Kebijakan seleksi selection policies

pustakawan untuk menjawab pertanyaan tentang permintaan dan kebutuhan informasi masyarakat yang selanjutnya akan menunjang proses pengembangan koleksi perpustakaan dan merencanakan pelayanannya dengan sukses.

2.7.1.2 Kebijakan seleksi selection policies

Kebijakan dalam pengembangan koleksi, merupakan suatu rencana atau tindakan yang dipakai sebagai acuan kerja di perpustakaan. Kebijakan-kebijakan itu diperlukan khususnya pada saat pengambilan keputusan subyek apa yang harus dibeli dan berapa banyak tiap subjek mendapatkan bahan, serta penentuan anggaran untuk tiap subjek. Kebijakan seleksi berisikan pernyataan mengenai prosedur pelaksanaan seleksi mencantumkan penanggung jawab, alat bantu yang digunakan, metode yang harus diikuti dalam menentukan koleksi yang akan diadakan. Harus dibuat sebagai pedoman manual yang menjelaskan prosedur yang harus dilakukan dalam seleksi bahan pustaka. Menurut Evans 2000, 81 menyebutkan peryataan tentang pedoman seleksi koleksi: 1. Pilih item yang berguna untuk klien 2. Pilih dan mengganti item yang ditemukan dalam daftar standar dan katalog 3. Pilih item yang menguntungkan yang ditinjau dalam dua atau lebih alat bantu seleksi 4. Jangan memilih item yang menerima review negatif 5. Coba berikan dua atau semua sudut pandang pada subyek yang controversial 6. Jangan pilih textbooks 7. Jangan memilih item yang bersifat sensasional, kekerasan, atau inflamasi 8. Pilih hanya items of lasting literary atau sosial 9. Hindari item yang, meskipun berguna untuk klien, yang lebih tepat dipegang oleh perpustakaan lokal lain Universitas Sumatera Utara Menurut Jhonson 2009, 351 bahwa, penyeleksi selector menggunakan pelatihan, pengetahuan dan keahlian mereka sebagai standard kriteria untuk memilih bahan pustaka. Berikut adalah kriteria yang dilakukan dalam pemilihan bahan pustaka: a. Kriteria umum 1. Relevansi dan antisipasi kebutuhan masyarakat 2. Kesesuaian subjek dan style untuk pengguna 3. Tinjauan kritikan 4. Reputasi dan kualifikasi penulis dan penerbit 5. Biaya cost 6. Kaitannya subjek antara koleksi saat ini dengan yang lainnya 7. Signifikansi lokal dari penulis atau topik 8. Perbandingan potensi pengguna b. Kriteria Konten 1. Kelengkapan 2. Authority, kompetensi, reputasi dan tujuan penulis 3. Keakuratan informasi 4. Signifikansi jangka panjang atau kepentingan 5. Representasi beragam sudut pandang Menurut Evans yang dikutip oleh Qalyubi et.al 2007, 84 menjelaskan bagaimana sesungguhnya menjadi selector yang baik yaitu: a. Memahami secara sungguh-sungguh bahwa kegiatan seleksi hanya merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan pengembangan koleksi. b. Meluangkan untuk memelajari seluk beluk dunia penerbitan buku dan produksi bahan audio-visual. c. Mengetahui para editor buku dan produser bahan audio-visual. d. Mempelajari penerbit yang memproduksi bahan terbaik bagi perpustakaan dan meneliti katalog serta iklannya. e. Meluangkan waktu untuk membaca tinjauan bahan pustaka dan berbagai sumber. f. Mencermati bibliogarafi nasional dan bibliografi perdagangan bukuu dengan seksama sehingga dapat diketahui keakuratannya dalam mendaftarkan bahan yang dibutuhkan perpustakaan. g. Mengetahui masyarakat pengguna perpustakaan serta mampu memperkirakan apa yang dibutuhkan. h. Membaca sebanyak-banyaknya persoalan yang berhubungan dengan dasar pemikiran dan proses-proses seleksi buku, penulisan tinjauan dan pengadaan. i. Menilai secara independen judul-judul tertentu serta membandingkan dengan tinjauan-tinjauan di majalah-majalah yang ditemukan. j. Mengikuti perkembangan dunia yang sedang terjadi, khususnya dengan banyak membaca. Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kebijakan seleksi bahan pustaka koleksi harus dibuat dengan cermat dan menjelaskan bahwa orang yang menyeleksi koleksi harus mengtahui secara jelas tentang kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam seleksi bahan pusataka.

2.7.1.3 Seleksi bahan pustaka selection