Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum

42

3.2.1. Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum

Perbankan Indonesia terdiri dari Bank Indonesia BI sebagai bank sentral di Indonesia, bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. Meskipun demikian, jasa pembayaran hanya disediakan oleh BI dan bank umum. Saat ini BI adalah penyedia utama dari fasilitas kliring dan setelmen antarbank. Sistem kliring di BI ini terbagi atas sistem elektronik, otomasi, semi otomasi, dan manual. Sistem kliring elektronik memungkinkan bank untuk mengirimkan data transaksinya secara elektronik dari komputer yang ada di peserta kepada komputer penyelenggara BI; sistem ini diterapkan di Jakarta. Sistem kliring elektronik memproses warkat kliring dengan mesin baca pilah reader sorter, diterapkan di Medan, Surabaya, dan Bandung. Sistem semi otomasi menggunakan disket berisi rekaman data warkat dan diterapkan di kantor- kantor Bank Indonesia penyelenggara kliring selain Medan, Surabaya, dan Bandung. Pada kota-kota dimana tidak terdapat kantor BI, sebuah kantor bank komersil yang beroperasi di kota atau daerah dimaksud dapat berfungsi sebagai agen penyelenggara kliring. BI menyediakan jasa setelmen kepada bank-bank umum serta jasa-jasa transfer dana kepada pemerintah pusat dan daerah melalui rekeningnya yang berada di BI. Adapun semua kantor BI dihubungkan dengan suatu sistem jaringan transfer dana on-line. Bank umum merupakan bagian terbesar dalam kelompok lembaga keuangan di Indonesia yang menyediakan jasa transfer dana dan pembayaran, baik melalui rekening mereka pada BI, melalui hubungan bilateral, ataupun melalui jaringan transfer dana antar-cabang on-line milik mereka. Saat ini, hanya bank- 43 bank umum yang memiliki fasilitas transfer dana antar-cabang secara on-line adalah hanya bank-bank besar. Pada saat ini terdapat 164 bank umum dengan 5.379 kantor. Sementara itu, walaupun bank perkreditan rakyat merupakan bagian dari sistim perbankan Indonesia, mereka tidak menyediakan jasa transfer dana antar bank kepada nasabahnya. Bahkan bilamana terdapat bank perkreditan rakyat yang menyediakan jasa transfer dana, nilai dan volumenya sangat rendah dan dilakukan melalui mekanisme diluar sistim kliring. Berdasarkan atas peraturan yang berlaku, bank perkreditan rakyat tidak diijinkan untuk menyediakan rekening giro untuk nasabahnya dan juga tidak diijinkan untuk memiliki rekening giro pada BI. Saat ini terdapat lebih dari 8.000 kantor bank perkreditan rakyat dan sebagian besar beroperasi secara lokal. Hal ini menyebabkan aktivitas perbankan yang dilakukan menjadi dibatasi oleh faktor luas wilayah, walaupun sejumlah bank perkreditan rakyat memiliki sejumlah kantor cabang pada kota-kota sekitarnya.

3.2.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB