Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengguna Pada Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

(1)

EVALUASI KUALITAS PELAYANAN PENGGUNA PADA

KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI

KABUPATEN KERINCI

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang studi

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

KRISTI ELFERIDA

120723009

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Elferida, Kristi. 2014. Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengguna pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Medan: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci yang beralamat di Jln. Jenderal A. Yani Sungai Penuh Kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang di berikan perpustakaan kepada pengguna. Populasi adalah sebanyak 557 orang, jumlah sampel menggunakan penentuan ukuran slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 85 orang yang terdiri dari mahasiswa, pelajar dan umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pengguna dapat dilihat sebagai berikut: (1) Reliabilitas (Reliability) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada waktu jam tutup pelayanan perpustakaan. (2) Daya Tanggap (Responsiveness) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada saat pegawai membantu dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna (3) Jaminan (Assurance) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna disebabkan kemampuan pegawai perpustakaan tidak sesuai dengan bidangnya (4) Empati (Emphaty) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada pelayanan personal kepada pengguna (5) Bukti Fisik (Tangibles) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna disebabkan fasilitas, perlengkapan yang diberikan perpustakaan tidak sesuai.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengguna Pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis yang tidak luput dari segala kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty Kahar, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji I, yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Hotlan Siahaan S.sos, M.I.Kom selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu, serta penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

4. Bapak Ishak S.S, M.Hum selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu, serta penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, MP selaku dosen penguji II, yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan pegawai administrasi di Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.


(4)

7. Bapak Pimpinan dan staf Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku Ayah (Jhon Rayen Siburian) dan Ibu (Serta Ria Sihite) tercinta, yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, dan senantiasa mendo’akan penulis selama ini.

9. Buat kedua Abang penulis (Bang Althur dan Bang Jefri) serta Adek dan Kakak Penulis (Ester dan Kak Lia) yang telah memberi semangat dan Do’a selama ini.

10.Buat Sahabat-sahabatku. Dzikra, Muthia, Kak ida, Kak Ribta, Kak Ifat, Kak Vita, Cece, Febri, Rahmi, Feni, Icha, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini. Dan buat Keluarga besar Kos Gang Kamboja no 51. Putri, Ides, Tria, Sari, Dzikra dan Kak Melinda yang telah memberi semangat dan dukungan selama pembuatan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan stambuk 2012 ekstensi. Kak Ribta, Mona, Oji, shinta, Feby, Pri, Rahmi, Chece, Ferbri, Iza, Nerly, dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2014 Penulis

Kristi Elferida Nim: 120723009


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… .... i

KATA PENGANTAR………. . ii

DAFTAR ISI……….. ... iv

DAFTAR TABEL……… vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup ... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ... 5

2.1. Pengertian Perpustakaan Umum ... 5

2.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum ... 5

2.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum ... 5

2.2.2. Fungsi Perpustakaan Umum ... 6

2.3. Pengertian Evaluasi ... 7

2.4. Tujuan Evaluasi ... 8

2.5. Prinsip Evaluasi ... 10

2.6. Teknik Evaluasi ... 10

2.7. Kualitas ... 11

2.8. Kualitas Pelayanan Pengguna ... 12

2.9. Jenis-jenis Layanan Perpustakaan ... 13

2.10. Dimensi Kualitas Pelayanan Pengguna ... 15

2.11. Bentuk Pelayanan ... 16

2.12. Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan ... 17

2.13. Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 18


(6)

2.15. Karekteristik Pelayanan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Metode Penelitian ... 21

3.2. Lokasi Penelitian ... 21

3.3. Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1. Populasi ... 21

3.3.2. Sampel ... 22

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 23

3.6. Instrumen Penelitian ... 24

3.9. Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1. Reliabilitas (Reliability) ... 26

4.1.1. Waktu Peminjaman Buku pada Perpustakaan………….. 26

4.1.2. Jam Buka Pelayanan Perpustakaan………... 27

4.1.3. Jam Tutup Pelayanan Perpustakaan………. 28

4.1.4. Perpustakaan Mengadakan Penyuluhan Mengenai Perpustakaan Setiap 2 Bulan sekali………....………….. 29

4.2. Daya Tanggap (Responsiveness) ... 30

4.2.1. Pegawai Membantu Pengguna Menemukan Bahan Pustaka dengan Cepat dan Mudah ... 30

4.2.2. Prosedur Peminjaman Buku Dilakukan Secara Cepat dan Mudah ... 31

4.2.3. Penerapan Persyaratan Menjadi Anggota Baru Mudah dan Cepat ... 32

4.2.4. Pegawai Memberikan Penyelesaian yang Cepat Terhadap Keluhan Pengguna ... 33

4.3. Jaminan (Assurance) ... 34

4.3.1. Pegawai Perpustakaan Memiliki Kemampuan yang Instrumen Penelitian Baik di Bidangnya ... 34

4.3.2. Pegawai Bertanggung Jawab Atas Pelayanan yang Diberikan ... . 35

4.3.3. Pegawai Mampu Menjawab Pertanyaan Pengguna Mengenai Perpustakaan ... 36

4.3.4. Pegawai Melayani dengan Sikap Ramah ... 37


(7)

4.4.1. Pengguna Mengerti dengan Informasi yang Diberikan

Pegawai ... 38

4.4.2. Pegawai Bersedia Jika Diajak Berkonsultasi Mengenai Perpustakaan Kepada Pengguna ... 39

4.4.3. Pegawai Melayani Pengguna Dengan Tutur Kata yang Sopan ... 40

4.4.4. Pelayanan yang diberikan Pegawai Tanpa Membedakan Status Sosial ... 41

4.5. Bukti Fisik (Tangibles) ... 42

4.5.1. Fasilitas Katalog Mudah Digunakan Pengguna ... 42

4.5.2. Lingkungan Perpustakaan Bersih dan Nyaman ... 42

4.5.3. Jumlah Sumber Daya Manusia Mencukupi ... 43

4.5.4. Penataan Ruang Perpustakaan Bersih dan Teratur ... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 46

5.1. Kesimpulan ... 46

5.2. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Anggota Aktif Perpustakaan KPAD Kabupaten Kerinci ... 23

Tabel 2 : Kisi-Kisi Angket... ... 24

Tabel 3 : Waktu Peminjaman Buku pada Perpustakaan ... 26

Tabel 4 : Jam Buka Pelayanan Perpustakaan ... 27

Tabel 5 : Jam Tutup Pelayanan Perpustakaan ... 28

Tabel 6 : Perpustakaan Mengadakan Penyuluhan Setiap 2 Bulan Sekali ... 29

Tabel 7 : Pegawai Membantu Pengguna dalam Menemukan Bahan Pustaka dengan Cepat dan Mudah ... 30

Tabel 8 : Prosedur Peminjaman Buku Dilakukan Secara Cepat dan Mudah . 31 Tabel 9 : Penerapan Persyaratan Menjadi Anggota Baru Mudah dan Cepat . 32 Tabel 10 : Pegawai Memberikan Penyelesaian yang Cepat Terhadap Keluhan Pengguna ... 33

Tabel 11 : Pegawai Perpustakaan Memiliki Kemampuan yang baik di Bidangnya ... 34

Tabel 12 : Pegawai Bertanggung Jawab Atas Pelayanan yang Diberikan ... 35

Tabel 13 : Pegawai Mampu Menjawab Pertanyaan Pengguna Mengenai Perpustakaan ... 36

Tabel 14 : Pegawai Melayani dengan Sikap Ramah ... 37

Tabel 15 : Pengguna Mengerti dengan Informasi yang Diberikan Pegawai .. 38

Tabel 16 : Pegawai Bersedia Berkonsultasi Mengenai Perpustakaan Kepada Pengguna ... 39

Tabel 17 : Pegawai Melayani Pengguna dengan Tutur Kata yang Sopan ... 40

Tabel 18 : Pelayanan yang Diberikan Pegawai Tanpa Membedakan Status Sosial ... 41

Tabel 19 : Fasilitas Katalog Mudah Digunakan Pengguna ... 42

Tabel 20 : Lingkungan Perpustakaan Bersih dan Nyaman ... 43

Tabel 21 : Jumlah Sumber Daya Manusia Pada Perpustakaan ... 44


(9)

