Analisis Fundamental Penelitian Terdahulu

2. High tertinggi: harga tertinggi transaksi yang tercapai pada satu saham. 3. Low terendah: harga terendah transaksi yang tercapai pada satu saham. 4. Close penutupan: harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. 5. Bid minat beli: harga yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi. 6. Ask minat jual: harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.

2.3 Analisis Fundamental

Salah satu teknik analisis investasi yang sering digunakan dalam berinvestasi adalah teknik analisis fundamental. Analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis pasar modal. Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini menitikberatkan pada rasio keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2006: 189, “Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin, untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang”. Sedangkan menurut Jogiyanto 2008: 126, “Analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan data Universitas Sumatera Utara fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan yang dapat berupa, laba, kebijakan, dividen, penjualan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu, data keuangan perusahaan dapat berupa rasio keuangan. rasio keuangan yang ada dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis fundamental”. Tujuan utama analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental fundamental value. Karena, nilai fundamental mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Nilai intrinsik intrinsic value adalah nilai sebuah perusahaan atau sahamnya berdasarkan analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai dasar atau harga saham.

2.4 Variabel Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor Fundamental adalah faktor-faktor yang mencerminkan kinerja emiten yang dapat dilihat dari laporan keuangan emiten tersebut. Semakin baik kinerja emiten, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham dan demikian sebaliknya, apabila semakin buruk kinerja emiten maka semakin turun harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan pada perusahaan tersebut. Karena kinerja emiten menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya. Ada beberapa faktor fundamental internal dan eksternal yang mempengaruhi harga saham, namun peneliti hanya memfokuskan pada Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER yang Universitas Sumatera Utara diwakili oleh fundamental internal, dan Tingkat Suku Bunga yang diwakili oleh fundamental eksternal.

2.4.1 Return on Equity ROE

Return on Equity ROE salah satu rasio profitabilitas yang terdapat dalam laporan keuangan. ROE merupakan rasio keuangan yang mengukur prospek perusahaan di masa mendatang, yaitu dengan cara melihat pertumbuhan profitabilitas dari ekuitas perusahaan. Dengan demikian, pemodal akan mengetahui sejauh mana investasi pada perusahaan mampu memberikan return sesuai dengan tingkat yang diinginkan oleh pemodal Tandelilin, 2007: 241. Sedangkan Warsono 2003: 164 mendefinisikan “ROE sebagai suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemodal pemegang saham atas modal yang mereka investasikan pada perusahaan”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROE adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal sendiri untuk pengembalian ekuitas pemodal. Kenaikan ROE menunjukkan telah terjadinya kenaikan laba bersih perusahaan. Kenaikan tersebut kemudian menaikkan harga saham sehingga return saham yang diperoleh pemodal akan meningkat, begitu juga sebaliknya. ROE diukur dengan satuan persen dan secara matematis ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 204: Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Earning Per Share EPS

Earning Per Share EPS merupakan salah satu rasio pasar yang mengukur keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor. Menurut Kasmir 2012: 207, “Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan demikian, EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham. EPS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi. EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 207:

2.4.3 Price Earning Ratio PER

Price Earning Ratio PER merupakan salah satu rasio pasar. Menurut Zuliarni 2012: 40, “PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan laba, maka semakin tinggi PER semakin tinggi pula minat investor dalam menanamkan modal Universitas Sumatera Utara di suatu perusahaan sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat”. Menurut Rusdin 2006: 145, “PER menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten, dalam menghasilkan laba”. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa PER mencerminkan pada besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. Semakin tinggi rasio PER menandakan bahwa investor memiliki harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan, sehingga investor bersedia membayar mahal untuk pendapatan per saham tertentu”. PER diukur dengan satuan kali dan secara matematis PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus Rusdin, 2012: 207:

2.4.4 Debt to Equity RatioDER

Debt to Equity Ratio DER merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal yang dimiliki Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 70. Menurut Kasmir 2012: 157, “DER berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditur dengan pemilik perusahaan”. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Sehingga, hutang menjadi bahan pertimbangan bagi seorang investor untuk menentukan saham pilihan. DER tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat Universitas Sumatera Utara bergantung pada pihak luar investor dalam mendanai kegiatan, sehingga beban perusahaan juga akan meningkat. Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun Amanda, 2011: 3. DER diukur dengan satuan persen dan secara matematis DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 207:

2.4.5 Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga merupakan persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. Penetapan tingkat suku bunga disebut sebagai tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku bunga acuan. Sedangkan nilai riilnya tercermin dalam tingkat suku bunga SBI. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 410PBI2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, “SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek”. SBI diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. Tingkat suku bunga merupakan hal penting dan salah satu faktor fundamental eksternal perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan. Jika tingkat suku bunga tinggi akan mengurangi minat investasi dan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan Universitas Sumatera Utara harga saham turun. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang menyebabkan harga saham naik di pasar modal Thobarry, 2009: 47. Tingkat Suku Bunga SBI diukur dengan satuan persen dan secara matematis Tingkat Suku Bunga SBI dapat dihitung dengan menggunakan rumus Setiani, 2008: 5:

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain: 1. Effendi 2009 Penelitian dengan judul “Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Suku Bunga, Inflasi, dan Pertumbuhan Perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROE, EPS, PER, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan Inflasi dan Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 2. Rinati 2009 Universitas Sumatera Utara Penelitian dengan judul “Pengaruh Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, dan Return on Equity ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ45”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen adalah Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, dan Return on Equity ROE. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan NPM dan ROE tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 3. Thobarry 2009 Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008”. Variabel dependen yang digunakan adalah Indeks Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Laju Inflasi, Pertumbuhan GDPPDB. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Nilai Tukar berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Suku Bunga dan Pertumbuhan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham. 4. Kartiwan 2011 Penelitian dengan judul “Analisis Faktor Fundamental dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil”. Variabel dependen yang digunakan adalah Universitas Sumatera Utara Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Net Profit Margin NPM, Debt to Equity Ratio DER, dan Tingkat Suku Bunga. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa PER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan EPS, DER, dan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 5. Amanda 2012 Penelitian dengan judul “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earing Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2011”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER, Return on Equity ROE, Earing Per Share EPS, dan Price Earning Ratio PER. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER, ROE, dan EPS berpengaruh siginifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 6. Choirani 2012 Penelitian dengan judul “Pengaruh Variabel Fundamental Internal terhadap Harga Saham”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Return on Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER, Net Profit Margin NPM, Current Ratio CR, Earning Per Share EPS, dan Price Earning Ratio PER. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi Universitas Sumatera Utara linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan DER, NPM, dan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 7. Widoretno 2012 Penelitian dengan judul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Economic Value Added EVA, Return on Equity ROE, Inflasi, dan Nilai Tukar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa EVA dan ROE berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Sedangkan Inflasi dan Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen 1 Widoretno 2012 Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan- Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012 Harga Saham Economic Value Added EVA, Return on Equity ROE, Inflasi, Nilai Tukar kurs USDIDR Regresi Linier Berganda EVA dan ROE berpengaruh positif terhadap Harga Saham, Inflasi dan Nilai Tukar kurs USDIDR berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen 2 Rinati 2009 Pengaruh Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, dan Return on Equity ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ45 Harga Saham Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE Regresi Linier Berganda ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, NPM dan ROE tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 3 Choirani 2012 Pengaruh Variabel Fundamental Internal terhadap Harga Saham Studi pada Saham LQ- 45 yang Listing di BEI Periode Tahun 2009- 2011 Harga Saham Return on Equity ROE, Debt to Equity Ratio DER, Net Profit Margin NPM, Current Ratio CR, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER Regresi Linier Berganda ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. DER, NPM, dan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 4 Kartiwan 2011 Analisis Faktor Fundamental dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil Harga Saham Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Net Profit Margin NPM, Debt to Equity RatioDER, Tingkat Suku Bunga Regresi Linier Berganda PER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. EPS, DER, dan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 5 Effendi 2009 Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 di BEI Harga Saham Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Suku Bunga, Inflasi, Pertumbuhan Perusahaan Regresi Linier Berganda ROE, EPS, PER, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Inflasi dan Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 6 Amanda 2012 Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratioterhadap Harga Saham Debt to Equity Ratio DER, Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS, Price Regresi Linier Berganda DER, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. PER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Universitas Sumatera Utara Harga Saham Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2011 Earning RatioPER Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen 7 Thobarry 2009 Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008 Indeks Harga Saham Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Laju Inflasi, Pertumbuhan GDPPDB Regresi Linier Berganda Nilai Tukar berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Suku Bunga dan Pertumbuhan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham.

2.6 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Fundamental Dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 72 80

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Analisis Harga Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Dengan Analisis Fundamental Dan Teknikal

6 36 224

ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia 2006-2009.

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal - Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)

0 0 10

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)

0 0 9