Karakteristik Sistem Pembayaran yang Efektif

11 penerima pembayaran payee. Sedangkan, sistem pembayaran elektronik terjadi antar bank tanpa adanya biaya pemrosesan seperti pada alat pembayaran berdasarkan kertas. Sistem pembayaran elektronik memiliki efektifitas khususnya dalam transaksi yang bervolume tinggi dengan nilai transaksi yang kecil, terutama dalam perekonomian yang sedang berkembang yang memiliki akses teknologi yang terbatas Listfield dan Montes-Negret, 1994. Pada dekade 1970-an dan 1980-an elektronifikasi dalam sistem pembayaran mulai berkembang. Alat pembayaran yang menggunakan kartu yang memudahkan masyarakat bertransaksi langsung di tempat penjualan Point Of Sale, POS menjadi fenomena. Varian pertama dari alat pembayaran ini yang mulai dikenal masyarakat adalah kartu kredit. Berawal dari kajian pemasaran yang cukup mendalam pada tahun 1958 Bank Of America mengenalkan kartu kredit Global Insight, 2003. Untuk kepentingan ekspansi bisnis maka para penerbit Bank Americards mendirikan Visa pada tahun 1977. Penggunaan kartu kredit memungkinkan nasabah mendapatkan barang dan jasa secara kredit, dan melunasinya dengan cek atau rekeningnya yang berada pada bank pemegang lisensi penerbit kartu kredit tersebut Visa, Mastercard, dll. Perkembangan ini terus berlanjut dengan penemuan varian-varian alat pembayaran elektronik lain seperti kartu debet, smart cards, internet banking, dll.

2.2.3. Karakteristik Sistem Pembayaran yang Efektif

Efektifitas dari suatu sistem pembayaran telah menjadi unsur yang sangat penting dalam perekonomian sekarang ini. Sistem pembayaran yang paling mendekatinya adalah sistem pembayaran elektronik. Berikut ini merupakan 12 kriteria umum efisiensi tersebut dapat dikatakan tercapai Listfield dan Montes- Negret, 1994. 1. Kecepatan pembayaran. Setiap transaksi pembayaran memerlukan transfer dana yang efektif dan seketika, sebab kini waktu telah menjadi biaya yang sangat berpengaruh juga dalam transaksi pembayaran. Keterlambatan yang terjadi membuat ketidakpastian dalam penyelesaian transaksi, transfer dana, serta biaya imbangan dari penginvestasian modal untuk kegiatan perekonomian lain. 2. Kepastian pembayaran certainty payments. Para pengguna suatu alat pembayaran harus yakin, bahwa pembayaran yang dilakukannya akan sampai pada tangan yang berhak. Jika keyakinan ini tidak ada maka mereka akan kembali pada sistem pembayaran tunai menggunakan uang koin dan uang fiat, daripada menggunakan sistem pembayaran non-tunai. 3. Keselamatan dan keamanan safety and security ƒ Pengawasan dari penggelapan. Sistem pembayaran harus didesain sedemikian rupa dengan adanya pengawasan yang cukup untuk menjamin dari adanya penggelapan dan akses yang tak resmi terhadap data sistem pembayaran. ƒ Pengawasan resiko kredit. Dalam beberapa kejadian sehari-hari, sering kali didengar adanya penguna kartu kredit tidak memiliki saldo yang cukup di bank. Keadaan ini terjadi karena pihak penerima pembayaran ritel, dsb tidak mengetahui apakah pihak pembayar pemilik kartu kredit 13 memiliki rekening yang cukup untuk membayar barang dan jasa yang ditransaksikan. Seharusnya resiko kredit harus diantisipasi semenjak awal. ƒ Kepercayaan. Masyarakat luas harus percaya bahwa data sistem pembayaran terlindungi dan tidak akan diakses informasinya oleh sumber yang tidak resmi. Data tersebut seharusnya terlindungi baik selama transaksi maupun sesudahnya. 4. Kenyamanan convenience. Suatu sistem pembayaran harus membuat para pengguna menjadi lebih nyaman, baik untuk memegang maupun melakukan transaksi dengan alat pembayaran tersebut. 5. Biaya. Perekonomian membutuhkan sistem pembayaran yang memiliki biaya paling rendah pada semua aspek.

2.2.4. Penyelenggara Sistem Pembayaran di Indonesia