Lokasi Elaborasi Tema .1 Pengertian

12 Lau Cih Sebuah kelurahandesa yang terletak di kabupaten Medan Tuntungan, Sumatera Utara.

II.2 Lokasi

Kwala Bekala merupakan wilayah kelurahan yang terletak di Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Johor terletak di ketinggian 6 - 12 m diatas permukaan laut, yang terletak pada: Lintang Utara : 2º.27’ - 2º.47’ Bujur Timur : 98º.35 - 98º.44’ Kecamatan Medan Johor sendiri berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kecamatan Medan Polonia Sebelah Timur : Kecamatan Medan Amplas Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Kecamatan Medan Selayang Luas lahan : ± 22.7 ha Kontur : relatif datar kontur tanahnya tidak terlalu bergelombang KDBKLB : 60 1-5 Luas site : 9654 m 2 Batas-batas site : Barat : Perumahan Timur : Eco Bussiness Park Utara : Hotel Mix Used Selatan : Danau Pemilik : PTPN II Bangunan eksisting : Lahan kosong Keistimewaan site : 1. Posisi site sangat strategis yaitu berada di jalan arteri primer Universitas Sumatera Utara 13 2. Dapat dicapai dengan berbagai moda transportasi darat bus, mobil, taksi, sepeda motor, dsb. 3. Terdapat beberapa fasilitas kota di sekitar site seperti perkantoran, ruko, dan permukiman 4. Terdapat fasilitas umum di sekitar site seperti mesjid 5. Memiliki jalur utilitas yang baik II.3 Studi Literatur II.3.1 Mebidangro Presiden telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo Mebidangro, yang meliputi 52 kecamatan di seluruh Kota Medan, seluruh Kota Binjai, seluruh Kabupaten Deli Serdang, dan sebagian Kabupaten Karo. Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro berlaku sejak tanggal 20 September 2011, dan perubahannya hanya dapat dilakukan satu kali dalam 5 tahun, kecuali antara lain terjadi bencana alam besar, atau perubahan batas wilayah Daerah WEB PEMPROVSU. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional KSN dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara yang memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia Thailand -Singapura IMT-GT. Posisinya yang strategis ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan Metropolitan Mebidangro ke depan. Medan-Binjai-Deli Serdang Karo sendiri memiliki visi yang jauh ke depan visi 2027 yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau, mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala Universitas Sumatera Utara 14 nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT- GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa. Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk selama 20 tahun terakhir sebesar 30,95, diperkirakan jumlah penduduk Metropolitan Mebidangro pada tahun 2029 akan mencapai 5.5 juta Jiwa. Dilihat dari daya dukung fisik dasarnya, sekitar 37,55 lahan Metropolitan Mebidangro, yaitu 113.280 ha, potensial dikembangkan untuk kegiatan perkotaan. Diperkirakan daya tampung kawasan Metropolitan Mebidangro mencapai 6,8 juta jiwa. Metropolitan Mebidangro didukung dengan keberadaan Bandara Kualanamu dalam proses pembangunan sebagai pengganti Bandara Polonia. Bandara Kualanamu ditetapkan sebagai bandara internasional dengan hierarki pusat pengumpul skala primer KM 11 Tahun 2010, Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Metropolitan Mebidangro juga didukung keberadaan pelabuhan laut Belawan dengan status pelabuhan internasional PP No. 26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi: 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand; 2. Peningkatan akses pelayanan pusat pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara; 3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional; Universitas Sumatera Utara 15 4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro. Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka diberlakukan lima langkah strategis pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor ekonomi internasional Belawan –Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli, pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro, dan pengembangan Akses Strategis Mebidangro. Pengembangan Koridor Ekonomi Internasional Belawan-Kuala Namu dilakukan dengan menata pusat Kota Medan menjadi pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan buatan. Selain itu, dilakukan pula penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro. Sementara itu revitalisasi pusat Kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli menitikberatkan pada penataan pusat Kota Medan sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan buatan. Penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro. Pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro dimaksudkan untuk memantapkan kawasan hutan di kawasan hulu dan hilir Mebidangro yang berfungsi sebagai resapan air, perlindungan daerah di bawahnya, dan perlindungan flora fauna. Selain itu dilakukan pula pembangunan sempadan sungai yang membentang dari perbukitan Bukit Barisan sampai Selat Malaka, sempadan wadukdanau, dan sempadan pantai yang berhadapan dengan perairan Selat Malaka sebagai ruang terbuka hijau. Sedangkan, pengembangan akses strategis Mebidangro berarti mengembangkan keterhubungan sistem jaringan jalan arteri primer sebagai akses pergerakan pusat produksi ke pusat distribusi dan koleksi. Termasuk pula di Universitas Sumatera Utara 16 dalamnya pembangunan sistem jaringan angkutan massal berbasis jalan dan kereta api yang menghubungkan antar pusat kegiatan sekunder, dan pembangunan keterpaduan simpul sistem jaringan transportasi yang memadukan transportasi darat, udara, dan laut di Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu dan Stasiun Medan.

II.3.2 Transit Oriented Development TOD

Transit Oriented Development muncul pertama kali pada tahun 1990-an yang di pelopori oleh Peter Calthorpe. TOD muncul dikarenakan fenomena urban sprawl yang mengakibatan tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan mengakibatkan kemacetan Yuniasih, 2007. Menurut Taolin 2008 Gerakan pengembangan kawasan berbasis transit didasari oleh kualitas kehidupan kota yang semakin memburuk yang ditandai dengan kemacetan, sprawl, dan tata guna lahan yang tidak terintegrasi. TOD memiliki tujuan menciptakan tujuan yang nyaman, aman, menyenangkan dan mecukupi bagi pejalan kaki walkable environment. Dengan mencampurkan berbagai fungsi kegiatan perjalanan yang perlu dilakukan dapat digabungkan menjadi lebih singkat dan cepat. Fungsi-fungsi tersebut adalah pusat area komersil, perkantoran, retail, servis, pemukiman dengan kepadatan sedang hingga kepadatan tinggi dan juga ruang terbuka publik.

II.3.2.1 Defenisi Transit Oriented Development TOD

Defenisi Transit Oriented Development menurut Calthorpe dalam Yuniasih 2007 adalah : “A mixed-use community within an average 2,000-foot walking distance of a transit stop and core commercial area. TODs mix residential, retail, office, open space, and public uses in a walkable environment, making it convenient for residents and employees to travel by transit, bicycle, foot, or car ” Universitas Sumatera Utara 17 Konsep Transit Oriented Development TOD ini menawarkan alternative menuju pola pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working, living,leisure dalam populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang rendahsampai dengan tinggi, dengan konfigurasi fasilitas pedestrian dan akses transit. Karakteristik bentuk kota ini bercirikan keragaman dan densitas tinggi dalam skala lokalkawasan, dan terhubungkan dengan bagian kota lain oleh sistem transit. Konsep Transit Oriented Development TOD di awali dengan konsep aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun berjalan. Pergerakan sebagai salah satu aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh manusia, diwadahi dengan penempatan-penempatan pusat-pusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-titik transit, sehingga diharapkan dapat mendorong penggunaan transportasi publik. Pusat-pusat aktivitas dihubungkan antara satu dengan yang lain dalam jarak tempuh berjalan yang nyaman dan aman sebagai upaya untuk mengurangi pergantian antar moda Wijaya, 2009.

II.3.2.2 Struktur Transit Oriented Oriented Development TOD

Menurut Calthorpe dalam Yuniasih 2007 struktur TOD dan daerah disekitarnya terbagi menjadi area-area sebagai berikut : 1. Fungsi publik public uses. Area fungsi publik dibutuhkan untuk Sumber : Calthrope dalam Wijaya 2009 Gambar. 2.1 Konsep TOD Universitas Sumatera Utara 18 memberi layanan bagi lingkungan kerja dan permukiman di dalam TOD dan kawasan disekitarnya. Lokasinya berada pada jarak yang terdekat dengan titik transit pada jangkauan 5 menit berjalan kaki. 2. Pusat area komersial core commercial area. Adanya pusat area komersial sangat penting dalam TOD, area ini berada pada lokasi yang berada pada jangkauan 5 menit berjalan kaki. Ukuran dan lokasi sesuai dengan kondisi pasar, keterdekatan dengan titik transit dan tahap pengembangan. Fasilitas yang ada umumnya berupa retail, perkantoran, supermarket, restoran, servis dan hiburan. 3. Area permukiman residential area. Area permukiman termasuk permukiman yang berada pada jarak perjalanan kaki dari area pusat komersial dan titik transit. Kepadatan area permukiman harus sejalan dengan variasi tipe permukiman, termasuk single-family housing, town house, condominium dan apartement. 4. Area sekunder secondary area. Setiap TOD memiliki area sekunder yang berdekatan dengannya, termasuk area diseberang kawasan yang dipisahkan oleh jalan arteri. Area ini berjarak lebih dari 1 mil dari pusat area komersial. jaringan area sekunder harus menyediakan beberapa jalanakses langsung dan jalur sepeda menuju titik transit dan area komersil dengan seminimal mungkin terbelah oleh jalan arteri. Area ini memiliki densitas yang lebih rendah dengan fungsi single- family housing, sekolah umum, taman komunitas yang besar, fungsi pembangkit perkantoran dengan intensitas rendah, dan area parkir. 5. Fungsi-fungsi lain , yakni fungsi-fungsi yang secara ekstensi bergantung pada kendaraan bermotor, truk atau intensitas perkantoran yang sangat rendah yang berada di luar kawasan TOD dan area sekunder.

II.3.2.3 Tipologi Transit Oriented Development

Terdapat dua model pengembangan didalam TOD menurut Calthorpe yakni:

1. NeighorhoodTOD

Universitas Sumatera Utara 19 Merupakan TOD yang berlokasi pada jalur bus feeder dengan jarak jangkauan 10 menit berjalan tidak lebih dari 3 mil dari titik transit. NeigborhoodTOD harus berada pada lingkungan hunian dengan densitas menengah, fasilitas umum, servis, retail, dan rekreasi. NeigborhoodTOD ini dirancang dengan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau serta memberi kemudahan akses bagi pengguna moda pergerakan.

2. UrbanTOD

Merupakan TOD dengan skala pelayanan kota berada pada jalur sirkulasi utama kota seperti halte bus antar kota dan stasiun kereta api baik light rail maupun heavy rail. Urban TOD harus dikembangkan bersama fungsi komersial yang memiliki intensitas tinggi, blok perkatoran, dan hunian dengan intensitas menengah tinggi. Setiap TOD pada kota, memiliki karakter tersendiri sesuai dengan karakter lingkungannya.

