Jenis Pola AF I
Pola AF II Pola AF III
Mata Pencaharian N
N N
Petani 7 63,6
2 14,3
10 28,6
Buruh Tani 4
36,4 12
85,7 22
62,9 Buruh Swasta
0,0 0,0
1 2,9
Pedagang 0 0,0
0,0 1
2,9 Tukang Ojek 0
0,0 0,0
1 2,9
Total 11
100,0 14
100,0 35
100,0
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Jumlah Anggota Keluarga. Rata-rata responden petani penggarap
agroforestry mempunyai jumlah anggota keluarga 2-3 orang untuk pola I sebesar 72,7, pola II sebesar 21,4 dan pola III sebesar 31,4. Untuk
jumlah anggota keluarga 4-5 orang, jumlah terbesar yaitu pada pola II sebesar 78,6 dan terkecil yaitu pola I sebesar 18,2. Sedangkan jumlah anggota
keluarga antara 6-7 orang pada pola II tidak ada, untuk pola I sebesar 9,1 dan 17,1 pada pola III. Dalam menggarap lahannya, petani tidak hanya
menggunakan tenganya sendiri, biasanya memanfaatkan anggota keluarga yang lain. Seperti anak, istri, keponakan, dll. Selain itu, jumlah anggota
keluarga akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan keluarga responden petani penggarap agroforestry. Distribusi responden berdasarkan jumlah
anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Pola AF I
Pola AF II Pola AF III
Anggota Keluarga N
N N
2 – 3 orang 8
72,7 3
21,4 11
31,4 4 – 5 orang
2 18,2
11 78,6
18 51,4
6 – 7 orang 1
9,1 0,0
6 17,1
Total 11
100,0 14
100,0 35
100,0
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
B. Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Penggarap Agroforestry
1. Pendapatan Rumah Tangga Petani Penggarap
Sebanyak 63,6 responden pada pola AF I adalah petani sehingga pendapatan terbesar juga dari hasil usaha tani. Untuk pola yang lain mata
pencaharian responden beragam, dapat dilihat pada Tabel 13. Perbedaan sumber-sumber mata pencaharian responden akan mempengaruhi langsung
terhadap jumlah pendapatan responden. Pendapatan rata-rata responden selama setahun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Pendapatan rata-rata Responden dari Berbagai Sumber
Sumber Pola AF I
N = 11 Pola AF II
N = 14 Pola AF III
N = 35 Rata-rata
Pendapatan Rpth
Rpth Rpth
Rpth Berdagang 0
1580000 15,7
1580000 Ternak 270000
2,2 565000
7,3 334444
3,3 367500
Buruh 3010909 24,3
3000000 38,7
2915294 29,0
2953220 Usaha Tani
sawah 7794527 62,9
3306034 42,7
3894182 38,7
5345633 Agroforestry 1307610
10,6 878770
11,3 1337871
13,3 1380594 Total 12383046
100,0 7749804
100,0 10061792
100,0 11626948
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Pendapatan rata-rata rumah tangga petani penggarap agroforestry sebanyak 62,9 diperoleh dari usaha tani sawah untuk pola AF I, karena
sebagian besar mata pencaharian responden pada pola ini adalah petani. Sedangkan untuk pola II dan III, pendapatan terbesar juga dari hasil usaha tani
sawah yaitu masing-msing sebesar 42,7 dan 38,7 . Untuk pendapatan dari hasil ternak, pola II memiliki persentase terbesar
yaitu sebesar 7,3. Sedangkan pola I sebesar 2,2 dan pola III yaitu 3,3. Pada pola AF II responden banyak yang memiliki ternak seperti kambing,
kerbau dan sapi. Sumber pendapatan dari hasil berdagang hanya didapat pada pola AF III
yaitu sebesar 15,7. Hal ini dikarenakan terdapat responden yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang.
Sedangkan sumber pendapatan dari buruh masing-masing pola yaitu sebesar 34,3 untuk pola I, 38,7 untuk pola II dan 29,0 pada pola III.
Prosentase terbesar terdapat pada pola II karena pada umumnya pada pola II ini mata pencaharian pokok responden adalah sebagai buruh tani.
Untuk pendapatan dari lahan garapan agroforestry dalam setahunnya ternyata sangat berpengaruh. Untuk pola AF I sebesar 10,6, pola AF II
sebesar 11,3 dan pada Pola AF III sebesar 13,3. Lahan agroforestry ini mempunyai kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga petani rata-rata
diatas 10. Hal ini sangat membantu para petani penggarap agroforestry, karena untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari hasil dari agroforestry
ternyata sangat membantu bagi para petani penggarap agroforestry yang tergolong sangat miskin. Karena sewaktu-waktu hasil dari lahan agroforestri
dapat diambil sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan tidak menunggu dalam waktu yang lama, terlebih untuk tanaman pertanian yang merupakan tanaman
musiman. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan responden petani penggarap
agroforestry dapat dilihat dari hasil pendapatan petani dalam setahunnya. Dalam hal ini digunakan standar kebutuhan hidup minimum Sajogyo 1977.