ABSTRAK

Elferida, Kristi. 2014. Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengguna pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Medan: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci yang beralamat di Jln. Jenderal A. Yani Sungai Penuh Kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang di berikan perpustakaan kepada pengguna. Populasi adalah sebanyak 557 orang, jumlah sampel menggunakan penentuan ukuran slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 85 orang yang terdiri dari mahasiswa, pelajar dan umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pengguna dapat dilihat sebagai berikut: (1) Reliabilitas (Reliability) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada waktu jam tutup pelayanan perpustakaan. (2) Daya Tanggap (Responsiveness) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada saat pegawai membantu dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna (3) Jaminan (Assurance) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna disebabkan kemampuan pegawai perpustakaan tidak sesuai dengan bidangnya (4) Empati (Emphaty) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna pada pelayanan personal kepada pengguna (5) Bukti Fisik (Tangibles) belum terdapat peningkatan kualitas pelayanan pengguna disebabkan fasilitas, perlengkapan yang diberikan perpustakaan tidak sesuai.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum merupakan lembaga penyedia informasi yang meliputi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakangnya. Hal ini juga tercantum dalam UU RI no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6, yang menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi. Keberadaan perpustakaan umum sangat penting bagi masyarakat untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

Salah satu keberhasilan perpustakaan dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan. Pelayanan merupakan suatu bentuk kegiatan sosial untuk membantu orang lain dan mempunyai tujuan membangun kerja sama antar pihak dalam jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan antar pihak terkait. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memahami keinginan dan kebutuhan pengguna serta berusaha untuk memberikan nilai lebih kepada pengguna. Pelayanan yang baik merupakan salah satu hasil yang diberikan sebuah perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dari pengguna perpustakaan itulah dapat diketahui bagaimana kualitas pelayanan di perpustakaan. Peningkatan kualitas pelayanan kepada pengguna menuntut adanya kepekaan dari penyedia layanan tentang apa yang menjadi harapan serta kebutuhan dari pengguna. Kepuasan pengguna perpustakaan merupakan kunci yang sangat penting agar perpustakaan dapat dihargai dan terus dimanfaatkan oleh pengguna. Perpustakaan perlu mengedepankan pelayanan yang baik kepada pengguna melalui kemudahan dalam prosedur pelayanan, sifat pegawai yang sopan dan ramah, kedisiplinan pegawai dan kenyamanan saat berada diperpustakaan.

Kenyamanan dapat diperoleh dengan cara memenuhi kebutuhan pengguna, dimana pegawai harus tahu apa yang dibutuhkan oleh pengguna saat berkunjung keperpustakaan, melayani dengan sikap ramah, dan membantu pengguna dalam


(11)

mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. Kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengguna dapat menjadi tolok ukur bagi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan tersebut. Apabila perpustakaan mampu memberikan kualitas pelayanan yang maksimal, maka pengguna akan merasa puas dan nyaman, sehingga bisa dipastikan akan menambah reputasi baik bagi perpustakaan. Hal ini disebabkan pengguna memiliki peran yang sangat besar bagi perpustakaan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan perpustakaan yang telah diberikan juga perlu dilakukan sehingga dapat diketahui apakah pelayanan yang diberikan kepada pengguna selama ini benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, apakah pelayanan yang diberikan selama ini telah memuaskan pengguna, atau apa saja kekurangan dari pemberian yang selama ini dirasakan oleh pengguna perpustakaan.

Untuk mengukur kualitas pelayanan pada perpustakaan dapat berpedoman pada dimensi-dimensi yang ditetapkan dalam servqual yaitu: (a) Reliabilitas (Reliability), berkaitan dengan kemampuan perpustakaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. (b) Daya tanggap

(responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyediaan layanan untuk membantu para pengguna dan merespon permintaan mereka dengan segera. (c) Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pengguna. (d) Empati (empathy), berarti bahwa perpustakaan memahami masalah para penggunanya dan bertindak demi kepentingan pengguna, serta memberikan perhatian personal kepada para pengguna dan memiliki jam operasi yang nyaman. (e) Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perpustakaan.

Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci merupakan lembaga penyedia informasi yang sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran bagi pengguna. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci memiliki 6 pegawai perpustakaan, 3 diantaranya tidak berlatar belakang ilmu perpustakaan. Jumlah anggota aktif yang terdaftar di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci sampai dengan tahun 2012


(12)

adalah 557 orang. Jenis-jenis layanan yang dilaksanakan yaitu: layanan sirkulasi, layanan rujukan, layanan penelusuran informasi atau literatur, layanan foto kopy, layanan bimbingan membaca, layanan bimbingan pemakai perpustakaan, layanan konsultasi perpustakaan, dan layanan perpustakaan keliling. Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci juga tidak lepas dari banyaknya kritik dan saran yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan atas pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, pustakawan di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci terdapat beberapa masalah di bidang pelayanan seperti, Perpustakaan tutup lebih awal dari jadwal yang ditetapkan, perpustakaan yang seharusnya buka pada pukul 07:30-16.00 namun pada pukul 14.00 perpustakaan sudah ditutup. Dalam pelayanannya pegawai perpusakaan juga terlihat kurang teliti dalam melakukan shelfing, kondisi ini ditunjukkan dengan bahan pustaka yang tidak diurutkan berdasarkan nomor klasifikasi. Hal ini menyebabkan pengguna kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu pelayanan yang berkualitas salah satunya dapat diketahui dengan mengevaluasi kualitas pelayanan pengguna. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi tentang “Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengguna pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci”.


(13)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis menetapkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kualitas pelayanan pengguna pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah kualitas pelayanan pengguna pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat dari penelitian ini adalah

1. Bagi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci yaitu, sebagai bahan masukan agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna.

2. Bagi pustakawan yaitu, dapat memberikan motivasi bagi pustakawan agar lebih meningkatkan pelayanan yang baik kepada pengguna.

3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu, dapat sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi 5 dimensi kualitas pelayanan pengguna yaitu: reliabilitas (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti fisik (tangibles).


(14)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas tanpa memandang latar belakang dari pengguna perpustakaan tersebut. Menurut Hermawan (2006: 30), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status social, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Syahrial (2000: 3), “perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menyediakan sumber informasi kepada seluruh lapisan masyarakat, agar masyarakat dapat menambah ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya tanpa memandang latar belakangnya.

2.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum 2.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan perpustakaan umum pada dasarnya memiliki tujuan yang ingin di capai. Menurut Hermawan (2006: 31), tujuan perpustakaan umum antara lain untuk; (a). memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya; (b). Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari; (c). Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi; (d). Bertindak selaku agen cultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya; (e). Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993: 46), tujuan perpustakaan umum adalah: (a). Memberikan


(15)

kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik; (b). Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat; (c). Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; (d) Bertindak selaku

agent cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Dapat disimpulkan bahwa, tujuan perpustakaan umum adalah memberikan pelayanan bagi masyarakat umum dan membantu masyarakat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan umum.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan umum sudah seharusnya memiliki fungsi yang diemban untuk tercapainya tujuan perpustakaan tersebut. Menurut Sutarno (2006: 37) tugas dan fungsi Perpustakaan umum adalah “memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”.

Sedangkan menurut Yusuf (1996: 21) fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri.


(16)

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang di perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai sarana informatif, rekreasi, kultural, dan sebagai sarana simpan karya manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.

2.3. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi sering digunakan untuk sebuah penilaian dan perkiraan mengenai objek tertentu. Menurut Arikunto (2004:1) menyatakan bahwa:

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah kepustusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak dection maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Ajick (2009:2) menyatakan bahwa evaluasi adalah “penggunaan teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan yang dapat


(17)

mencapai suatu program dalam proses, mengoleksi, menganalisis dan mengartikan informasi atau sebagai bentuk instruksi”.

Dari beberapa defenisi evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses penilaian sistematis terhadap suatu obyek. Dimana untuk menilainya dilakukan proses analisis.