II.3.2.4 Keuntungan dari Diterapkannya TOD

Menurut Calthorpe dalam Wijaya 2007 konsep Transit Oriented Development TOD pada dasarnya adalah untuk mengintegrasikan jaringan jalan dengan bangunan sekitarnya dikaitkan dengan manusia sebagai penggunanya sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman dan Sumber : Calthrope, 1993 Gambar 2.2 UrbanTOD kiri dan NeighborhoodTOD kanan Universitas Sumatera Utara 20 nyaman, dimana dapat diuraikan : Tujuan Lingkungan 1. Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat lingkungan yang berkelanjutan. 2. Mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor pada lingkungan yang didominasi oleh kendaraan bermotor. Tujuan PerencanaanTransportasi 1. Menciptakan pola pembangunan kota untuk pengembangan kawasan secara terintegrasi. 2. Menciptakan variasi perumahan dengan berbagai kepadatan dari rendah sampai dengan tinggi dalam radisu tertentu dari lokasi transit Calthrope. Di area komersial, fungsi retail dapat dikombinasikan dengan residensial dan perkantoran, namun intensitas retail itu sendiri tidak boleh berkurang. Jumlah parkir harus ditambah untk fungsi-fungsi tambahan tersebut. Pertimbangan khusus harus dilakukan agar tercipta privasi untuk fungsi residensial. Entrance kedua fungsi harus dipisah. Penambahan fungsi tersebut sebaiknya dilakukan secara vertikal. Hasil adalah ketinggian bangunan bertambah, menciptakan kemenarikan visual dan karakter urban yang lebih kuat. Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter horpe Gambar.2.3 Penggunaan Lantai Atas Bangunan sebagai Residensial Universitas Sumatera Utara 21 Fasad bangunan harus bervariasi dan terartikulasi untuk memberikan ketertarikan visual bagi pedestrian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, pengalaman ruang kala berjalan kaki akan terasa membosankan dan terasa semakin jauh. a Area Residensial Tujuan TOD adalah mengurangi tingkat penggunaan mobil pribadi. dengan perancangan dan lokasi area residensial yang tepat tujuan ini dapat dicapai. Residensial sebaiknya berdekatan dengan area komersial dan dan transit. Kepadatan area residensial dirancang untuk mendukung pengguna transit. Tipe permukiman bervariasi terdiri dari tipe single family, tipe townhouse, dan apartemen. Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.5 Zona antara sidewalk dan rumah Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.4 Tipe-tipe Permukiman di Kawasan TOD Universitas Sumatera Utara 22 b Pedestrian Jalan di kawasan TOD merupakan elemen paling vital dalam menentukan kualitas ruang publik. Jalan di kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly. Untuk menciptakan ruang jalan yang demikian harus dipikirkan berapa luas yang diperlukan untuk pedestrian untuk menciptakan ruang publik yang aktif,sementara tetap menjaga keseimbangan dengan ruang parkir, jalur bersepeda dan pergerakan kendaraan. Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa mengorbankan parkir paralel dan akses sepeda. Jalan harus dirancang untuk dilalui dengan kecepatan mobil tak lebih dari 24 kmjam. Jalan yang lebih sempit dapat mengurangi lebar jalan dan jumlah lajur memberikan ruang yang lebih besar untuk penataan lansekap. Dimensi jalan yang relatif kecil ditujukan untuk menciptakan skala manusia. Sidewalk secara virtual terbagi atas beberapa zona yaitu; zona tepi yang berbatasan langsung dengan jalur mobil minimal 1,2 meter untuk kawasan TOD, untuk menyediakan ruang menunggu, zona furnishing yang mengakomodasi perletakan street furniture seperti pohon atau fasilitas transit, zona ‘melintas’ yaitu jalur yang dapat dilalui tanpa gangguan, dan zona ‘frontage’ yaitu ruang bersih Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.6 Dimensi Ideal Ruang Jalan di Area TOD Universitas Sumatera Utara 23 antara fasad bangunan tempat pejalan kaki melakukan window shopping, area keluar dan masuk dari dalam bangunan dan zona ‘melintas’. Lebar sidewalk minimum yang disarankan adalah 3 meter pada area komersial minimum 4 meter, tidak batas maksimum untuk lebar sidewalk namun jika terlalu lebar menyebabkan ketidaknyaman karena terkesan kosong dan tidak mengundang. Lebar zona sidewalk minimal untuk dilalui pejalan kaki adalah 1,5 meter dapat dialui dua orang sekaligus. Dimensi sidewalk lebar di area komersial dimana aktivitas pedestrian lebih besar dan seating luar sangat direkomendasikan 1,8 meter -2,5 meter. Jalur pedestrian yang nyaman akan mengurangi penggunaan mobil dan menambah efisiensi penggunaan transit. Sumber : Buku “Planning and Designing for Pedestrians” San Diego’s Regional Planning Agency Gambar.2.7 Pembagian Zona pada Sidewalk Universitas Sumatera Utara 24 Street furniture pada pedestrian sangat diperlukan bagi pejalan kaki. Jika ruang jalan tidak memiliki fasilitas ini maka pemakaian ruang jalan mnjadi tidak nyaman. Misalnya jika tidak ada lampu jalan menyebabkan ketidaknyaman dan tidak tersedianya tempat sampah membuat jalan jadi kotor dan membuat orang enggan berjalan kaki. Untuk menciptakan sense of community dapat melalui pemilihan desain street furniture yang mencerminkan karakter lokal. Pepohonan untuk peneduh diperlukan disepanjang jalan. Jarak antara pohon-pohon tersebut tidak boleh lebih dari 9 meter. Jenis pohon dan teknik penanaman harus diseleksi dengan seksama untuk menciptakan kesan meyatu pada ruang jalan, menyediakan naungan yang efektif, dan menghindari kerusakan trotoar. Banyak ruang jalan yang dikenang orang karena deretan pepohonan di sepanjang jalan. Keberadaan pohon penting untuk kenyamanan pejalan kaki karena menyediakan naungan dari cuaca dan mengurangi suhu panas yang dihasilkan permukaan aspal dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Selain itu pepohonan juga memberikan keindahan pada ruang jalan. Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar 2.8 Lebar Sidewalk Universitas Sumatera Utara 25

II.3.3 Masterplan

Berdasarkan studi literatur Toransit Oriented Development diatas, maka dapat Kota Kwala Bekala memenuhi kriteria kawasan TOD. Berikut merupakan hasil pengembangan kawasan dari masterplan PTPN II dimana pada masterplan ini terdapat 7 macam fungsi bangunan yang dapat mendukung kawasan ini menjadi kawasan TOD antara lain : 1. Stasiun Kereta Api 2. Convention Hall 3. Pusat Kreativitas 4. Hotel Bisnis dan Pusat Kuliner 5. Kantor dan Eco Park 6. Hotel Mixed-use 7. Rumah Susun dan Apartemen Gambar 2.9 Konsep TOD Kwala Bekala Universitas Sumatera Utara 26 II.4 Tinjauan Fungsi II.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

