelolaan Kontrol Erosi
dan Sedimentasi Isu Pengelolaan
Tambak Ramah Lingkungan
Isu Pengelolaan Lainnya
yang akan dibentuk
Komunikasi dan interaksi
Lembaga formal yang ada Komponen kelembagaan implementasi RPTB yang akan dibentuk
Komponen kelembagaan
implementasi RPTB operasional formal
Komponen kelembagaan
implementasi RPTB
operasional non formal
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2002 3 6
5. PELAJARAN DARI PROSES PENYIAPAN KELEMBAGAAN