2.4. Tujuan Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan evaluasi. Tujuan Evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki, dan mengambil keputusan mengenai objek tersebut (Wirawan, 2011 : 9).

Menurut Wirawan (2011: 22) Tujuan melaksanakan evaluasi adalah :

a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat. Program dirancang dan dilaksanakan sebagai layanan atau intervensi sosial (social intervention) untuk menyelesaikan masalah, problem, situasi, keadaan yang dihadapi masyarakat. Suatu program diadakan untuk mengubah keadaan yang dilayani.

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana. Setiap rogram direncanakan dengan teliti dan pelaksanaanya harus sesuai dengan rencana tersebut.

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar. Setiap program dilaksanakan berdasarkan standar tertentu.

d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak jalan.

e. Pengembangan staf program. Evaluasi dapat dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan staf garis depan yang langsung menyajikan layanan kepada klien dan pemegang jabatan lainnya.

f. Memenuhi ketentuan undang-undang. Sering suatu program disusun untuk melaksanakan undang-undang tertentu. Suatu program dirancang dan dilaksakan berdasarkan ketentuan ketentuan undang-undang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

g. Akreditasi Program. Lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat seperti sekolah, universitas, hotel, rumah sakit, pusat kesehatan dan perusahaan biro perjalanan perlu dievalauasi untuk menentukan apakah telah menyajikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan standar layanan yang ditentukan.


(18)

h. Mengukur cost effectiveness dan coss-efficiency. Untuk melaksanakan suatu program diperlukan anggaran yang setiap organisasi mempunyai keterbatasan jumlah. Penggunaan sumber dalam suatu program perlu diukur apakah anggaran suatu program mempunyai nilai yang sepadan

(cost effective) dengan akibat atau manfaat yang ditimbulkan oleh program. Sedangkan cost-efficiency evaluation untuk mengukur apakah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai program telah dikeluarkan secara efisien atau tidak.

i. Mengambil keputusan megenai program. Salah satu tujuan evaluasi program adalah untuk mengambil keputusan mengenai program. Jika evaluasi suatu program menunjukkan berhasil melakukan perubahan dalam masyarakat dengan mencapai tujuannya, maka mungkin program akan dilanjutkan atau dilaksanakan di daerah lain.

j. Accontabilitas. Evaluasi dilakukan juga untuk mempertanggung jawabkan pimpinan dan pelaksana program . Apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur keberhasilan atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan yang direncanakan atau tidak. Apakah dalam pelaksanaan program terjadi penyimpangan anggaran prosedur dan waktu atau tidak.

k. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program. Posacvac & Carey (1977) mengemukakan evaluasi merupakan loop balikan untuk layanan program sosial. Loop tersebut merupakan proses mengakses kebutuhan, mengukur pelaksanaan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mengevaluasi prestasi pencapaian tujuan program, membandingkan pengaruh keluaran program dengan biaya serta perubahan yang diciptakan oleh layanan program terhadap anggota masyarakat.

l. Memperkuat posisi politik. Jika evaluasi menghsilkan nilai yang positif, kebijakan, program, atau proyek akan mendapat dukungan dari para pengambil keputusan - legislatif dan eksekutif – dan anggota masyarakat yang mendapatkan layanan atau perlakuan. Objek evaluasi tersebut dapat diteruskan atau dilakukan di daerah lain jika memang diperlukan di daerah lain.

m. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi. Pada awalnya evaluasi dilaksanakan tanpa landasan teori, hanya merasa suatu program perlu dievaluasi untuk mencari kebenaran mengenai program sosial. Praktik melaksanakan evaluasi yang berulang-ulang, mengembangkan asumsi bahwa evaluasi dilaksanakan untuk mengukur apakah tujuan program dapat dicapai atau tidak.

Arikunto (2002:13) juga menyatakan bahwa tujuan evaluasi adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing


(19)

komponen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sebuah evaluasi adalah untuk mengetahui tujuan-tujuan apa yang telah dicapai, apakah memberikan umpan balik yang baik atau yang buruk.

2.5. Prinsip Evaluasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian evaluasi dalam Bekti (2012:9) evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2. Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan criteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur evaluasi, criteria evaluasi dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa evaluasi memiliki prinsip-prinsip yang dijadikan landasan sebuah evaluasi.

2.6. Teknik Evaluasi

Teknik merupakan suatu proses untuk mencapai sebuah hasil. Ada banyak cara penilaian yang dapat dilakukan secara saling melengkapi dengan kompetensi yang dinilai antara lain tes, observasi, penugasan, inventori jurnal.


(20)

Menurut Sudijono (2006:67) ada dua macam teknik evaluasi: 1. Teknik tes

Teknik tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh tes sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkahlaku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh tes lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

2. Teknik non teknis

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik tes adalah teknik pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan. Penilaian dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan untuk pengujian dengan menghasilkan nilai, dan nilai tersebut nantinya dibandingkan dengan nilai standar.

Sedangkan menurut Zaini dalam Qomari (2008:8) mengelompokkan tes sebagai berikut:

1. Menurut bentuknya: secara umum terdapat dua bentuk tes objekif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang diskor secara objektif. Tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan penilaian dari korektor, tes jenis ini antara lain: tes esai, lisan.

2. Menurut ragamnya: tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes esai terbatas (retricted essay), dan tes esai bebas (extended essay).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa teknik evaluasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu menurut bentuk dan ragamnya.

2.7. Kualitas

Kualitas merupakan tingkat baik buruknya suatu pelayanan yang diberikan. Menurut Tjiptono (2007:110) “konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kesempurnaan atau kebaikan suatu produk/jasa, yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian (conformance quality)”. Sedangkan menurut Goetcsh dan davis dalam Tjiptono (2007:110) “kualitas didefenisikan sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, lingkungan yang melebihi atau memenuhi harapan”. Selanjutnya menurut Juran


(21)

dalam Lupiyoadi (2001:145) kualitas diartikan sebagai biaya yang dapat dihindari (avidable) dan yang tidak dapat dihindari.

Berdasarkan defenisi mengenai kualitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu acuan untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu produk atau jasa layanan yang diberikan.

2.8.Kualitas Pelayanan Pengguna

Suatu organisasi publik sudah seharusnya menunjukkan kualitas pelayanan kepada pengguna. Menurut Gronroos dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:32) pelanggan bukan hanya semata-mata membeli barang atau jasa, namun mereka membeli manfaat yang di berikan oleh barang dan jasa yang bersangkutan. Mereka membeli penawaran yang terdiri atas barang, layanan, informasi, perhatian personal, dan komponen lainnya. Penawaran semacam ini mencerminkan layanan bagi pelanggan dan customer-perceived service tersebut memberikan nilai tambah bagi setiap pelanggan. Dengan demikian, setiap perusahaan selalu menawarkan pelayanan bagi pelanggan, terlepas dari hal apa pun bentuk produk yang di berikan.

Zeithaml, Berry dan Parasuraman dikutip oleh Lupiyoadi (2001:12) salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada para pelanggannya, pencapaian bangsa pasar yang tinggi serta peningkatan profit perusahaan tersebut sangat di tentukan oleh pendekatan yang di gunakan. Konsequensi atas pendekatan kualitas pelayanan suatu produk memiliki esensi penting bagi straregi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Menurut Edvardsson dikutip oleh Griselda dan Panjaitan (2007:5) kualitas adalah bagaimana mencari tahu apa yang menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan harus menberikan nilai itu. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengerti konsumennya dan bagaimana mendefinisikan keinginan konsumen tersebut dengan benar. Sedangkan layanan adalah berbagai


(22)

tindakan dan kinerja yang di tawarkan suatu produk kepada orang lain yang pada dasarnya tidak dapat di lihat dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan di wujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.