II.4.1.1 Hotel Bisnis

Adapun pengguna dari bangunan hotel bisnis dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: a. Pengunjung Gambar 2.10 Masterplan kawasan yang dikembangkan Terminal Komersil Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau Danau Ruang Terbuka Non Hijau Perumahan Komersil Komersil Komersil Komersil Komersil Pendidikan Stasiun Perdagangan Universitas Sumatera Utara 27  Pengunjung berupa tamu hotel yang datang tanpa menginap di hotel, dengan kegiatan sebagai berikut:  Penghunitamu hotel  Penghuni berupa tamu hotel yang menginap di hotel, dengan kegiatan sebagai berikut:  Pengelola dan karyawan hotel  Pengelola dan karyawan hotel berupa orang-orang yang bekerja di hotel, dengan kegiatan sebagai berikut: Datang Entrance LobbyPusat Informasi Datang Entrance Lobby Check-in Istirahat Berbisnis Bertem u Client Rekreasi Check out ParkiranDrop off Parkiran Rapat Pulang Datang Side Entrance Istirahat Masuk Ruangan Absensi Rapat Melaksanakan pekerjaan Parkiran Pengelola Pulang Diagram 2.1 Kegiatan Pengunjung Hotel Diagram 2.2 Kegiatan PenghuniTamu Hotel Diagram 2.3 Kegiatan Pengelola dan Karyawan Hotel Universitas Sumatera Utara 28  Servis

II.4.1.2 Pasar Kuliner Adapun pengguna dari Pasar Kuliner digolongkan menjadi 3 bagian

yaitu: a. Pengunjung 1. Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Medan serta wisatawan dalam dan luar negeri 2. Kelompok pelaku kegiatan dibedakan berdasarkan umur: - Kelompok anak-anak, usia 5-13 tahun - Kelompok remaja, usia 14-24 tahun - Kelompok dewasa, usia 25-45 tahun - Kelompok lanjut usia, 55 tahun ke atas 3. Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari: - Pengunjung yang datang secara individu - Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang 4. Kegiatan yang dilakukan pengunjung, adalah sebagai berikut: Servis Loading Dock Side Entrance Registrasi Datang Entrance Ruang Teknis Bangunan LobbyPusat Informasi Menikmati suasana Pulang Parkiran Makan Diagram 2.4 Kegiatan Servis Hotel Diagram 2.5 Kegiatan Pengunjung Pasar Kuliner Universitas Sumatera Utara 29 b. PengelolaKaryawan Servis II.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang II.4.2.1 Hotel Bisnis Adapun tabel dibawah ini, menunjukkan pengelompokkan kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan, fasilitas, pemakai, dan kebutuhan ruang hotel bisnis. Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan KELOMPOK KEGIATAN FASILITAS KEGIATAN PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG Ruang Penerima Lobby Tamu hotel -Masuk dan keluar hotel - Entrance hall - Check in dan Check out - Front desk receptionis desk - Mencari informasi - Menaruh kunci - Lobby - Mengirim surat - Lounge Servis Loading Dock Side Entrance Registrasi Ruang Teknis Bangunan Datang Side Entrance Masuk Ruangan Absensi Rapat Melaksanakan pekerjaan Parkiran Pengelola Istirahat Pulang Diagram 2.6 Kegiatan Pengelola dan Karyawan Pasar Kuliner Diagram 2.7 Kegiatan Servis Pasar Kuliner Universitas Sumatera Utara 30 - Menyimpan barang berharga - Area lift - Menunggu menerima tamu - Safe deposit - Menelepon - Telephone box ATM corner - Sanitasi Karyawan - Ruang Penerima - Toilet umum - Mengantar koper - Luggage Room - Memanggil supir taksi - Bellman counter - Sanitasi Akomodasi Room Tamu hotel - Istirahat - Kamar tidur - Sanitasi - Kamar mandi Karyawan - Personal service - Housekeeping room Food Beverage - Restoran Tamu hotel - Mendengarkan musik - Restoran - Coffee Shop - Makan-minum - Coffee Shop - Berbincang-bincang - Toilet umum - Berdansa - Kasir - Sanitasi Karyawan - Melayani pengunjung - Pembayaran - Mengelola dan membersihkan - Sanitasi Dapur Karyawan - Melakukan pekerjaan - Dapur utama - Memasak dan menyajikan - Dishwaher - Melayani pesanan - Cleaning Materials - R. Pendingin - Gudang alat Fasilitas Kolam renang Tamu hotel - Berolahraga - Kolam dewasa - Menikmati suasana - Kolam anak- anak - Mandi ganti baju - R. ganti+locker - Menyiapkan barang - R.Shower - Merapikan - Toilet - Sanitasi - Pool bar Karyawan - Melayani pengunjung - Pembayaran - Mengelola dan membersihkan Universitas Sumatera Utara 31 - Sanitasi Spa Sauna Tamu hotel - Spa sauna - R. Spasauna - Mandi ganti baju - Salon - Menyiapkan barang - R. Shower - Merapikan - R. ganti+locker - Sanitasi - Toilet Karyawan - Melayani pengunjung - K. Pengelola - Mengelola dan membersihkan - Resepsionis - Sanitasi - Hall Penerima R. Serbaguna Tamu hotel - Mengikuti acara - Ballroom - Sanitasi - R. Penerima Karyawan - Mengurus keperluan acara - R. Persiapan - Sanitasi - Gudang perabot - Toilet BACK OF THE HOUSE Executive office Tamu hotel - Mengurus administrasi R. managing Director Karyawan - Menerima tamu R. MD. Secretary - Menyimpan arsip R. Internal Control - Mengurus administrasi R. Konsultan - Memfotokopi R. General Manager - Rapat R. Tamu R. Rapat Toilet Room Division Department Front Office Karyawan - Menerima reservasi kamar hotel - R.M. Front Office - R. Staff - Membuat perhitungan biaya - Membuat laporan administras penjualan kamar HRD Karyawan - Menerima menyeleksi calon pegawai karyawan - R.M HRD - R. Training FB Dept. Karyawan - Mengolah, memproduksi dan - R. FB Product - R. FB Service Universitas Sumatera Utara 32 menyajikan makanan minuman Room Division Karyawan - R. F.O Manager - R. Housekeeping Sales Marketing Karyawan - Melakukan perencanaan, pemasaran, periklanan promosi penjualan produk fasilitas hotel - R.M. Marketing - R. Staff Financial Karyawan - Mengelola akuntansi keuangan hotel - R. Tax - R. Bank - R. Accounting Purchasing Store Karyawan - Membuat perencanaan pembelian barang-barang - Loading Dock - Gudang umum - Menerima barang, menyimpan, dan merawat - Gudang alat - R. Sampah Engineering Manager Karyawan - Melakukan perencanaan, pemasangan, dan perawatan mekanikal elektrikal pada bangunan - R. Chief Engineering - R. Staff Credit Manager Karyawan - Mengelola pembayaran tamu yang menginap - R. Manager - R. Staff Uniform Service Karyawan - Menyediakan seragam karyawan - Gudang Penyimpanan seragam Security Department Karyawan - Membuat perencanaan, pengamananpencegahan pengawasan terhadap kemanan di hotel - R. Chief Security - R. Staff - Pos Satpam Area Servis - Mekanikal elektrikal Karyawan - Mengatur sistem mekanikal elektrikal pada bangunan - R. Genset tangki BBM - Merawat dan memperbaiki mesin- mesin - R. Trafo - R. Pompa - R. AHU Chiller - R. Pengendali Kebakaran Universitas Sumatera Utara 33 - R. Panel Listrik - R. GWT - R. Boiler - R. PABX - R. CCTV - R. STP - Service Laundry Karyawan - Mencuci membersihkan pakaian - Gudang Linen - Laundry Dryer - Menyimpan peralatan - Laundry Washer - Mengantar pakaian tamu Housekeeping Karyawan - Menjahit seragam pakaian - R. Housekeeping - Mencarikan barang hilang atau tertinggal - R. Asis. Housekeeping - Mengawasi pekerjaan - R. LostFound - G. penyimpanan - Uniform Service - Room Service Area parkir Tamu hotel - Memarkirkan kendaraan - Area Parkir roda 2 Karyawan - Memarkirkan kendaraan - Area parkir roda 4 - Area parkir bus

