Uji Uji Heteroskedastisitas Uji

Dalam menafsirkan data, peneliti menggunakan metode penafsiran dari Supardi 1979:20 dengan rincian sebagai berikut: 1 – 24 : Sebagian kecil 25 – 49 : Hampir setengah 50 : Setengah 51 - 74 : Sebagian besar 75 - 99 : Pada umumnya 100 : Seluruhnya

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci mengunakan regresi linier berganda, yaitu mengunakan rumus: Y = a + b1X1+b2X2+e Keterangan : Y = Kebutuhan Informasi a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi berganda X1 = Ketersediaan Koleksi X2 = Sistem Temu Balik Informasi

3.12 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.12.1 Uji

Normalitas Universitas Sumatera Utara Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing ‐masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat grafik histogram atau normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol 0 pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas begitu juga nila sebaliknya. Metode lain juga dapat dilihat pada normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residul akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residul normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. . Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu alat statistik Kolmogorov ‐Smirnov K‐S. Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

3.12.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Duwi, 2011:31.

3.12.3 Uji

Multikolinearitas Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel‐variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor VIF. Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 Duwi, 2011:31, di mana: Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas 312.4 Uji Autokorelasi Uji autokerelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t‐1. Model Universitas Sumatera Utara regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin‐Watson uji DW Duwi, 2011:31. 3.13 Pengujian Signifikansi

3.13.1 Uji F Simultan