2.9. Jenis-jenis Layanan Perpustakaan

Menurut sutarno (2004: 112) Layanan perpustakaan merupakan kegiatan utama sebuah perpustakaan, selain itu layanan perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan, yang diarahkan pada terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin. Sering dikatakan bahwa wajah, penampilan, kinerja serta keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan ddapat dicerminkan melalui layanan tersebut. Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah jasa, oleh karena itu yang penting untuk disadari pengelola perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kepercayaan, kepuasan, ketepatan, dan kecepatan. Dengan demikian, petugas layanan dan informasi khususnya untuk perpustakaan umum seharusnya dipersiapkan sebaik-baiknya dengan memberikan pengetahuan, ketrampilan, kemauan, dan sikap perilaku yang simpati.

Masyarakat umumnya kebanyakan hanya mengenal layanan sirkulasi yang ada di perpustakaan; yaitu peminjaman dan pengembalian, tetapi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Menurut Hermawan (2006: 33) layanan dapat dikembangkan oleh perpustakaan umum, yaitu:

a. Layanan pendidikan

Perpustakaan umum menyediakan koleksi dan informasi yang diperlukan oleh masyarakat dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya, sehingga kemampuan dan ketrampilan itu dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial,


(23)

Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat, terutama hal-hal yang terkait erat dengan aktifitas masyarakat. Salah satu informasi yang harus disediakan oleh perpustakaan umum, misalnya jadwal perjalanan bus, kereta api dan lain sebagainya, yang dikemas dalam bentuk brosur sehingga mudah dibaca oleh masyarakat pengguna.

c. Dalam era teknologi informasi sekarang ini sudah saatnya perpustakaan umum dilengkapi dengan prasarana yang bersifat Smart technology yaitu media informasi yang menggunakan komputer sebagai teknologi intinya. Ketidakmampuan masyarakat mengakses informasi karena keterbatasan memiliki sarana teknologi informasi dapat difasilitasi oleh perpustakaan umum.

d. Layanan Rekreatif

Perpustakaan umum memberikan layanan yang memungkinkan pengguna perpustakaan menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, baik melalui bahan pustaka tertulis, terekam atau bahan pustaka multi media.

Menurut IFLA/UNESCO (1997) layanan yang harus diberikan oleh perpustakaan umum terdiri dari:

1. Meminjamkan buku tercetak maupun buku dalam berbagai media 2. Menyediakan buku dan berbagai bahan pustaka

3. Layanan informasi menggunakan media tercetak dan media elektronik 4. Menyediakan layanan membaca termasuk layanan pemesanan

5. Pendidikan pemakai termasuk mendukung program literacy

6. Menyediakan program-program dan acara-acara seperti: lomba minat baca, pameran, dll

Dan menurut IFLA/UNESCO (1997) agar proses layanan di atas dapat berjalan dengan lancar maka koleksi yang wajib disediakan terdiri dari:

1. Fiksi dan non fiksi untuk dewasa, remaja, dan anak-anak 2. Koleksi referensi

3. Akses terhadap database 4. Majalah

5. Koran local, regional, dan nasioanal 6. Informasi mengenai masyarakat local

7. Informasi pemerintahan, termasuk pemerintahan daerah 8. Informasi bisnis

9. Sumber-sumber sejarah daerah

10. Sumber silsilah (Genealogical resources)

11. Sumber informasi bahasa mayoritas masyarakat 12. Sumber informasi bahasa minoritas masyarakat 13. Sumber informasi bahasa lainnya


(24)

14. Musik

15. Computer games 16. Mainan anak-anak 17. Games and Puzzles 18. Study materials

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 7495-2009) layanan perpustakaan umum yang harus disediakan yaitu:

1. Layanan membaca 2. Layanan sirkulasi 3. Layanan rujukan

4. Layanan perpustakaan keliling 5. Layanan penelusuran informasi 6. Layanan bimbingan pengguna

Dari beberapa jenis layanan perpustakaan tersebut maka dapat kita lihat bahwa layanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan umum sangat beraneka ragam, oleh karena itu perpustakaan umum dituntut untuk dapat mengembangkan organisasinya, khususnya pengembangan jenis layanan, sehingga layanan yang diberikan dapat berjalan semaksimal mungkin dan memberikan manfaat yang berguna.

2.10. Dimensi Kualitas Pelayanan Pengguna

Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikutip oleh Tjiptono (2008: 95) terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:

1. Reliabilitas (Reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. Sebagai contoh, sebuah perusahaan barang kali memilih konsultan semata-mata berdasarkan reputasi.

2. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyediaan layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan (confidence).

4. Empati (empathy), berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.


(25)

5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan.

Dalam Arief (2005), Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985: 135) memformulasikan model kualitas pelayanan yang menjadi prasyarat untuk menyampaikan kualitas pelayanan yang baik. Dari model ini diidentifikasikan lima gap yang menyebabkan ketidaksuksesan penyampaian jasa, yaitu

1. Gap between constumer expection and management perception

Kesenjangan antara harapan pengguna dan persepsi manajemen timbul karena manajemen tidak mengetahui sepenuhnya apa keinginan pengguna.

2. Gap between management perception and service-quality specification

Kesenjangan persepsi manajemen dengan kualitas jasa.

3. Gap between service-quality spectifications and service delivery

Kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa. Mungkin kualitas jasa menurut spesifikasinya sudah baik, tetapi karena karyawan yan kurang terlatih, masih baru, dan kaku maka cara penyampaiannya kurang baik dan tidak sempurna.

4. Gap between service delivery and external communications

Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa yang diberikan dan janji-janji yang di obral dalam iklan, brosur atau media promosi lainnya.

5. Gap between perceived service and expected service

Kesenjangan jasa yang dialami/dipersepsikan dengan jasa yang diharapkan. Ini gap yang kebanyakan terjadi, yaitu jasa yang diterima oleh pengguna tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan/harapkan.

2.11. Bentuk Pelayanan

Menurut Moenir (1998: 190) “bentuk pelayanan secara umum ada 3 macam yaitu:

1. Pelayanan dengan lisan

Pelayanan yang dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan masyarakat, dibidang pelayanan informasi dan bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan, agar pelayanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sipemberi pelayanan yaitu:

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.


(26)

c. Bertingkah laku sopan dan ramah.

d. Meski dalam keadaan sepi, tidak mengobrol ataupun bercanda dengan teman karena menimbulkan kesan disiplin dan melalaikan tugas.

e. Tidak melayani orang-orang yang ingin sekedar mengobrol dengan cara yang sopan.

2. Pelayanan dengan tulisan

Merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari segi perannya.

3. Pelayanan dengan perbuatan

Pada umumnya pelayanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas menengah dan bawah. Karena itu factor dan keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.

2.12. Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Perpustakaan dalam memberikan pelayanan, perlu melakukan upaya agar pengguna mendapatkan kepuasan yang diberikan perpustakaan. Menurut Alma (1998: 291) konsumen menginginkan layanan yang baik dengan harapan sebagai berikut:

1. Kualitas layanan yang konsisten 2. Sikap personil yang selalu ramah 3. kejelasan suara, gambar, atau cetakan

4. Tidak terlalu sering gangguan , kerusakan, kalaupun ada cepat diperbaiki. 5. Successful call ratio (SCR) yang tinggi.

Pusat Data Analisa Pilar (2000: 6) juga menyatakan bagaimana peningkatan kualitas pelayanan yang efektif ada beberapa prinsip yang mendukung prosedur pelayanan konsumen, yaitu:

1. Program pelayanan harus berkaitan dengan perusahaan 2. Program pelayanan harus dimulai dari manajemen puncak 3. Terpusat pada visi

4. Program pelayanan harus terintegrasi dalam manajemen 5. Memotivasi karyawan

6. Berpedoman pada hasil penelitian 7. Melakukan pengukuran

8. Harus berkaitan dengan prestasi dan penghargaan

9. Mampu meningkatkan kualitas eksternal dengan kualitas internal

10.Pengembangan program pelayanan harus didukung oleh latihan, program, seleksi dan induksi


(27)

Berdasarkan upaya peningkatan kualitas pelayanan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas dapat dinilai dari kinerja suatu organisasi.

