Metode Pengambilan Contoh Metode Analisis Data

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Teknik Observasi, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek peneliti. 2. Teknik Survei, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan masyarakat responden serta pihak-pihak yang terkait dengan menggunakan responden. 3. Studi Pustaka, yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur, laporan, karya ilmiah dan hasil penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian.

F. Metode Pengambilan Contoh

Responden dipilih secara sengaja yaitu petani yang menggarap lahan agroforestry dengan tiga pola agroforestry yang telah berkembang. Total responden 60 orang sebesar 40,54 dari seluruh petani penggarap di HPGW 148 orang dengan pola I sebesar 7,43 11 responden, pola II sebesar 9,46 14 responden dan pola III sebesar 23,65 35 responden. Responden dari ketiga pola agroforestry tersebut diambil secara sengaja.

G. Metode Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh disusun dan diolah dalam bentuk tabulasi untuk mendapatkan informasi dan gambar tentang hubungan dan biaya pada petani agroforestry di HPGW dengan memperhatikan variabel-variabel yang telah ditentukan dan selanjutnya dianalisis sesuai indikator. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk analisis finansial, yaitu : 1. Menggunakan faktor diskontosuku bunga bank yang berlaku yaitu 12. 2. Kondisi perekonomian selama jangka waktu analisis stabil. 3. Pembuatan lahan agroforestry di mulai sejak diadakannya kerjasama agroforestry. 4. Pendapatan mulai dihitung sejak lahan diolah dan dimanfaatkan. 5. Sumberdaya manusia yang digunakan terbatas. 6. Umur kelayakan proyek dihitung sampai umur 8 tahun didasarkan pada siklus tebang untuk tanaman sengon. 7. Upah Hari Orang Kerja HOK satu hari dihitung berdasarkan upah yang berlaku. 8. Pendapatan dari tanaman pertanian dihitung sesuai periodisasi panen. 9. Semua harga output dan input yang digunakan dalam analisis yaitu berdasarkan harga yang berlaku pada saat penelitian berlangsung dengan asumsi harga konstan sampai selesainya penelitian. Indikator-indikator yang dinilai yaitu :

a. Net Present Value NPV Nilai Bersih Sekarang

NPV didapat dari mendiskonto semua biaya dan pendapatan pada suku bunga diskonto dan kemudian hasil diskonto pendapatan dikurangi hasil diskonto biaya. Suatu proyek dikatakan layak jika NPV0 yang berarti proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dan harus diterima social opportunity cost of capital atau NPV bernilai positif. Jika NPV0 proyek tidak layak diusahakan. Rumus : keterangan: NPV = Nilai bersih sekarang PV = Present value Bt = Manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = Biaya yang dikeluarkan setiap tahun t = periode waktu tahun i = tingkat suku bunga

b. Benefit Cost Ratio BCR Rasio Keuntungan

BCR didapat dengan membagi jumlah hasil diskonto pendapatan dengan jumlah hasil diskonto biaya. Proyek dikatakan layak bila BCR 1. Rumus : ∑ ∑ ∑ = = = + − = + − + = − = n t t n t t n t t i Ct Bt i Ct i Bt PV PV NPV 1 1 1 1 1 1 Penerimaan Pengeluaran ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = + + = + − + − = n t t n t t n t t n t t i Ct i Bt i Bt Ct i Ct Bt BCR 1 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan : BCR = Rasio manfaat biaya Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun t = periode waktu tahun i = tingkat suku bunga

c. Internal Rate of Return IRR Tingkat Pengembalian Internal

IRR merupakan suku bunga diskonto yang menyebabkan jumlah hasil diskonto pendapatan sama dengan jumlah hasil diskonto biaya, atau suku bunga yang membuat NPV sebesar nol. Suatu proyek layak bila besar suku bunga diskonto. Rumus : 1 1 = + − = ∑ = n t t i Ct Bt IRR Keterangan : IRR = tingkat pengembalian internal Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun t = periode waktu tahun i = tingkat suku bunga atau Rumus : i ii NPV NPV NPV i i i i IRR ii i i − + = −

d. Analisis Payback Periode

Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal investasi yang digunakan proyek. Rumus : PBP = Investasi awal Pendapatan

