31
d.  Laba Rugi Perusahaan
Laba  atau  rugi  usaha  mencerminkan  kinerja  perusahaan  yang  akan menentukan  kelangsungan  hidup  perusahaan  tersebut.  Halim  2000  menemukan
bahwa  audit  delay  cenderung  panjang  bagi  perusahaan  publik  yang mengumumkan  kerugian.  Carslaw  dan  Kaplan  1991  menjelaskan  dua  alasan
yang menjadi penyebab lamanya audit delay yaitu:
a. Perusahaan yang melaporkan kerugian berusaha untuk menunda berita buruk
ini  dan  kemudian  meminta  auditor  untuk  memeriksa  kembali  laporan keuangan  mereka  sehingga  akan  menunda  publikasi  laporan  keuangan
perusahaan.  Namun  apabila  perusahaan  melaporkan  laba  maka  perusahaan tersebut  berharap  laporan  keuangan  auditan  dapat  diselesaikan  secepatnya
sehingga  berita  baik  tersebut  dapat  segera  disampaikan  kepada  pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Auditor  yang  mengaudit  perusahaan  yang  mengalami  kerugian  akan  lebih
berhati-hati  dalam  proses  audit  apabila  auditor  tersebut  merasa  yakin  bahwa kerugian  perusahaan  diakibatkan  oleh  kegagalan  keuangan  atau  kesalahan
manajemen.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian akan memperpanjang audit delay.
Laporan  laba  rugi  adalah  suatu  laporan  yang  menunjukkan  pendapatan- pendapatan  dan  biaya-biaya  dari  suatu  unit  usaha  untuk  suatu  periode  tertentu.
Selisih  antara  pendapatan-pendapatan  dan  biaya  merupakan  laba  yang  diperoleh atau  rugi  yang  diderita  perusahaan  Baridwan,  2008:29.  Menurut  Ahmad  dan
Kamarudin  2003  menyatakan  bahwa  perusahaan  yang  melaporkan  rugi  akan
Universitas Sumatera Utara
32 mengalami  audit  delay  lebih  lama  dibandingkan  dengan  perusahaan  yang
melaporkan keuntungan.
e.  Jenis Industri
Hasil  penelitian  Carslaw  dan  Kaplan  1991,  Halim  2000,  Ahmad  dan Kamarudin 2003, serta Widiyanti dan Subekti 2004 menunjukkan bahwa jenis
industri  berpengaruh  secara  statistik  signifikan  terhadap  audit  delay.  Ashton 1987 menyatakan bahwa jenis perusahaan finansial mengalami audit delay yang
lebih  pendek  dibandingkan  dengan  perusahaan  dalam  jenis  industri  lain.  Hal  ini dikarenakan  bahwa  perusahaan-perusahaan  finansial  tidak  memiliki  saldo
persediaan  inventory  yang  cukup  signifikan  sehingga  cenderung  membutuhkan audit  yang  lebih  pendek  daripada  perusahaan  manufaktur.  Kebanyakan  aktiva
yang  dimiliki  oleh  perusahaan  finansial  berbentuk  moneter  sehingga  aktiva tersebut  lebih  mudah  diukur  dibandingkan  dengan  aktiva  yang  berbentuk  fisik
seperti  persediaan,  aktiva  tetap  dan  aktiva  tidak  berwujud.  Audit  atas  persediaan yang  berbentuk  fisik  cukup  sulit  dilakukan  dan  membutuhkan  waktu  yang  lama,
serta sering menimbulkan kesalahan yang material.
f.  Profitabilitas