Pengaruh Balanced Scorecard ANALISA DATA

Bab V ANALISA DATA

Setelah diuji secara empiris, maka hipotesa yang diajukan dapat diterima dan tidak menyimpang dari kerangka teori. Hal ini berarti ada pengaruh Balanced Scorecard Terhadap Kinerja di PT Inalum Kuala Tanjung.

5.1 Pengaruh Balanced Scorecard

Pengaruh Balanced Scorecard disimpulkan berada pada posisi tinggi, dapat dilihat dari hasil statistik pada tabel 35 dimana seluruh responden sebanyak 48 responden 100.0 pada kategori tinggi. Penerapan metode balanced scorecard berfungsi untuk menunjang kualitas kinerja karyawan. Metode balanced scorecard ini masih belum lama diterapkan di PT Inalum sehingga masih ada karyawan yang kurang memahami tentang sistem balanced scorecard ini. Hal ini dapat dilihat dari tabel 7 bahwa 27 responden 56.3 kurang memahami. Selain itu, karyawan di PT Inalum pada umumnya belum sepenuhnya diberikan sosialisasi tentang balanced scorecard ini yang dapat dilihat pada tabel 8 sebanyak 18 responden 37.5 yang tidak setuju PT Inalum telah siap untuk menerapkan sistem balanced scorecard ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 ada sebanyak 35 responden 72.9 yang setuju bahwa perusahaan telah siap menerapkan balanced scorecard. Namun PT Inalum tidak menerapkan seluruh konsep balanced scorecard kedalam sistem penilaian kinerjanya. Mereka hanya menggunakan empat perspektif balanced scorecard. Dari segi perspektif finansial, realisasi biaya operasional perusahaan lebih besar dari anggarannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 sebanyak 36 responden 75.0 mengatakan setuju. Namun, PT Inalum dalam penggunaan dana opersionalnya sudah efektif seperti pada tabel 11 dan tidak pernah mengalami kesulitan dalam biaya operasionalnya seperti pada tabel 12 dapat dilihat bahwa seluruh responden sebanyak 48 orang 100.0 mengatakan setuju. Dari segi perspektif pelanggan, masing-masing bagian kerja mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dapat dilihat pada tabel 13 dan mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan yang dapat dilihat pada tabel 14 bahwa seluruh responden sebanyak 48 orang 100.0 mengatakan setuju. Namun tidak semua bagian kerja memiliki pelanggan. Dari segi perspektif internal bisnis, proses rekruitmen karyawan dilakukan secara selektif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 15 bahwa sebanyak 40 responden 83.3 mengatakan setuju. Kemampuan karyawan yang direkrut juga sesuai dengan kebutuhan perusahaan seperti dapat dilihat pada tabel 16 bahwa sebanyak 43 responden 89.6 mengatakan setuju. Sehingga perusahaan dapat memiliki karyawan yang berkompeten. Hal ini dapat dilihat pada tabel 17 bahwa seluruh responden sebanyak 48 orang 100.0 mengatakan setuju. Dari segi inovasi dan pertumbuhan, perusahaan tanggap terhadap kebutuhan karyawan dapat dilihat pada tabel 18 sebanyak 39 responden 81.3 mengatakan setuju. Perusahaan selalu mengadakan pelatihan untuk peningkatan karyawan yang dapat dilihat pada tabel 19 sebanyak 43 responden 89.6 mengatakan setuju dan 5 responden 10.4 mengatakan sangat setuju. Karyawan memiliki tingkat retensi yang rendah terhadap teknologi. Hal ini sangat membantu bagi perkembangan karyawan maupun perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 20 sebanyak 39 responden 81.3 mengatakan sangat setuju. Perusahaan juga dapat memotivasi karyawan yang dapat dilihat pada tabel 21 sebanyak 43 responden 89.6 mengatakan setuju.

5.2 Kinerja