II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TANAMAN BURU HOTONG
Tanaman buru hotong Setaria italica L. Beauv. termasuk dalam kelas monocotyledonae, family poaceae Dassanayake, 1994. Bentuk
tanaman hotong disajikan pada Gambar 1. Hirarki taksonomi buru hotong selengkapnya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Division :
Magnoliophyta Angiospermae Class
: Liliopsida
Subclass :
Commelinidae Order
: Cyperales
Family :
Poaceae Gramineae Genus
: Setaria Beauv.
Spesies :
Setaria italica L. Beauv.
Gambar 1. Tanaman buru hotong Anonim
a
, 2006
Tanaman buru hotong merupakan sejenis alang-alang yang tumbuh di dataran rendah sampai dengan dataran tinggi pada semua jenis lahan. Tanaman
ini merupakan tanaman semusim yang biasanya tumbuh dalam bentuk rumpun dengan tinggi tanaman 60-150 cm Dassanayake, 1994. Tanaman ini dapat
tumbuh di lahan-lahan kering karena relatif sedikit membutuhkan air. Tanaman hotong mempunyai batang yang liat, semakin kering batang
tanaman hotong setelah dikeringkan akan semakin berkurang sifat liatnya. Malai merupakan lanjutan dari batang, hanya saja tumbuh cabang-cabang
yang semakin ujung posisinya semakin kompak. Cabang terdiri dari koloni kulit ari yang berisi biji hotong. Panjang malai hotong rata-rata 15.2 cm
dengan diameter 1.2 mm dan memiliki berat rata-rata 5.7 gram permalai. Biji hotong memiliki panjang 1.7 mm, lebar 1.3 mm dan ketebalan 1.1 mm
Kharisun, 2003. Umur panen buru hotong adalah 75-90 hari setelah tanam, tergantung jenis tanah dan lingkungan tempat pembudidayaan. Waktu
penanaman buru hotong terbaik adalah pada bulan Juli hingga pertengahan bulan Agustus pada daerah-daerah beriklim tropis, misalnya di wilayah India
bagian selatan Krishiworld, 2005. Varietas tanaman hotong yang dibudidayakan dewasa ini lebih dari
satu spesies. Tiga spesies hotong yang banyak dibudidayakan adalah: Setaria italica L. Beauv, Setaria italica Var. Metzgeri, dan Setaria italica Var.
Stramiofructa Dassanayake, 1994. Tanaman hotong dapat dimanfaatkan sebagai pengganti beras dan
sebagai bahan produk pangan lain seperti wajik dan bubur. Andarwulan 2003 melaporkan bahwa biji buru hotong memiliki kandungan karbohidrat sebesar
73.36 dan protein sebesar 11.18 . Rokhani, et al 2003 melaporkan juga bahwa biji buru hotong memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup
tinggi, sedangkan kandungan karbohidratnya hampir sama dengan kandungan karbohidrat pada biji hermada Sorghum bicolour L. Moench. Kandungan
lemak biji hotong sebesar 2.4 , sedangkan kandungan protein sebesar 11.2 . Komposisi kimia biji buru hotong, biji hermada, dan beras dapat
dilihat pada Tabel 1.
Di kabupaten Buru, biji hotong selain dimanfaatkan sebagai pengganti beras, juga dapat diolah menjadi aneka macam makanan seperti wajik, bubur,
kue, dan lain-lain. Komponen utama biji hotong adalah pati, protein, dan lemak. Selain itu, terdapat gula bebas dan polisakarida non-pati lainnya dalam
jumlah kecil Ohara, 1981; Malleshi et al., 1986. Tabel 1. Komposisi kimia biji buru hotong dibandingkan dengan biji hermada
dan beras Biji Hermada
Komponen Jepang
a
AS
b
Hotong
b
Beras
a
Karbohidrat 75
72 73
70-80 Protein
9.4 11.3
11.2 4.0-5.0
Lemak 4.2
5.2 2.4
1.0-2.0 Serat kasar
8.3 8.5
- 8.0-15.0
Abu 3.8
3.3 1.3
2.0-5.0 a httpwww.Republika. co. id981011341.html
b Hasil analisis dari Laboratorium IPB Sumber: Rokhani et al. 2003
B. PATI