Uji Hedonik Tekstur dan Uji Hedonik Kelengketan Produk Uji Kekerasan Produk Derajat Pengembangan Zullichem, 1975, dalam Linko et al.,

36

1. Uji Hedonik Tekstur dan Uji Hedonik Kelengketan Produk

Produk-produk yang dihasilkan setelah proses produksi pada formulasi awal sejumlah 14 formula tanpa ulangan yang dapat dilihat pada Tabel 7, dilanjutkan dengan uji organoleptik. Formula yang dibuat dan diuji organoleptik sejumlah 14 formula. Uji organolepik dilakukan dengan menggunakan uji hedonik tekstur dan hedonik kelengketan dengan menggunakan taraf kesukaan 7, mulai dari sangat tidak suka 1 sampai dengan sangat suka 7 dan dilakukan oleh 32 orang panelis semi terlatih, work sheet yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Sheet yang dipakai untuk organoleptik dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Contoh yang diuji adalah produk ekstrusi dengan tidak ditambahi bumbu atau flavour.

2. Uji Kekerasan Produk

Uji Kekerasan produk dilakukan dengan menggunakan Texture Analyzer dengan 3 kali ulangan, pada setiap sampel produk. Salah satu sampel diletakkan di bawah lengan penekan dengan berat beban 25 kg. Produk berbentuk silinder, dan diletakkan pada posisi horizontal dengan posisi produk tepat pada tengah-tengah probe ujung penekan dengan probe berbentuk spherical dan ditekan secara vertikal. Ketika bahan ditekan selama beberapa saat, sehingga terbentuk grafik pada layar komputer. Melalui grafik selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kekerasan bahan. Tingkat kekerasantekstur produk dinyatakan dalam kgmmg atau kgf. Texture Analayzer TA.X2i untuk pengukuran kekerasan produk ekstrusi dengan pengaturan alat : Pre Test Speed : 1 mms Test Speed : 1 mms Post Speed : 10 mms Distance : 7.5 mm Force : 100 g, Time = 5 s. 37

3. Derajat Pengembangan Zullichem, 1975, dalam Linko et al.,

1981 Pertama-tama diukur diameter dari die yang digunakan pada mesin ekstruder, lalu diukur diameter produk yang dihasilkan. Berikutnya data dimasukan ke dalam formula rumus yang ditentukan dengan rumus : Derajat pengembangan = diameter produk mm x 100 Diameter cetakandie ekstruder mm

f. Optimasi Produk

Optimasi produk dilakukan setelah mendapatkan hasil analisis awal yang diproses oleh program Design Expert 7 dengan rancangan statistik RSM-D Optimal Combine. Hasil dari proses tersebut adalah model matematika pada setiap respon. Model matematika tersebut akan dijadikan dasar untuk optimasi poduk yang diinginkan. Proses optimasi produk pada penelitian ini dilakukan dengan melihat kecenderungan data hasil analisis awal dari mutu produk. Namun, sebelum melihat data hasil analisis awal tersebut. Setiap respon harus diseleksi dari terlebih dahulu melalui hasil analisis dari uji anova oleh program DX7. Apakah berbeda nyata atau tidak, jika berbeda nyata respon tersebut dapat dijadikan sebagai respon untuk optimasi. Nilai komposisi bahan, suhu pada proses pengolahan, nilai hedonik dari tekstur dan kelengketan, kekerasan dan derajat pengembangan produk adalah sebagai dasar optimasi. Sesuai dengan tema dari penelitian ini adalah pengembangan produk berbasis jagung Quality Protein Maize. Maka kriteria produk untuk penelitian ini adalah komposisi Jagung target minimal 50 dan maksimal 100 dengan peringkat optimasi 5, komposisi kacang hijau pada rentangan 0 sampai 50 dengan peringkat optimasi 3, suhu proses 60 °C sampai 70 °C dengan peringkat optimasi 3, skor tekstur maksimal pada rentang 3 untuk batas bawah dan nilai 6 untuk batas atas dengan peringkat optimasi 5, skor kelengketan maksimal pada rentang 4 38 untuk batas bawah dan nilai 6 untuk batas atas dengan peringkat optimasi 5, kekerasan dalam rentang 1523.7 kgf sampai 2500 kgf dengan peringkat optimasi 5, dan derajat pengembangan 367.3 sampai 541 dengan peringkat optimasi 3.

g. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Produk Terbaik

Satu produk atau sampel terbaik yang ditentukan dari hasil optimasi. Analisis yang dilakukan meliputi analisis proksimat kadar air, protein, lemak, abu, karbohidrat, derajat pengembangan dan derajat gelatinisasi.

1. Kadar Air Metode Oven AOAC, 1995