Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja

Indikator kepemimpinan yang dipilih pada penelitian ini adalah berdasarkan kepemimpinan interpersonal, informasional dan pembuat keputusan di RS Advent Medan. Berdasarkan analisis regresi berganda yang menganalisis pengaruh faktor kepemimpinan diketahui bahwa secara statistik ada pengaruh yang signifikan antara faktor kepemimpinan terhadap kinerja dokter di RS Advent Medan dengan nilai p = 0,000. Selain itu kebijaksanaan dan keputusan dari pimpinan kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh pegawai karena setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan jarang melibatkan pegawai dokter di dalamnya. Kondisi ini merupakan hal yang negatif karena kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam memengaruhi bawahan untuk bekerja sama dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Siagian 2008 dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang memainkan peranan yang dominan dalam keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya. Seorang pemimpin berfungsi sebagai penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan bawahannya dalam memantau setiap pekerjaan bawahannya, hal ini dapat terlihat bahwa pimpinan direktur Rumah Sakit Advent Universitas Sumatera Utara memantau tindakan bawahan dalam menyelesaikan tugas bawahannya, dimana sebagian besar responden menyatakan pimpinan direktur tidak pernah memantau tindakan bawahan dalam menyelesaikan tugas. Alasan responden karena diawal direktur hanya memberikan instruksi agar cepat dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa memantau bangaimana bawahannya bekerja. Sejalan dengan pendapat Laurensius 2005 bahwa organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggung jawab sosial akan sangat tergantung pada para manajer pimpinan. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasaran. Menurut Mintzberg dalam Alimuddin 2002 fungsi kepemimpinan ini dapat ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh seorang pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain yaitu antara direktur dengan dokter Rumah Sakit Advent Medan. Seorang pemimpin berfungsi sebagai penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan bawahannya dalam memantau setiap pekerjaan bawahannya, hal ini dapat terlihat bahwa pimpinan direktur Rumah Sakit Advent tidak pernah memantau tindakan bawahan dalam menyelesaikan tugas bawahannya, alasan responden karena diawal direktur hanya memberikan instruksi agar cepat dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa memantau bangaimana bawahannya bekerja. Fungsi interpersonal lainnya seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong karyawannya Universitas Sumatera Utara untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil penelitian menunjukkan dimana sebagian besar responden menyatakan pimpinan tidak pernah memberikan semangat motivasi responden untuk meningkatkan kualitas sikap. Dan sebagian besar responden menyatakan pimpinan tidak pernah meminta pendapat responden dalam menyelesaikan pekerjaan. Kepemimpinan informasional, pimpinan sebagai pengawas monitor, untuk mendapatkan informasi yang valid, pemimpin harus melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara kontinyu terhadap lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin hubungan dengan pihak luar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pimpinan tidak pernah memberikan umpan balik pada setiap permasalahan yang dokter ajukan, yaitu sebanyak 26 orang 44,8, sedangkan hanya 6 orang 10,3 responden yang menjawab selalu dan sebagian besar responden menyatakan pimpinan kadang-kadang memberikan perhatian pada anggotanya, yaitu sebanyak 29 orang 50,0, sedangkan hanya 7 orang 12,1 responden menjawab selalu. Alasan responden karena ketika bawahan mempunyai masalah dalam pekerjaan direktur tidak memberikan perhatian dalam memberikan solusi atas masalah tersebut. Organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan memengaruhi perilaku anggota atau anak buah. Pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahan ke arah pencapaian tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisninawati 2008 melakukan penelitian dengan judul pengaruh komunikasi, iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisplinan akan memengaruhi kinerja karena dengan kedisiplinan pegawai akan bekerja sesuai dengan prosedur dan target pekerjaan. Dengan kepemimpinan yang tinggi maka pegawai akan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Suhana 2007 memberikan landasan dan dukungan teoritis utama pada kajian komitmen organisasi yang menghasilkan adanya pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pimpinan tidak pernah memberikan umpan balik pada setiap permasalahan yang dokter ajukan, dan sebagian besar responden menyatakan pimpinan kadang-kadang memberikan perhatian pada anggotanya. Alasan responden karena ketika bawahan mempunyai masalah dalam pekerjaan direktur tidak memberikan perhatian dalam memberikan solusi atas masalah tersebut. Menurut Notoatmodjo 2003, keberhasilan kinerja pelaksanaan suatu kegiatan juga sangat ditentukan ada tidaknya bimbingan dari supervisi pimpinan yang baik dari atasan kepada bawahannya yang menanyakan permasalahan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan agar dapat diberikan solusi dari permasalahan tersebut. Universitas Sumatera Utara

5.2. Pengaruh Insentif terhadap Kinerja