2.13. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Perpustakaan juga mempunyai 2 (dua) sistem layanan yang lazim digunakan, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pemilihan system layanan perpustakaan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum menerapkan sistem tersebut karena sangat berpengaruh terhadap mekanisme kerja sebuah perpustakaan.

a. Sistem layanan terbuka (opened acces)

Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem layanan perpustakaan. Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 33) “Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendakinya dari ruang koleksi”.

b. Sistem layanan tertutup (closed acces)

Selain sistem layanan terbuka terdapat juga sistem layanan tertutup pada sistem layanan perpustakaan. Adapun pengertian sistem layanan tertutup menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 33) adalah: Pengguna perpustakaan harus menggunakan katalog yang tersedia untuk memilih pustaka yang diperlukannya. Pengguna tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi, akan tetapi akan dibantu oleh petugas bagian sirkulasi. Berdasarkan pemaparan mengenai system pelayanan perpustakaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak tidak dapat diakses terbuka untuk pengguna, namun dalam temu kembali informasi dapat dibantu oleh pegawai perpustakaan.

2.14. Pelayanan Prima

Pelayanan yang maksimal sangat dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan, agar pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan dengan nyaman. Menurut Barata (2004: 31) Pelayanan Prima (service excellence) terdiri dari 6 unsur pokok, antara lain:


(28)

1. Kemampuan (Ability) 2. Sikap(Attitude)

3. Penampilan (Appearance) 4. Perhatian (Attention) 5. Tindakan (Action)

6. Tanggung jawab (Accountability)

Sedangkan menurut Tjiptono (2002: 58) Pelayanan Prima (service excellence) terdiri dari 4 unsur poko, antara lain:

1. Kecepatan 2. Ketepatan 3. Keramahan 4. Kenyamanan

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, untuk mencapai tingkat pelayanan yang prima maka pustakawan mampu melayani pemakai secara baik dengan keterampilan yang dimiliki pustakawan (kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, tanggung jawab, kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan) maupun dengan memaksimalkan fasilitas-fasilitas penunjang (gedung, desain interior, dan exterior serta peralatan/perlengkapan) yang mampu menimbulkan kenyamanan bagi pengguna perpustakaan. dengan kata lain dapat dikatakan bahwa titik tumpu pelayanan prima terletak pada kemampuan pustakawan untuk memberikan pelayanan secara optimal kepada pengguna perpustakaan dengan menggabungkan kemampuan dari para pegawai dan memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang ada.

2.15. Karakteristik Pelayanan

Karakteristik kualitas layanan perpustakaan merupakan ciri khas atau spesifikasi dari kualitas suatu layanan di perpustakaan. Adapun karakteristik pelayanan menurut Simamora (2002 : 175) adalah:

1. Intangibility (tidak berwujud).

Layanan yang bersifat intangibility artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium sebelum dibeli, seseorang tidak dapat menilai hasil dari layanan sebelum ia menikmatinya sendiri. Untuk mengurangi


(29)

ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa tersebut.

2. Inseparability (tidak terpisahkan).

Layanan biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian di produksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang melakukan layanan maka penyediannya adalah bagian dari layanan, karena klien juga hadir pada saat layanan itu dilakukan, interaksi antara penyedia layanan dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran layanan.

3. Variability (bervariasi).

Layanan sangat bersifat variabel karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana layanan tersebut dihasilkan.

4. Perishability (mudah lenyap).

Layanan merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan sehingga dapat dikatakan bahwa jasa dihasilkan pada saat ada permintaan akan jasa tersebut dan permintaan ini dapat ditunda.

Hal yang senada juga didefinisikan oleh Berry dalam Nasution (2004 : 8 – 10) yang membagi karakteristik pelayanan atas empat bagian yaitu:

1. Tidak Berwujud (Intangible)

Jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli.

2. Tidak Terpisahkan (Insparibility)

Jasa tidak terpisahkan artinya bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin.

3. Keanekaragaman (Variability)

Jasa bersifat sangat beranekaragam artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

5. Tidak Tahan Lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Berdasarkan karakteristik pelayanan tersebut jelas bahwa pada dasarnya pelayanan mempunyai sifat yang sangat bervariasi, mulai dari bentuk, kualitas dan jenis yang dimana semua tergantung pada siapa, kapan dan dimana layanan tersebut dihasilk


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang dapat membantu penulis untuk menjelaskan karakteristik dari sebuah subjek yang diteliti. Menurut Erlina (2011: 20), “penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek individu, organisasi, industri atau perspektif yang lainnya”.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, yang berlokasi di Jln. Jenderal A. Yani Sungai Penuh Kerinci.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi merupakan objek atau sumber data yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Sugiyono (1999: 72) mengemukakan bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna yang terdaftar di Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci sampai dengan tahun 2012 berjumlah 557 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan umum.


(31)

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan responden yang dipilih dari jumlah populasi yang dianggap dapat mewakili populasi dari sumber data. Menurut Sugiyono (2012: 120) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari jumlah populasi 557 orang, maka jumlah sampel berdasarkan rumus slovin yang dikemukakan oleh Jusuf (2012: 59) dengan tingkat kesalahan 10% adalah 85 orang.

n

=

1+��2

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10% 1 = konstanta

Sesuai dengan rumus slovin, maka sampel penelitian ini adalah

n =

557

1+557(10 %)2

=

557 1+557(0,1)2

=

557 1+5,57

=

557

6,57= 84,77 = 85 orang (dibulatkan)

Untuk menentukan siapa yang menjadi sampel maka digunakan teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling (sampel berstrata proporsional) yaitu dengan menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden. Menurut Sugiyono (2012: 123) teknik pengambilan sampel ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.


(32)

Tabel 1

Jumlah Anggota aktif Perpustakaan BPAD Kabupaten Kerinci sampai tahun 2012

No Nama Penghitungan Jumlah Sampel

1 Pelajar (SMA) ���

���

×

85=15,26

15

2 Mahasiswa ���

���

×

85=30,57

31

3 Umum (Pegawai, Dosen, Guru, Karyawan Swasta)

���

���

×

85=39,21

39

4 Total 85

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Angket yaitu, pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan untuk diisi oleh responden.

2. Observasi yaitu, dengan mengadakan pengamatan langsung ke Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

3. Studi kepustakaan dan pemeriksaan dokumen, data yang diperoleh melalui bahan perpustakaan dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya Subagyo (2007:


(33)

87). Data ini diperoleh melalui kegiatan yang menggunakan instrumen (angket) yang telah dipersiapkan sebelumnya dan disebarkan kepada responden.

2. Data Sekunder

Data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, artikel, serta dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.6. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam suatu penelitian pada hakekatnya bermacam-macam. Hal ini tergantung pada cara penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2006: 97) instrument penelitian adalah “Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam sosial yang diamati”. Fenomena ini disebut Variabel Penelitian. Adapun yang menjadi instrumen penelitian ini adalah angket. Menurut Arikunto, (2006: 102-103) “Angket merupakan daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain, dengan maksud orang yang diberikan angket tersebut bersedia memberikan respon”. Setiap angket terdiri atas pernyataan-pernyataan yang memuat indikator yang dapat menjelaskan setiap variabel. Kisi-kisi angket penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2: Kisi-Kisi Angket Variabel Kualitas Pelayanan Pengguna

Variabel Indikator Nomor Item

Angket

Jumlah

Kualitas Pelayanan Pengguna

1. Reliabilitas (Reliability) 2. Daya Tanggap

(Responsiveness) 3. Jaminan

(Assurance) 4. Empati

(Empathy) 5. Bukti Fisik

(Tangibles)

1,2,3,4 5,6,7,8 9,10,11,12 13,14,15,16 17,18,19,20 4 4 4 4 4


(34)

3.7. Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dan frekuensi serta perhitungan dan persentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden. Perhitungan persentase dengan menggunakan tafsiran data dengan menggunakan rumus. Setelah data dipersentasekan kemudian ditabulasikan. Menurut Hadi (2001: 421) rumus untuk menghitung persentase data adalah:

P = �

x 100%

Keterangan: P = Persentase

f =Jumlah jawaban yang diperoleh

n = Sampel (jumlah responden) Dengan perhitungan sebagai berikut:

Menurut Supardi (1979: 20) menginterpretasikan persentasi yang didapat dari tabulasi data, yaitu:

1. 1-25 % : Sebagian kecil 2. 26-49 : Hampir setengah

3. 50 % : Setengah

4. 51-75 % : Sebagian Besar 5. 76-99 % : Pada umumnya 6. 100 % : Seluruhnya


(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang datanya diperoleh dari penyebaran angket kepada responden penelitian pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Jumlah pertanyaan keseluruhan 20 butir. Angket disebarkan kepada 85 responden yang terdiri dari Pelajar (SMA), Mahasiswa, dan Umum (Pegawai, Dosen, Guru, Karyawan Swasta) dengan teknik proportionate stratified random sampling (sampel berstrata proporsional). Untuk mengukur kualitas pelayanan pengguna digunakan dimensi relibilitas (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti fisik (tangibles). Dengan hasil pembahasan sebagai berikut:

4.1. Reliabilitas (Reliability)

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan perpustakaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dapat dilihat dari hasil jawaban responden No. 1,2,3,4.

4.1.1. Waktu Peminjaman Buku pada Perpustakaan

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna terhadap pelayanan waktu peminjaman buku di perpustakaan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3: Waktu Peminjaman Buku pada Perpustakaan No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

1 Sangat Setuju 29 34,11 %

Setuju 33 38,82 %

Kurang Setuju 11 12,94 %

Tidak Setuju 6 07,05 %

Sangat Tidak Setuju 6 07,05 %


(36)

Data pada Tabel 3 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 29 responden (34,11%) menyatakan sangat setuju dengan waktu peminjaman buku di perpustakaan. 33 (38,82%) menyatakan setuju dengan waktu peminjaman buku di perpustakaan. 11 (12,94%) menyatakan kurang setuju dengan waktu peminjaman buku di perpustakaan. 6 (07,05%) menyatakan tidak setuju dengan waktu peminjaman buku di perpustakaan. 6 (07,05%) menyatakan sangat tidak setuju dengan waktu peminjaman buku di perpustakaan.

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir setengah pengguna sangat setuju dengan waktu peminjaman buku yang diberlakukan perpustakaan. Perpustakaan memberikan waktu peminjaman buku selama 2 minggu, buku yang dipinjamkan yaitu sebanyak 3 buku. hal ini sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4.1.2. Jam Buka Pelayanan Perpustakaan

Untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap jam buka pelayanan perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4: Jam Buka Pelayanan Perpustakaan

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

2 Sangat Setuju 6 07,05 %

Setuju 25 29,41 %

Kurang Setuju 23 27,05 %

Tidak Setuju 24 28,23 %

Sangat Tidak Setuju 7 08,23 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 4 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 6 (07,05%) responden menyatakan sangat setuju dengan jam buka pelayanan perpustakaan. 25 (29,41%) responden menyatakan setuju dengan jam buka pelayanan perpustakaan. 23 (27,05%) responden menyatakan kurang setuju jam buka pelayanan perpustakaan. 24 (28,23%) responden menyatakan tidak setuju jam buka


(37)

pelayanan perpustakaan. 7 (08,23%) responden menyatakan sangat tidak setuju dengan jam buka pelayanan perpustakaan.

Berdasarkan Tabel 4 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju dengan jam buka pelayanan perpustakaan. Dimana perpustakaan buka pada pukul 07.30 Wib dan sudah sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perpustakaan.

4.1.3. Jam Tutup Pelayanan Perpustakaan

Untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap jam tutup pelayanan perpustakaan dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5: Jam Tutup Pelayanan Perpustakaan

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

3 Sangat Setuju 5 05,90 %

Setuju 21 24,70 %

Kurang Setuju 28 32,94 %

Tidak Setuju 24 28,23 %

Sangat Tidak Setuju 7 08,23 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 5 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 5 (05,90%) responden menyatakan sangat setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan. 21 (24,70%) responden menyatakan setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan. 28 (32,94%) responden menyatakan kurang setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan. 24 (28,23%) responden menyatakan tidak setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan. 7 (08,23%) menyatakan sangat tidak setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan.

Berdasarkan Tabel 5 tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir setengah pengguna kurang setuju dengan jam tutup pelayanan perpustakaan. Ini dilihat dari perpustakaan yang tutup tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan perpustakaan. Perpustakaan yang seharusnya tutup pada pukul 16.00 Wib, namun pukul 14.00 Wib


(38)

perpustakaan sudah ditutup. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu berkunjung pengguna di perpustakaan. Hendaknya jam tutup pelayanan perpustakaan disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan.

4.1.4. Perpustakaan Mengadakan Penyuluhan Mengenai Perpustakaan Setiap 2 Bulan sekali.

Untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap kebijakan perpustakaan yang mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6: Perpustakaan Mengadakan Penyuluhan Mengenai Perpustakaan Setiap 2 Bulan Sekali

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

4 Sangat Setuju 19 22,35 %

Setuju 26 30,60 %

Kurang Setuju 19 22,35 %

Tidak Setuju 13 15,30 %

Sangat Tidak Setuju 8 09,41 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 6 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 19 (23,35%) responden menyatakan sangat setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali. 26 (30,60%) menyatakan setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali. 19 (22,35%) menyatakan kurang setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali. 13 (13,30%) menyatakan tidak setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali. 8 (09,41%) menyatakan sangat tidak setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan setiap 2 bulan sekali

Berdasarkan Tabel 6 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju jika perpustakaan mengadakan penyuluhan mengenai perpustakaan


(39)

setiap 2 bulan sekali. Pengguna merasa puas atas pelayanan perpustakaan yang memberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara menggunakan katalog, koleksi terbaru serta prosedur cara memanfaatkan perpustakaan.

4.2. Daya Tanggap (Responsiveness)

Untuk mengetahui bagaimana kesediaan dan kemampuan perpustakaan untuk membantu pengguna dan merespon perpintaan pengguna dengan segera pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dapat dilihat dari hasil jawaban responden No. 5,6,7,8.

4.2.1. Pegawai Membantu Pengguna dalam Menemukan Bahan Pustaka dengan Cepat dan Tepat

Untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap pegawai dalam membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7: Pegawai Membantu Pengguna dalam Menemukan Bahan Pustaka dengan Cepat dan Tepat

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

5 Sangat Setuju 21 24,70 %

Setuju 7 08,23%

Kurang Setuju 13 15,30 %

Tidak Setuju 32 37,64 %

Sangat Tidak Setuju 12 14,11 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 7 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 21 (24,70%) pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat. 7 (08,23%) responden menyatakan setuju jika pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat. 13 (15,30%) responden menyatakan kurang setuju jika pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat. 32 (37,64%) menyatakan tidak


(40)

setuju pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat. 12 (14,11%) menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat.

Berdasarkan Tabel 7 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna tidak setuju jika pegawai membantu pengguna dalam menemukan bahan pustaka dengan cepat dan tepat. Hal ini dilihat dari lamanya pegawai dalam menemukan bahan pustaka di rak, penataan bahan pustaka di rak yang tidak sesuai, menyulitkan pegawai dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna. Hendaknya bahan pustaka ditata sesuai nomor klasifikasi Dewey Decimal Clasification (DDC) sehingga pegawai juga dapat menemukan bahan pustaka dengan cepat dan dapat membantu pengguna dalam penemuan bahan pustaka tersebut.

4.2.2. Prosedur Peminjaman Buku Dilakukan Secara Cepat dan Mudah

Untuk mengetahui penilaian pengguna terhadap prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8: Prosedur Peminjaman Buku Dilakukan Secara Cepat dan Mudah No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

6 Sangat Setuju 19 22,35 %

Setuju 30 35,30 %

Kurang Setuju 12 14,11 %

Tidak Setuju 20 23,52 %

Sangat Tidak Setuju 4 04,70 %

Jumlah 85 100 %

Data pada Tabel 8 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 19 (22.35%) responden menyatakan sangat setuju jika prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah. 30 (35,30%) responden menyatakan setuju jika prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah. 12 (14,11%) menyatakan kurang setuju jika prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah. 20 (23,52%) responden menyatakan tidak setuju jika prosedur peminjaman


(41)

buku dilakukan secara cepat dan mudah. 4 (04,70%) menyatakan sangat tidak setuju jika prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah.

