20 Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah di tetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI:2007 terdiri dari sepuluh standar
yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya. 2.
Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
saat dilakukan. 3.
Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Universitas Sumatera Utara
21
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
Dalam praktiknya, pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu makin lama. Demikian pula sebaliknya, waktu yang
diperlukan akan makin pendek ketika pelaksanaan audit makin tidak sesuai dengan standar. Pertimbangan bahwa laporan keuangan harus disampaikan tepat
waktu mengakibatkan auditor cenderung mengambil pilihan mengabaikan standar,
Universitas Sumatera Utara
22 sementara di sisi lain adanya tuntutat relevansi informasi mengharuskan auditor
untuk melaksanakan audit sesuai standar.
2.1.4 Audit Delay
Menurut Halim 2000, Audit Delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal
diterbitkannya laporan audit. Audit Delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap
tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Dalam Audit Delay semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu
perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan insider trading dan rumor-rumor lain
di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan maksimal. Dengan demikian, regulator harus
menentukan suatu regulasi yang dapat mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk tetap menjaga
realibilitas dan relevansi suatu informasi yang dibutuhkan oleh pihak pelaku bisnis di pasar modal.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan
informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan
Universitas Sumatera Utara
23 keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor.
Artinya, informasi yang dipublikasikan tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Proses dalam mencapai ketepatwaktuan terutama dalam penyajian laporan auditor independen menjadi semakin tidak mudah mengingat semakin
meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di Indonesia. Hambatan ini juga terlihat dalam Standar Pemeriksaan Akuntan Publik pada standar yang
ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup
menunda publikasi laporan audit dan laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu untuk memperpanjang masa audit Halim,2000.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya di Indonesia, menunjukkan bahwa rata-rata audit delay di Indonesia mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Kesimpulan atas beberapa penelitian sebelumnya, bahwa kenaikan ini disebabkan oleh incremental audit report, masalah pajak yang
sering diperdebatkan, dan penggunaan staf audit yang kurang berpengalaman. Penelitian lainnya mencoba mencari penyebab audit delay dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Audit delay dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan.
Beberapa penelitian menghubungkan kaitan antara faktor-faktor internal maupun eksternal tersebut dan audit delay dengan menggunakan logika teori.
Semakin tinggi profitabilitas, maka audit delay akan semakin pendek. Semakin besar ukuran perusahaan, maka audit delay akan semakin pendek. Solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
24 yang tinggi akan memperpendek audit delay. Menurut Ratnawaty dan Sugiharto
2005:289-290, hal ini dikarenakan perusahaan dengan jumlah hutang besar dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan
untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi
tingkat risiko dalam pengembalian modal mereka. Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit Ashton, 1987. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan
tanggal laporan auditor independen mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor.
Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Menurut PSAK tahun
2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay
Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk di publikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar
terhadap keterlambatan informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Ada beberapa
Universitas Sumatera Utara
25 faktor yang dapat berpengaruh terhadap audit delay berdasarkan penelitian
terdahulu, antara lain:
a. Ukuran perusahaan Total Aset
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa sudut pandang
seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya Tiono dan JogiC, 2013. Keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep.11PM1997
menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berasarkan asset kekayaan adalah badan hukum yang memiliki total asset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
perusahaan besar adalah badan hukum yang total assetnya diatas seratus milyar. Kartika 2009 berpendapat bahwa perusahaan besar diduga akan
menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibaningkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar
cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay atau audit report lag, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.
Keterbatasan karyawan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan keraguan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Auditor
harus lebih teliti dalam melakukan pengauditan. Hal ini merupakan faktor yang dapat memperpanjang audit delay.
Universitas Sumatera Utara
26
b. Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP