Analisis Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

3.3.2 Variabel Terikat Dependen

Sugiyono 2010:61, variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat Y dalam penelitian ini adalah Harga Saham yang dilihat dari harga penutupan closing price pada akhir periode laporan keuangan tahunan pada perusahaan dalam kelompok JII tahun 2008- 2011. Closing price adalah harga yang terjadi pada saham akibat adanya permintaan dan penawaran di pasar, yang ditentukan menjelang penutupan perdagangan di bursa setiap harinya, maka harga penutupan saham tahunan adalah rata-rata harga yang terjadi pada suatu saham pada tahun tertentu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Sugiyono 2010:329, bentuk dari teknik dokumentasi berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu, misalnya tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian adalah data EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga Saham dalam kelompok JII selama periode 2008-2011.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono 2010:207-208, statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menganalisis data penelitian sebelum uji hipotesis. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi kriteria BLUE Best, Linier, Unbiased dan Efficient estimator sehingga perlu dilakukan : 1. Uji Normalitas Ghozali 2011:110-113, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu : a. Analisis Grafik Analisis ini dideteksi dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenhi asumsi normalitas. Analisis grafik pada uji normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Grafik Normal Plot Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Gambar 3.2 Grafik Histogram Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan grafik histogram harga saham pada gambar 3.1 dan gambar 3.2, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal, sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik di atas menunjukan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Analisis Statistik Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Data dikatakan normal jika nilai sig 2-tailed 5. Analisis statistik pada uji normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 84 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .38996522 Most Extreme Differences Absolute .096 Positive .082 Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .876 Asymp. Sig. 2-tailed .427 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil output SPSS Model regresi dikatakan normal jika memiliki nilai sig 2- tailed 5. Tabel 3.2 diperoleh nilai sig = 0.427 42,7, karena nilai sig 42,7 5, maka data berdistribusi normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ghozali 2011:96, dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Standar Autokorelasi No Hipotesis Keputusan Jika 1. Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0ddl 2. Tidak ada autokorelasi positif No Desicison dl ≤d≤du 3. Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dld4 4. Tidak ada korelasi negative No Desicison 4-du ≤d≤4-dl 5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak dud4-du Sumber : Ghozali 2011:96 Analisis pada uji autokorelasi penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .628 a .395 .356 .40227 2.215 a. Predictors: Constant, Log_MVA, DER, PER, ROA, Log_EPS b. Dependent Variable: Log_Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan hasil autokorelasi pada tabel 3.4 menunjukkan nilai Dw sebesar 2,215 pada taraf signifikansi 5 dengan variabel bebas k = 5 dan n = 84, maka di tabel Durbin Watson akan didapat nilai DW 2,215 lebih besar dari batas atas du 1,774 dan kurang dari 2,226 hasil dari 4-1,774 4-du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif, sehingga model regresi dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 3. Uji Multikolinieritas Ghozali 2011:91, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas di dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF, yaitu Ghozali, 2011:92 : a Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut b Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut Analisis pada uji Multikolinieritas penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficient Correlations a Model Log_MVA DER PER ROA Log_EPS 1Correlations Log_MVA 1.000 -.031 -.152 .126 -.127 DER -.031 1.000 -.053 .214 .418 PER -.152 -.053 1.000 .009 .142 ROA .126 .214 .009 1.000 -.311 Log_EPS -.127 .418 .142 -.311 1.000 Covariances Log_MVA .010 .000 -5.175E-5 5.033E-5 -.002 DER .000 .007 -1.500E-5 7.076E-5 .004 PER -5.175E-5 -1.500E-5 1.160E-5 1.229E-7 6.011E-5 ROA 5.033E-5 7.076E-5 1.229E-7 1.601E-5 .000 Log_EPS -.002 .004 6.011E-5 .000 .015 a. Dependent Variable: Log_Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Tabel 3.6 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .852 .504 1.690 .095 Log_EPS .528 .124 .472 4.241 .000 .626 1.597 PER .008 .003 .222 2.433 .017 .931 1.074 ROA .005 .006 .139 1.357 .179 .741 1.350 DER -.003 .083 -.004 -.042 .967 .675 1.481 Log_MVA .300 .100 .269 2.989 .004 .955 1.047 a. Dependent Variable: Log_Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 3.5 dapat dilihat hasil besaran korelasi antar variabel independen menunjukkan hanya variabel EPS yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel DER dengan tingkat korelasi sebesar 0,418 atau sekitar 41,8, karena korelasi ini masih dibawah 95, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas secara serius. Hasil perhitungan nilai tolerance pada hasil uji multikolinieritas pada tabel 3.6 juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, sehingga penjelasan dari tabel 4.9 dan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. 4. Uji Heteroskedastisitas a. Analisis Grafik Ghozali 2011:105, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Ghozali 2011:105 dasar analisisnya, yaitu : 1 Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis grafik pada uji heteroskedastisitas penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Grafik Scatterplot Variabel Dependen : Harga Saham Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 3.3 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak secara tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi Harga Saham berdasarkan variabel independen EPS, PER, ROA, DER dan MVA. b. Analisis Statistik Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Analisis statistik diperlukan untuk menjamin keakuratan hasil. Analisis statistik yang digunakan adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolute residuals. Jika probabilitas signifikasi dia atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, Ghozali 2011:109. Analisis statistik pada uji heteroskedastisitas penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .646 .328 1.969 .053 Log_EPS .023 .081 .040 .290 .773 PER .001 .002 .055 .482 .631 ROA -.003 .005 -.141 -1.099 .275 DER .024 .054 .059 .439 .662 Log_MVA -.097 .065 -.167 -1.481 .143 a. Dependent Variable: absRES_1 Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absRES_1. Pada tabel menunjukan bahwa probabilitas signifikansi variabel tidak ada yang dibawah 5, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

3.5.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan LQ 45 periode 2004-2009

0 7 116

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124