Berdasarkan Tabel 8 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju jika prosedur peminjaman buku dilakukan secara cepat dan mudah. Ini dilihat dari prosedur peminjaman yang hanya menunjukkan kartu keanggotaan serta mencatat identitas di slip peminjaman buku. Hal ini memudahkan pengguna dalam peminjaman buku.

4.2.3. Penerapan Persyaratan Menjadi Anggota Baru Mudah dan Cepat

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna mengenai penerapan persyaratan menjadi anggota baru diperpustakaan, dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9: Penerapan Persyaratan Menjadi Anggota Baru Mudah dan Cepat No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

7 Sangat Setuju 24 28,23 %

Setuju 29 34,11 %

Kurang Setuju 15 17,64 %

Tidak Setuju 12 14,11 %

Sangat Tidak Setuju 5 05,90 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 9 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 24 (28,23%) responden menyatakan sangat setuju dengan penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat. 29 (34,11%) menyatakan setuju dengan penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat. 15 (17,64%) menyatakan kurang setuju dengan penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat. 12 (14,11%) menyatakan tidak setuju penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat. 5 (07,05%) menyatakan sangat tidak setuju dengan penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat.


(42)

Berdasarkan Tabel 9 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju dengan penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat. dapat dilihat dari kemudahan pengguna saaat menjalani perosedur keanggotaan yaitu membayar biaya pendaftaran sebanyak Rp. 10.000 dan mencatat identitas pengguna. Hal ini tidak menyulitkan pengguna, karena sesuai dengan ketetapan perpustakaan dan harapan pengguna.

4.2.4. Pegawai Memberikan Penyelesaian yang Cepat Terhadap Keluhan Pengguna

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna terhadap pegawai dalam memberikan penyelesaian yang cepat, dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10: Pegawai Memberikan Penyelesaian yang Cepat Terhadap Keluhan Pengguna

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

8 Sangat Setuju 16 18,82 %

Setuju 15 17,64 %

Kurang Setuju 24 28,23%

Tidak Setuju 18 21,17 %

Sangat Tidak Setuju 12 14,11 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 10 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 16 (18,82%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna. 15 (17,64) responden menyatakan setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna. 24 (28,23%) responden menyatakan kurang setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna. 18 (21,17%) menyatakan tidak setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna. 12 (14,11%) menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna.


(43)

Berdasarkan Tabel 10 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna kurang setuju jika pegawai memberikan penyelesaian yang cepat terhadap keluhan pengguna. Hal ini disebabkan tidak semua pegawai perpustakaan berlatar belakang ilmu perpustakaan, sehingga pegawai kurang tanggap dalam menyelesaikan keluhan pengguna. Hendaknya pegawai lebih terampil dan mengerti apa saja yang menjadi kebutuhan pengguna.

4.3. Jaminan (assurance)

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pelanggan pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dapat dilihat dari hasil jawaban responden No. 9,10,11,12.

4.3.1. Pegawai Perpustakaan Memiliki Kemampuan yang Baik Dibidangnya

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna mengenai kemampuan pegawai sesuai bidangnya dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini:

Tabel 11: Pegawai Perpustakaan Memiliki Kemampuan yang Baik Dibidangnya No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

9 Sangat Setuju 10 11,76 %

Setuju 18 21,17 %

Kurang Setuju 28 32,94 %

Tidak Setuju 19 22,35 %

Sangat Tidak Setuju 10 11,76 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 11 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 10 (11,76%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya. 18 (21,17%) menyatakan setuju jika pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya. 28 (32,94%) menyatakan kurang setuju jika pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya. 19 (22,35%) menyatakan tidak setuju jika pegawai perpustakaan


(44)

memiliki kemampuan yang baik dibidangnya. 10 (11,76%) menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya.

Berdasarkan Tabel 11 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna kurang setuju jika pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya. Hal ini disebabkan pegawai perpustakaan yang sebagian tidak berlatar belakang ilmu perpustakaan, sehingga cenderung kurang mengerti hal yang berkaitan dengan perpustakaan.

4.3.2. Pegawai Bertanggung Jawab atas Pelayanan yang Diberikan

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna terhadap tanggung jawab pegawai atas pelayanan yang diberikan, dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12: Pegawai Bertanggung Jawab atas Pelayanan yang Diberikan No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

10 Sangat Setuju 17 11,76 %

Setuju 27 31,76 %

Kurang Setuju 22 25,90 %

Tidak Setuju 13 15,29 %

Sangat Tidak Setuju 6 07,05 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 12 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 17 (11,76%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. 27 (31,76%) responden menyatakan setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. 22 (25,90%) responden menyatakan kurang setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. 13 (15,29%) responden menyatakan tidak setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. 6 (07,05%) menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan Tabel 12 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju jika pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. Hal


(45)

ini dilihat dari ikut andilnya pegawai dalam membantu pengguna memanfaatkan perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:15) demi kepentingan jalannya suatu perpustakaan, maka harus ada, kepatuhan, kerajinan, hormat pada tugas dan tanggung jawab. Ini berlaku pada siapapun juga yang bekerja diperpustakaan.

4.3.3. Pegawai Mampu Menjawab Pertanyaan Pengguna Mengenai Perpustakaan

Untuk mengetahui bagaimana penilaian pengguna mengenai kemampuan pegawai menjawab pertanyaan mengenai perpustakaan, dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 13: Pegawai Mampu Menjawab Pertanyaan Pengguna Mengenai Perpustakaan

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

11 Sangat Setuju 13 15,29 %

Setuju 27 31,76 %

Kurang Setuju 25 29,41 %

Tidak Setuju 15 17,64 %

Sangat Tidak Setuju 5 05,90 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 13 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 13 (15,29%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan. 27 (31,76%) responden menyatakan setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan. 25 (29,41%) menyatakan kurang setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan. 15 (17,64%) menyatakan tidak setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan. 5 (05,90%) menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan.


(46)

Berdasarkan Tabel 13 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju jika pegawai mampu menjawab pertanyaan pengguna mengenai perpustakaan. Ini dilihat dari respon pegawai saat diajukan pertanyaan oleh pengguna, sebagian dari pegawai mampu menjawab pertanyaan dari pengguna.

4.3.4. Pegawai Melayani dengan Sikap Ramah

Untuk mengetahui apakah pegawai melayani pengguna dengan sikap ramah, dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14: Pegawai Melayani dengan Sikap Ramah

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

12 Sangat Setuju 46 54,11 %

Setuju 15 17,64 %

Kurang Setuju 11 12,94 %

Tidak Setuju 6 07,05 %

Sangat TidakSetuju 7 08,23 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 14 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 46 (54,11%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai melayani dengan sikap ramah. 15 (17,64%) responden menyatakan setuju jika pegawai melayani dengan sikap ramah. 11 (12,94%) responden menyatakan kurang setuju jika pegawai melayani dengan sikap ramah. 6 (07,05%) responden menyatakan tidak setuju jika pegawai melayani dengan sikap ramah. 7 (08,23%) responden menyatakan jika pegawai melayani dengan sikap ramah.

Berdasarkan Tabel 14 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna sangat setuju jika pegawai melayani pengguna dengan sikap ramah. Ini dilihat dari sikap pegawai yang bersedia membantu pengguna dengan santun dan ekspresi wajah yang tersenyum saat melayani pengguna.


(47)

4.4. Empati (Emphaty)

Untuk mengetahui bagaimana perpustakaan memahami masalah penggunanya dan bertindak demi kepentingan pengguna, serta memberikan perhatian personal kepada para pengguna dan memiliki jam operasi yang nyaman pada Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dapat dilihat dari hasil jawaban responden No. 13,14,15,16.