Batasan minimum ditentukan berdasarkan besarnya pendapatan per kapita per tahun setara dengan konsumsi beras. Harga beras yang digunakan yaitu
berkisar Rp 3000,00 per Kg dan merupakan harga yang berlaku di desa Hegarmanah pada saat penelitian. Tingkat kesejahteraan responden dapat
dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Tingkat Kesejateraan Penggarap Agroforestry Berdasarkan Pola
Agroforestry
Tingkat Pola AF I
Pola AF II Pola AF III
Kesejahteraan N N
N Sangat Miskin
0,0 3
21,4 4
11,4 Miskin 1
9,1 2
14,3 8
22,9 Hampir Cukup
0,0 5
35,7 8
22,9 Cukup 10
90,9 4
28,6 15
42,9 Total 11
100,0 14
100,0 35
100,0
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat tingkat kesejahteraan responden. Dari ketiga pola tersebut, pola AF II terdapat responden yang tergolong sangat
miskin yaitu sebesar 21,4. Sedangkan pada pola AF I tidak terdapat golongan yang sangat miskin dan untuk pola AF III terdapat 4 responden atau
sebesar 11,4 . Pada pola AFI juga rata-rata responden tergolong cukup yaitu hampir seluruh dari responden sebesar 90,9 dan hanya 9,1 yang tergolong
miskin. Untuk pola AF II, rata-rata responden tergolong hampir cukup yaitu sebesar 35,7, responden yang tergolong cukup sebesar 28,6 dan miskin
sebesar 14,3 2 responden. Sebesar 42,9 responden pada pola AF III tergolong cukup dan sebesar 22,9 masing-masing untuk responden yang
tergolong hampir cukup dan miskin.
Kriteria berdasarkan pada garis kemiskinan menurut Sajogyo 1977, yaitu :
• Sangat Miskin, apabila petani penggarap mempunyai penghasilan di bawah
setara dengan 240 kg beras ekivalen setiap orang dalam satu tahun untuk penduduk di pedesaan.
• Miskin, apabila petani penggarap mempunyai penghasilan setara dengan
240 – 320 kg beras ekuivalen setiap orang dalam satu tahun untuk penduduk di pedesaan.
• Hampir Cukup, apabila petani penggarap mempunyai penghasilan setara
dengan 320 – 480 kg beras ekuivalen setiap orang dalam satu tahun untuk penduduk di pedesaan.
• Cukup, apabila petani penggarap mempunyai penghasilan di atas setara
dengan 480 kg beras ekuivalen setiap orang dalam satu tahun untuk penduduk di pedesaan.
2. Pengeluaran Rumah Tangga Petani Penggrap
Pengeluaran setiap responden pada masing-masing pola agroforestry bebeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh pola konsumsi, tingkat pengetahuan,
jumlah tanggungan setiap keluarga dan faktor lainnya. Jenis pengeluaran masyarakat untuk semua responden hampir sama yaitu untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga seperti makan membeli beras, pendidikan dan pakaian. Selain itu untuk pemenuhan kebutuhan lain-lain seperti pembayaran
pajak, biaya usaha tani dan lain sebagainya. Rata-rata pengeluaran rumah tangga petani per tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Responden pertahun
Jenis Pola AF I
N = 11 Pola AF II
N = 14 Pola AF III
N = 35 Rata-
rata Pengeluaran
Rpth Rpth Rpth Rpth Rumah Tangga
4081364 99,7
3936786 99,5
4437357 99,5 4255292
makan, pendidikan,
pakaian Non RT pajak,
dll 12456 0,3
20300 0,5
22683 0,5
20165 Total 4093820
100,0 3957086 100,0
4460040 100,0 4275456
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian
Rata-rata untuk semua pola, pengeluaran terbanyak pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Diantaranya untuk makan, pendidikan dan pakaian.
Hampir diatas 90 dari ketiga pola tersebut pemenuhannya untuk kebutuhan rumah tangga. Pola AF I sebesar 99,7 pengeluaran untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga dan hanya 0,3 untuk kebutuhan lainnya. Pada pola AFII dan II juga hampir sama, sebesar 99,5 untuk kebutuhan rumah tangga
dan 0,5 untuk kebutuhan lainnya.
C. Kelayakan Usaha Agroforestry 1. Pendapatan Petani Agroforestry