3.1 Data dan Sumber Data
Data merupakan hal yang sangat penting bagi setiap penulis dalam melakukan sebuah penelitian. Data adalah kumpulan kejadian yang benar dan nyata yang dapat
dijadikan bahan kajian atau analisis. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data masyarakat Tionghoa di Kota Medan, internet, buku-buku dan jurnal-
jurnal. Sumber data adalah semua orang atau benda yang dapat memberikan
informasi. Adapun sumber data primer diperoleh dari informan atau orang yang diwawancarai sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku dan jurnal.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Wawancara
Wawancara interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden dimana peneliti akan
memperoleh data-data atau informasi yang lebih aktual dan rinci. Koenjaraningrat 1981:136 mengatakan bahwa, “…kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi
tiga kelompok yaitu : persiapan wawancara, teknik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara.”
Sedangkan pendapat Soerharto 1995:67 mengatakan bahwa, “…wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara, jawaban reponden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam tape recorder.”
Penulis menggunakan metode yang telah dikemukakan oleh Koenjaraningrat dan Soerharto demi kelancaran wawancara. Sebelum melakukan wawancara, penulis
mempersiapkan beberapa daftar pertanyaan dan tape recorder. Pada kegiatan wawancara, penulis mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan dan
responden menjawab lalu penulis mencatatnya. Pencatatan hasil wawancara ada beberapa yang tidak sempat dicatat, oleh karena itu tape recorder berfungsi sebagai
pemutaran ulang agar dapat didengar ulang oleh penulis. Wawancara dilakukan penulis dengan beberapa masyarakat Tionghoa yang
ditemui di Yayasan Balai Persemayaman Angsarapura, masyarakat yang berada di restoran kota Medan, masyarakat yang berada di pasar kota Medan dan beberapa
mahasiswa etnis Tionghoa yang berada di Kota Medan.
3.2.2 Observasi
Teknik observasi disebut juga teknik pengamatan yaitu setiap kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dengan menggunakan indera penglihatan atau dengan arti
lain yaitu melihat tanpa melakukan pertanyaan-pertanyaan Soehartono, 1995:69. Peneliti berusaha dapat diterima sebagai warga atau orang yang sedang
mengumpulkan data para responden. Teknik ini berfungsi untuk menghilangkan rasa kecurigaan para subjek terhadap kehadiran peneliti.
Dalam penelitian ini, penulis secara langsung melakukan observasi pengamatan terhadap upacara kematian budaya Tionghoa dan melihat beberapa sesajian yang
disediakan dalam upacara tersebut termasuk salah satunya arak putih.
3.2.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Kegiatan
studi kepustakaan dilakukan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan dalam melengkapi penulisan dan penyesuaian data dari hasil wawancara. Dalam penelitian
ini, penulis mencari sumber bacaan, buku-buku atau tulisan yang berhubungan dengan arak putih dan menyesuaikannya dengan data dari hasil wawancara.
3.3 Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh peneliti ketika proses pengumpulan data atau informasi berlangsung, sampai pada penarikan
kesimpulan berupa konsep atau hubungan antarkonsep Hamidi, 2010:97. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.
Peneliti mengupayakan kedalaman data untuk menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian secara spesifik.
Peneliti melakukan proses : wawancara terhadap beberapa masyarakat Tionghoa yang menggunakan arak putih, mengumpulkan buku-buku atau jurnal-
jurnal yang mendukung dalam penulisan ini dan memilih data yang dianggap penting dalam penyusunan penelitian ini. Lalu, berdasarkan data-data yang diambil, penulis
membuat kesimpulan dari hasil yang diteliti.
3.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kota Medan dimana saya mendatangi beberapa tempat seperti Yayasan Balai Persemayaman Angsapura, di kampus Universitas
Sumatera Utara, di restoran yang berada di daerah Multatuli, di pasar dan tempat lainnya yang berada di Kota Medan.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Pada bab empat ini, peneliti membahas tentang bagaimana masyarakat Tionghoa di kota Medan, bagaimana budaya masyarakat Tionghoa, sejarah arak putih
dan jenis-jenis arak putih.
4.1 Masyarakat Tionghoa di Kota Medan
4.1.1 Sejarah kedatangan masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa atau biasa disebut juga Cina, merupakan salah satu etnis yang ada di Indonesia yang sebelumnya adalah etnis pendatang yang tinggal
menetap dan berbaur dengan penduduk asli. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang Hokkien, Tengnang Tiochiu, atau Thongnyin Hakka.
Dalam bahasa Mandarin orang Tionghoa disebut Tangren 唐人 atau lazim disebut dengan Huaren 华人 . Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa Tangren
adalah orang Tionghoa yang mayoritas berasal dari Cina Selatan dan menyebut dirinya sebagai orang Tang, sementara orang Cina Utara menyebut dirinya sebagai
orang Han.