e. Analisis Break Even Point BEP

Untuk mengetahui titk impas yaitu antara pendapatan dan pengeluaan Rumus : Total Penerimaan = Total Pengeluaran

f. Penentuan Persepsi

Penentuan persepsi responden terhadap keberlanjutan program dilakukan dengan melakukan sejumlah pernyataan melalui kuesioner. Variabel dan pernyataan tersebut ditentukan sesuai bentuk kegiatan pelaksanaan program kerjasama agroforestry di HPGW yang dilakukan oleh responden. Metode yang digunakan yaitu metode rating yang dijumlahkan atau penskalaan Likert Mueller, 1996 merupakan metode penskalaan pernyataan sikappersepsi yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima kategori jawaban, yaitu “Sangat Tidak Setuju” STS, “Tidak Setuju” TS, “Tidak Dapat Menentukan” atau “Entahlah” E, “Setuju” S, dan “Sangat Setuju” SS. Dari masing-masing kategori jawaban akan diberi nilai tergantung dari bentuk pernyataannya baik yang berupa pernyataan positif maupun negatif. Pemberian nilai dari 0 sampai 4 tergantung bentuk pernyataannya, apabila positif maka nilai terbesar untuk kategori jawaban persetujuan misalnya Sangat Setuju SS sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negatif, nilai terbesar untuk kategori jawaban penolakan misalnya Sangat Tidak Setuju STS. Hasil dari kuesioner dicari nilai rata-rata dari tiap butir pernyataan dengan menjumlahkan nilai dari tiap jawaban dan membaginya dengan jumlah responden. Sehingga diperoleh nilai yang menggambarkan tingkat persepsi responden. Interval nilai rata-rata dari pernyataan tanggapan untuk tingkat persepsi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Tingkat Persepsi berdasarkan Skala Likert Interval nilai tanggapan Tingkat Persepsi 3,00 - 4,00 Tinggi 2,00 - 2,99 Sedang 0,00 - 1,99 Rendah

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif sehingga dapat diketahui apakah usaha agroforestry di HPGW telah memenuhi kriteria kelayakan yang diharapkan untuk dapat mengembangkan pola-pola usaha agroforestry yang serupa pada masa depan serta keberlanjutan program agroforestry.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Umum Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW 1. Letak dan Luas

Secara admnistratif pemerintahan Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW termasuk dalam Kecamatan Cikembar dan Cibadak Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat. HPGW berjarak 55 Km dari Bogor dan 15 Km dari Sukabumi. Tepatnya secara geografis terletak antara 06º 53 ’35’’ – 06 º55’ 10’’ Lintang Selatan LS dan 106º 47’ 50’’ - 106º 51’ 30’’ Bujur Timur BT. Berdasarkan pembagian wilayah kehutanannya, HPGW termasuk dalam BKPH Cikawung KPH Sukabumi. Luas HPGW seluruhnya 359 Ha yang terbagi menjadi 3 blok dalam pengelolaannya, yaitu : 1. Blok I Cikatomas , merupakan areal sebelah timur dengan luas sekitar 120 ha. 2. Blok II Cimenyan, merupakan areal sebelah barat dengan luas sekitar 125 ha. 3. Blok III Tangkalak, merupakan areal bagian tengah dengan luas sekitar 114 ha. Fahutan – IPB, 2001 dalam Buliyansih 2005.

2. Iklim dan Curah Hujan

HPGW, menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim B Q = 18,42 yaitu daerah basah dengan vegetasi masih hutan hujan tropika. Berdasarkan data curah hujan distribusi curah hujan HPGW, DAS Cipeureu, Sukabumi tahun 1999 sd 2004, diketahui bahwa curah hujan rata-rata tertinggi jatuh pada bulan Desember yaitu sebesar 453,4 mm dan curah hujan rata-rata terendah jatuh pada bulan Juli dan Agustus dengan masing-masing nilainya yaitu sebesar 53,18 mm dan 53,52 mm. Selanjutnya, untuk nilai rata-rata bulan basah diperoleh sebesar 289,56 mm dan rata-rata bulan kering sebesar 53,35 mm Lab. Pengaruh Hutan-Fahutan IPB, 2004 dalam Buliyansih 2005.