II.4.2.2 Pasar Kuliner

Adapun tabel dibawah ini, menunjukkan pengelompokkan kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan, fasilitas, pemakai, dan kebutuhan ruang pasar kuliner. Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan KELOMPOK KEGIATAN FASILITAS KEGIATAN PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG Fasilitas makan dan minum Restoran Khas Indonesia Pengelola - Mengatur pengeluaran dan pemasukan barang - Entrance area - Area Stealing Makanan - Mengatur administrasi - Dining area Universitas Sumatera Utara 34 Karyawan - Melayani pengunjung - Dapur - Membersihkan dan merawat - Storage - R. Pengelola - Servis - Toilet Pengunjung - Makanminum - Bersantai - Berfoto - Ngobrol Restoran Khas China Pengelola - Mengatur pengeluaran dan pemasukan barang - Entrance area - Area Stealing Makanan - Mengatur administrasi - Dining area Karyawan - Melayani pengunjung - Dapur - Membersihkan dan merawat - Storage - R. Pengelola - Servis - Toilet Pengunjung - Makanminum - Bersantai - Berfoto - Ngobrol Restoran Khas Jepang Pengelola - Mengatur pengeluaran dan pemasukan barang - Entrance area - Area Stealing Makanan - Mengatur administrasi - Dining area Karyawan - Melayani pengunjung - Sushi Bar - Membersihkan dan merawat - Dapur - Storage - Servis - R. Pengelola Pengunjung - Makanminum - Toilet - Bersantai - Berfoto - Ngobrol Restoran Khas Barat Pengelola - Mengatur pengeluaran dan pemasukan barang - Entrance area - Area Stealing Makanan - Mengatur administrasi - Dining area Karyawan - Melayani pengunjung - Dapur - Storage Universitas Sumatera Utara 35 - Membersihkan dan merawat - R. Pengelola - Servis - Toilet Pengunjung - Makanminum - Bersantai - Berfoto - Ngobrol Fasilitas Pelayanan Toilet Pengelola - Bersih-bersih - Toilet Pria Karyawan - Buang air - Toilet Wanita Pengunjung Ruang Sholat Pengelola - Sholat - Musholla Karyawan Pengunjung R. Pengelola Pengelola - Bekerja - R. Pengelola Manager R. Servis Karyawan - Servis - R. Genset - R. Trafo - R. Panel - R. AHU - R. Pompa - R. STP - R. PABX Universitas Sumatera Utara 36 II.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang II.4.3.1 Hotel Bisnis Hotel dibagi menjadi 4 area , sebagai berikut : Public Area : area yang dimana boleh dimasuki oleh semua orang , yaitu karyawan dan tamu , seperti lobby Semi Public Area : area yang dimana hanya boleh dimasuki oleh orang – orang yang berkepentingan saja , yaitu karyawan pada area administrasi , dan tamu rapat , konferensi pada ruang pertemuan . Private Area: area yang dimana digunakan sebagai tujuan utama pengunjung , seperti kamar pada hotel Service Area : area yang dimana hanya khusu untuk karyawan disini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung Gambar 2.11 Contoh Skenario Kegiatan Universitas Sumatera Utara 37 Secara fungsional , hotel mempunyai 2 bagian utama , sebagai berikut : Front of the house Terdiri dari private area dan public area . Kemudian ruang-ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi, yaitu: 1. Guest Room Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap. Ada beberapa tipe kamar tamu tergantung dari fungsi dan besarannya dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini: Gambar 2.12 Tipikal Bentuk dan Besaran Kamar Tamu Hotel Universitas Sumatera Utara 38 2. Public Space Area Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya. 3. Lobby Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar . Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby: a. Entrance hall Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang cukup luas. b. Front desk Reception desk Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelola administrative pengunjung. c. Sirkulasi Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung . d. Seating Area Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara pengunjung. e. Bell man Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper pengunjung. Universitas Sumatera Utara 39 4. Retail Area Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari 5. Support function Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain. 6. Parkir Fasilitas parkir kendaraan bermotor 4 dan 2 untuk pegawai tamu pengunjung maupun kendaraan travel, taxi, dll. Masing-masing ruang saling berhubungan, dengan lobby sebagai pusat dari ruang- ruang publik lainnya. Service area Back of the house Sedapat mungkin para tamu tidak dapat melihat maupun mengetahu segala kegiatan di sektor ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung kegiatan pada front of the house . Ruang- ruang yang termasuk di dalam area Back of the house, yaitu: 1. Daerah dapur dan gudang food and storages area 2. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum recieving, trash and general storage area 3. Daerah pegawai staff hotel employees area 4. Daerah pencucian dan pemeliharaan laundry and housekeeping 5. Daerah mekanikal dan elektrikal Mechanical and Engineering Area

II.4.3.2 Pasar Kuliner

A. Persyaratan Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Makan 1. Dapur a. Luas dapur sekurang-kurangnya 40 daru ruang makan atau 27 dari luas bangunan Universitas Sumatera Utara 40 b. Permukaan lantai dibuat cukup landai kearah saluran pembuangan air limbah c. Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang, dan mudahn dibersihkan. d. Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan exhauster yang dipasang setinggi 2 m dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan bangunan. e. Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup atap hood, alat perangkap asap, cerobong asap, saringan, dan saluran serta pengumpulan lemak. f. Dapur paling sedikit terdiri dari : - Tempat pencucian peralatan - Tempat pengepakan - Tempat persiapan - Tempat administrasi g. Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk menjamin kenyamanan kerja h. Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan dingin, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian, dan lain-lain 2. Ruang makan a. Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0.85 m 2 b. Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka ke arah luar c. Tempat untuk menyediakan makanan jadi harus dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan. Universitas Sumatera Utara 41 3. Gudang bahan makanan a. Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan b. Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan. c. Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan bahan makanan. d. Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sirkulasi udara. B. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 1. Penyimpanan bahan makanan a. Penempatan terpisah dengan makanan jadi b. Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengakibatkan rusaknya bahan-bahan makanan. 2. Penyimpanan makanan jadi a. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan C. Persyaratan Fasilitas Sanitasi 1. Air bersih a. Harus sesuai dnegan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku b. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan 2. Pembuangan air limbah a. Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber Universitas Sumatera Utara 42 pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septictank, dan riol. b. Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi degan perangkap lemak grease trap 3. Toilet a. Letak tidak berhubungan langsung terpisah dari dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan. b. Didalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan bak air. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria. c. Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung. d. Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun. e. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup. f. Tersedia tempat cuci tangan. g. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. 4. Tempat sampah a. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. b. Tersedia pada setiap tempat ruang yang memproduksi sampah. 5. Tempat cuci tanganwastafel a. Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk. Universitas Sumatera Utara 43 b. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering. 6. Tempat mencuci peralatan a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. b. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik bak pencuci yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas. 7. Tempat pencucian bahan makanan. a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. 8. Fasilitas penyimpanan pakaian locker karyawan a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat b. Locker untuk pria dan wanita dibuat terpisah. D. Fasilitas Pengelola 1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan : a. Ruang kerja minimum 8 m2 Kapasitas Tempat Duduk Jumlah Wastafelbuah 1-60 orang 1 61-120 orang 2 121-200 orang 3 Setiap penambahan 150 orang ditambah 1 buah Tabel 2.3 Jumlah tempat cuci tanganwastafel berdasarkan kapasitas tempat duduk Universitas Sumatera Utara 44 b. Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m2 c. Ruang udara minimum 12 m2 pada ruang beraktifitas duduk dan 15 m2 pada ruang beraktifitas gerak. 2. Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran ”, untuk kantor ruangan sel kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15 m2 3. Lebar minimum jendela adalah 1.25 m II.4.4 Studi Banding Arsitektur yag Mempunyai Fungsi Sejenis II.4.4.1 Hotel Bisnis

1. Riverchase Galleria Wynfrey Hotel

Riverchase Galleria gambar 2.2 berlokasikan di 35244 Birmingham, Hoover, Alabama dengan luas lahan sekitar 512.000 m 2 dengan fungsi sebagai hotel, kantor, dan retail dimana Galleria Mall 2 lantai, Wynfrey Hotel 15 lantai, Galleria Tower 17 lantai. Gambar 2.13 Site Plan Riverchase Galleria 1. Terdapat kantor seluas ±34.839m 2 setinggi 17 lantai pada Galleria Tower Universitas Sumatera Utara 45 2. Terdapat retail seluas ±160.000m 2 terdapat menyebar pada 2 lantai mall 3. Terdapat hotel seluas dengan kapasitas 330 kamar dan jumlah lantai 15 4. Entrance ke mall dapat diakses melalui pedestrian yang menghubungkan area parkir ke mall antara toko, lift dari Galleria Tower dan Wynfrey Tower..Hotel bintang 4 ini memiliki jumlah lantai 15, dengan 330 kamar, 12 di antaranya adalah suite dan lobby terletak di lantai 1. Kamar standar seluas 34,2 m 2 dan kamar tipe suite seluas 90 sampai 162 m 2 dapat dilihat pada gambar 2.13 di bawah ini. Terdapat 10 jenis tipe ruang pertemuan berkapasitas 10 sampai 1200 orang . Ruang pertemuan tersebut mencapai 2.800 m 2 sehingga pertemuan maupun pameran dapat diselenggarakan di dalamnya . Ballroom sendiri mampu menampung 800 tamu untuk banquet , 1200 tamu dengan tempat duduk teater dan 1200 tamu untuk resepsi . Adapun denah ruang pertemuan Wynfrey Hotel dapat dilihat pada gambar 2.15 dan gambar 2.16. Gambar 2.14 Suasana Kamar Wynfrey Hotel Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 2.15 Denah Ruang Pertemuan Wynfrey Hotel Lantai 1 Gambar 2.16 Denah Ruang Pertemuan Wynfrey Hotel Lantai 2 Metode Perancangan pada Riverchase Galleria : 1. Bagian atap mall menggunakan skylight sehingga cahaya bisa masuk ke dalam mall pada siang hari sebagai bentuk penghematan terhadap energy listrik 2. Pemisahan bangunan menurut fungsinya, lobby menjadi terletak di tiap lantai 1 bangunan, tetapi baik hotel maupun kantor memiliki akses ke mall Universitas Sumatera Utara 47 3. Beberapa anchor magnet merupakan penarik utama dalam mall

2. Crowne Plaza Hotel Dubai

Crowne Plaza Hotel Dubai gambar2.6 berlokasikan di Sheikh Zayed Rd,Dubai ,UAE dengan memiliki fungsi sebagai hotel, dan retail dengan jumlah lantainya 20 lantai Gambar 2.17 Crowne Plaza Hotel Dubai 1. Hotel mempunyai 572 kamar 2. Terdapat 3 pilihan kamar yaitu Guest Room 29 m 2 , Executive Room 42 m 2 , dan Suites 80 m 2 3. Terdapat 4 jenis ruang pertemuan yang berbeda-beda tergantung kapasitasnya, yaitu Al Jumairah, Al Majlis, Al Safa, dan Al Dhiyafah 4. Selain terdapat 4 jenis ruang pertemuan juga terdapat Auditorium dengan kapasitas 500 orang berbentuk theatre 5. Ruang Pertemuan pada umumnya terletak di lantai 2 dan lantai 3 Universitas Sumatera Utara 48 6. Terdapat kolam renang outdoor di lantai 3 7. Terdapat fitness center, gym, dua lapangan squash, sauna, dan ruang massage, studio areobik a. Hotel mempunyai 572 kamar dengan 3 jenis pilihan kamar sebagai berikut : 1. Guest Room 560 kamar Memiliki luas 29 m 2 dengan fasilitas tempat duduk dan tempat kerja yang tidak terpisah dari kamar tamu dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini. Gambar 2.18 Guest Room Crowne Plaza Hotel Dubai 2. Executive Club Room 10 kamar Memiliki luas 42 m 2 dengan fasilitas tempat duduk dan tempat kerja yang tidak terpisah dari kamar tamu dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini Gambar 2.19 Kamar Executive Club Room Universitas Sumatera Utara 49 3. Suites 2 kamar Memiliki luas 80 m 2 dengan fasilitas Jacuzzi , ruang tamu dan ruang kerja yang terpisah dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini Gambar 2.20 Kamar Suites Crowne Plaza Hotel Dubai Adapun lobby dari Crowne Plaza Hotel Dubai dapat dilihat pada gambar 2.21 di bawah ini. Gambar 2.21 Lobby Crowne Plaza Hotel Dubai Data ruang pertemuan pada Crowne Plaza Hotel Dubai dapat dilihat pada tabel 2.2 Emirates Auditorium adalah ruangan yang luas dengan 522 m 2 dan berisikan 500 tempat duduk dengan perlengkapan audio visual dan pencahayaan. Auditorium ini juga lingkungan bebas dari merokok, Auditorium ini biasanya digunakan untuk produksi music dan theatre selain presentasi bisnis formal. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 2.4 Data Ruang Pertemuan Crowne Plaza Hotel Dubai Selain auditorium, Crowne Plaza Dubai juga menawarkan berbagai ruang meeting dengan perlengkapan audio visual, akses internet, dan video conference, Al Jumeirah Ballroom dengan 1.125 m 2 dengan kapasitas sampai 1.800 tamu. Ballroomnya juga dapat dibagi dengan partisi soundproof menjadi 3 bagian untuk konferensi yang lebih kecil. Bersebelahan dengan ballroom ini terdapat foyer yang berfungsi sebagai area fungsional untuk mendukung acara yang lebih besar dan mampu menampung 700 orang. Metode Perancangan yang ditemukan pada Crowne Plaza Hotel Dubai : 1. Ruang Pertemuan terdapat pada lantai 2 dan 3 2. Ruang Pertemuan yang sejenis didesain berdekatan dan penyekatnya menggunakan partisi sound proofing yang bisa digeser sehingga apabila diperlukan ruangan yang lebih besar bisa dimanfaatkan secara optimal Universitas Sumatera Utara 51 3. Banyaknya pilihan ruang pertemuan tergantung kapasitas yang dibutuhkan.

II.4.4.2 Pasar Kuliner 1.

Mercat Santa Caterina, Barcelona Mercat Santa Caterina Market Holy Catherine terdapat di Barcelona. Direnovasi secara keseluruhan oleh arsitek Enric Miralles and Benedetta Tagliabue dari EMBT, yang terletak pada distrik Ribera di Ciutat Vella. Ide arsitektural yang indah pada atap keramiknya yang berwarna warni yang seakan-akan membentuk ombak dengan struktur kayu, yang melindungi semua bagian daripada pasar ini. Pasar ini terdapat penjualan buah, sayur, ikan, bunga, daging, dan juga terdapat satu atau dua kios yang menjual Jabugo ham, dan juga terdapat supermarket kecil “Caprado”. Sebuah bar Tapas terletak persis didepan pintu masuk, dan sebuah restoran “Cuines Santa-Catarina” yang sengaja diletakkan di samping pintu masuk. Secara ringkas, tempat ini pantas disinggahi untuk dinikmati arsitekturalnya, untuk berbelanja atau untuk makan siang. Gambar 2.22 Eksterior Bangunan Mercat Santa Caterina

2. Restoran Batik

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa tersebut memang terpancar jika anda berkunjung ke restoran batik yang satu ini. Selain menikmati masakan khas Indonesia, pengunjung juga Universitas Sumatera Utara 52 dimanjakan dengan interior khas perkampungan Jawa, sekaligus melihat pembuatan batik khas Yogyakarta. Masih di tempat yang sama, pengunjung pun dapat berkunjung ke galeri batik, dimana Anda dapat menyaksikan pembuatan batik secara langsung. Restoran ini menyediakan empat tempat pilihan bagi anda yang ingin menikmati santapan khas Indonesia, Asia maupun internasional yakni Pergola outdoor, Joglo Gardens outdoor, Beranda limasan outdoor, dan Ndalem Limasan indoor. Restoran dan galeri peninggalan tahun 1858 ini dijamin akan membawa Anda merasakan eksotisme Yogyakarta yang sebenarnya. Gambar 2.23 Suasana Restoran Batik

3. Kiyadon Japanese Restaurant

Kiyadon, merupakan sebuah restoran yang menyajikan aneka hidangan negeri sakura. Suasana interior di Kiyadon tampak modern tanpa meninggalkan unsur interior yang berorientasi kebudayaan Jepang. Saat memasuki restoran ini, pengunjung dapat menikmati suasana di area luar dan suasana area dalam yang terbagi dalam tiga area duduk yaitu area duduk tatami, area duduk sushi bar dan area duduk dengan kursi built in. Hadirnya bunga-bunga sakura pada panel depan menjadi daya tarik yang mencirikan sebuah restoran Jepang. Fungsinya pun selain untuk dekorasi seolah-olah menjadi gapura pemisah antara area luar dan area dalam. Area duduk tatami menjadi satu ciri khas tata cara duduk yang diadopsi dari kebudayaan Jepang. Namun uniknya, di restoran ini tata cara seperti itu hanya dibuat ”seakan-akan” pengunjung duduk lesehan. Universitas Sumatera Utara 53 Dalam hal ini setiap area meja, mempunyai lantai yang dibuat ceruk sehingga kaki pengunjung dapat masuk ceruk. Area sushi bar juga menawarkan suasana khas Jepang dengan mempertunjukkan keahlian sang koki meracik sushi yang dapat langsung dipilih dan disantap. Gambar 2.24 Interior Kiyadon Japanese Restaurant Bidang dinding restoran diolah secara berbeda pada setiap areanya. Terdapat dinding batu yang tampak alami di sebuah area tatami, sedangkan dinding pada area tatami lainnya terdapat susunan boks kaca dengan motif daun berwarna merah. Sorotan lampu dari dalam boks kaca menjadi satu elemen menarik lainnya. Dekorasi bentuk daun dari kain berwarna merah, disusun padat memenuhi dinding dan plafon pada area duduk kursi built in . Susunan “daun” seperti ini mampu menimbulkan kesan ”dramatis” pada ruangan. Ditambah lagi hadirnya spot light yang menyoroti “dedaunan” pada beberapa titik dinding. Soft furnishing yang dipilih berwarna merah sebagai “penghidup” suasana di antara penggunaan warna natural yang “hangat”. Hal ini terdapat misalnya pada pelapis kursi di sushi bar , tatami dan tirai pada “panel sakura”. Kiyadon selain menyajikan hidangan Jepang yang lezat juga mampu memberikan suasana interior yang berbeda kepada pengunjung. Suasana interior seperti ini membuat pengunjung merasakan pengalaman visual dan suasana ruang yang berbeda dalam sebuah restoran Jepang. Universitas Sumatera Utara 54 II.5 Elaborasi Tema II.5.1 Pengertian Sustainable desain yang merupakan salah satu pertimbangan penting pada bangunan sekarang ini, meliputi banyak faktor seperti efisiensi energi, ramah lingkungan, adaptibilitas, dan efisiensi penggunaan sumber daya. Sekarang ini trend desain arsitektural hanya bisa dimengerti melalui kemajemukan. Secara sederhana, “Sustainable Architecture” atau “Arsitektur Berkelanjutan” dapat didefinisikan sebagai desain arsitektur yang berwawasan lingkungan. Selanjutnya, “Sustainable Architecture” mencari cara untuk menimimalisasi dampak negatif dari lingkungan dari bangunan dengan meningkatkan efisiensi dan kebijaksanaan dalam penerapan material, energi dan pengaturan ruang. Karena setiap langkah kita akan berdampak pada generasi masa depan, maka kesadaran akan lingkungan perlu diterapkan pada desain bangunan. Arsitektur berkelanjutan sustainable architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca glass houses effect, juga mengandung maksud untuk lebih menekankan Universitas Sumatera Utara 55 pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah. Pembangunan berkelanjutan sustainable building adalah bentuk gabungan dari berbagai disiplin ilmu yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada efek lingkungan, sosial ekonomi dari sebuah bangunan atau proyek terbangun secara keseluruhan. Dalam pembanguan berkelanjutan penerapan kebijakan sustainable building secara langsung berintegrasi dengan: 1. Lingkungan Environment Sustainability 2. Ekonomi Economic Sustainability 3. Sosial Social Sustainability

a. Indikator Lingkungan Environmental