4.4.1. Pengguna Mengerti dengan Informasi yang Diberikan Pegawai

Untuk mengetahui bagaimana pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai, dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini:

Tabel 15:Pengguna Mengerti Dengan Informasi yang diberikan pegawai No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

13 Sangat Setuju 23 27,05 %

Setuju 23 27,05 %

Kurang Setuju 12 14,11 %

Tidak Setuju 13 15,28 %

Sangat Tidak Setuju 14 16,47 %

Jumlah 85 100 %

Data pada Tabel 15 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 23 (27,05%) responden menyatakan sangat setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai. 23 (27,05) responden menyatakan setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai. 12 (14,11%) responden menyatakan kurang setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai. 13 (15,28%) responden menyatakan tidak setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai. 14 (16,47%) responden menyatakan sangat tidak setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai.

Berdasarkan Tabel 15 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna sangat setuju jika pengguna mengerti dengan informasi yang diberikan pegawai. Ini dilihat dari pegawai perpustakaan yang selalu memberikan informasi


(48)

yang up to date kepada pengguna. Menurut Abbas dalam Kusumah (2001:1) peran pegawai perpustakaan adalah pengayak sumber informasi melalui ilmu yang dimilikinya.

4.4.2. Pegawai Bersedia Berkonsultasi mengenai Perpustakaan Kepada Pengguna

Untuk mengetahui bagaimana apakah pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna, dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

Tabel 16: Pegawai Bersedia Berkonsultasi mengenai Perpustakaan Kepada Pengguna

No Item Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (P)

14 Sangat Setuju 15 17,64 %

Setuju 33 38,82 %

Kurang Setuju 19 22,35 %

Tidak Setuju 15 17,64 %

Sangat Tidak Setuju 3 03,52 %

Jumlah 85 100%

Data pada Tabel 16 terlihat, bahwa dari 85 orang responden menunjukkan 15 (17,64%) responden menyatakan sangat setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna. 33 (38,82%) responden menyatakan setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna. 19 (22,35%) responden menyatakan kurang setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna. 15(17,64%) responden menyatakan tidak setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna. 3 (03,52%) responden menyatakan sangat tidak setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna.

Berdasarkan Tabel 16 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna setuju jika pegawai bersedia berkonsultasi mengenai perpustakaan kepada pengguna. Ini dilihat dari pegawai yang meluangkan waktu untuk berkonsultasi


(1)

7 Penerapan persyaratan menjadi anggota baru mudah dan cepat.

8 Pegawai memberikan penyelesaian secara cepat terhadap keluhan dari pengguna.

Jaminan (Assurance)

No Pernyataan SS S KS TS STS

9 Pegawai perpustakaan memiliki kemampuan yang baik dibidangnya.

10 Pegawai bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan.

11 Pegawai mampu menjawab pertanyaan saya mengenai perpustakaan.

12 Pegawai melayani saya dengan sikap ramah. Empati (Empathy)

No Pernyataan SS S KS TS STS

13 Saya mengerti dengan informasi yang telah diberikan oleh pegawai.

14 Pegawai mau jika diajak berkonsultasi mengenai perpustakaan.

15 Pegawai melayani saya dengan tutur kata yang sopan dan mudah dipahami.

16 Pegawai melayani saya secara adil tanpa membedakan status sosial pengguna. Bukti Fisik (Tangibles)

No Pernyataan SS S KS TS STS

17 Fasilitas katalog mudah digunakan oleh pengguna. 18 Saya merasa nyaman berada di perpustakaan karena

lingkungannya bersih dan nyaman.

19 Jumlah sumber daya manusia mencukupi dalam memberi pelayanan kepada pengguna.


(2)

LAMPIRAN 2

GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KERINCI

1.1. Sejarah Singkat Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

Berdirinya Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Kerinci 1985 dirintis oleh Kasubbag Perpustakaan pemda Tingkat II Kerinci, a.n. Ramdhona Gusti, SE, atas dukungan pemerintah Perpustakaan Umum tersebut diusulkan ke Depdagri untuk menjadi Eselon IV, setelah Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Kerinci Eselon IV langsung dibawah Dinas Pendidikan pada Tahun 2001 menjadi UPTD.

Berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan telah berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 5 Tahun 2008 dimana Perpustakaan Daerah Kabupaten Kerinci terhitung mulai tanggal 22 Januari 2009 telah berubah menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, Peraturan Bupati Kerinci Nomor 207 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah, Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Kerinci, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. tugas dan fungsinya terdiri dari:

a. Kepala Kantor;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan; d. Seksi Perpustakaan;

e. Seksi Arsip dan Dokumentasi f. Kelompok Jabatan dan Fungsional.


(3)

Setiap Tupoksi mempunyai kegiatan masing – masing dan kelompok jabatan fungsional belum ada personil yang mendudukinya, kalau untuk menduduki jabatan fungsional pustakawan setelah mengikuti Diklat Perpustakaan serta fungsional kearsipan dan dokumentasi.

Untuk kegiatan Sub Bagian Tata Usaha telah melaksanakan sesuai dengan Tupoksi pasal 4

Untuk Kegiatan Seksi Pembinaan dan Pengembangan telah melaksanakan sesuai Tupoksi sebagai berikut :

1. Lomba Bercerita Tingkat SD / MI dalam Propinsi Jambi 2. Lomba Perpustakaan Terbaik dalam Propinsi Jambi 3. Lomba Pustakawan Teladan

4. Lomba Perpustakaan Desa dalam Propinsi Jambi 5. Pameran Koleksi Buku

6. Pameran Benda – benda Bersejarah 7. Lomba Naskah Kuno, dll

8. Membina / Pengembangan Perpustakaan Desa dalam Kabupaten Kerinci Kegiatan – kegiatan tersebut diatas dilaksanakan setiap tahun anggaran.

9. Mengadakan penyuluhan setiap 2 bulan sekali tentang kegiatan di perpustakaan Untuk kegiatan Seksi Perpustakaan telah melaksanakan Tupoksi sebagai berikut : 1. Pemakaian Koleksi – koleksi Buku Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Kerinci berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kerinci nomor 041 / Kep / Tahun 2009, Bulan Juni 2009 tentang Pemakaian / Peminjaman Koleksi Buku pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

⇒ Menginventaris Buku dan Bahan lain.

⇒ Menginventaris Buku yang dipinjam oleh anggota perpustakaan ⇒ Rekapitulasi pengunjung perpustakaan

⇒ Rekapitulasi anggota perpustakaan


(4)

2. Pengolahan bahan – bahan pustaka 3. Membuat katalog bahan – bahan pustaka 4. Melayani pengunjung / anggota perpustakaan

5. Melaksanakan perpustakaan keliling dengan mobil perpustakaan keliling ke desa-desa dalam Kabupaten Kerinci.

1.2. Tugas dan Fungsi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

Sesuai dengan peraturan Bupati Kerinci Nomor 2007 Tahun 2008 Tentang uraian pokok, fungsi dan tata kerja Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci Nomor 5 Tahun 2008 tanggl 14 April 2008.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

2. Penyelenggaraan urusan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi serta pelayanan umum sesuai dengan lingkungan tugasnya.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidanng Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi.

4. Pelaksanaan tugas yang diberikan atasan langsung sesuai dengantugas langsung dan tugas dan fungsinya.


(5)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KERINCI

1.3. Visi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci Mewujudkan sumber daya manusia serta ikut mencerdasakan kehidupan bangsa melalui pembinaan dan peningkatan minat baca masyarakat yang ingin diwujudkan dimasa depan.

1.4. Misi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci 1. Mengoptimalisasikan mutu koleksi bahan pustaka dan Arsip sesuai dengan

kebutuhan setempat, merupakan bagian penting dari penggerak bahan minat baca.

2. Menciptakan suasana yang sehat dan dinamis dalam memanfaatkan dan menggunakan jasa pelayanan.

3. Memudahkan dalam penyimpanan penemuan kembali bahan pustaka dan arsip yang telah tersusun rapi.

KEPALA PERPUSTAKAAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB. BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

SEKSI ARSIP DAN DOKUMENTASI SEKSI


(6)

4. Melakukan layanan ekstensi dengan menggunakan mobil perpustakaan keliling ke desa-desa yang jauh dari jangkauan Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

5. Menghimbau pada masyarakat untuk mendapatkan koleksi bahan perpustakaan yang ada di perpustakaan.