Interpretasi Tema Indikator Sosial Dari segi sosial, hal-hal yang harus diperhatikan

56

c. Indikator Sosial Dari segi sosial, hal-hal yang harus diperhatikan

sehingga tercipta sebua rancangan yang sustainable adalah: 1. Kenyamanan pengguna bangunan 2. Akses dalam bangunan toilet, furnitur, fitting lampu dll 3. Kemudahan akses menuju lokasi bangunan Partisipasi dan kontrol 4. Segala hal yang berkaitan dengan kesehatan,pendidikan dan keselamatan.

II.5.2 Interpretasi Tema

Sustainable architecture tidak bisa lepas dari sustainable development. Sebagai konsep, pembangunan berkelanjutan mencakup hampir semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, sampai gaya hidup. Mencakup tidak hanya permulaan, namun juga proses dan hasil akhir. Oleh karena itu, dalam realisasinya pembangunan berkelanjutan bersifat kompleks dan harus menerapkan sistem interdisipliner. a. Sustainable architecture dapat diartikan sebagai arsitektur yang berkelanjutan, yaitu arsitektur bukan semata - mata membuat bangunan yang sekedar indah sesuai keinginan pemilik nyaman bagi pengguna saja, tetapi seharusnya memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar juga. b. Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. c. Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi Universitas Sumatera Utara 57 penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah. d. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca glass houses effect, juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah. Intinya, sebuah bangunan yang sustainable diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam dan aspek - aspek lainnya secara global. Fitur-fitur Teknologi Sustainable Building Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan dalam bangunan sustainable diantaranya adalah:

1. Penerapan photovoltaic

Penerapan photovoltaic cell berguna untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik. Jadi kalau dari arti katanya photovoltaic cell berarti sel yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya, walaupun sebenarnya yang dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Jadi prosesnya seperti ini : Gambar 2.25 Sistem Kerja Photovoltaic Universitas Sumatera Utara 58 Satu buah photovoltaic cell terbuat dari bahan dasar silikon yang dilapis kaca. Silikon mudah sekali didapat di bumi ini dalam bentuk pasir silika sehingga cahaya bisa menembus masuk. Ketika cahaya matahari menembus masuk ke dalam sel, partikel cahaya matahari yang disebut ‘photon’ juga ikut masuk. Partikel photon ini kemudian menumbuk elektron bermuatan negative di atom silikon penyusun photovoltaic cell. Pada saat tumbukan, energinya photon ditransfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari atom silikonnya. Karena setiap detiknya ada tak terhingga photon yang menumbuk, maka akan dihasilkan banyak sekali elektron- elektron bebas. Elektron bebas ini akan didorong keluar photovoltaic cell karena adanya medan listrik di dalam cell. Apabila photovoltaic cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat mengalir ke beban Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik. Selama masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas yang mengalir ke beban. Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan energi listrik. Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi untuk menghasilkan tegangan 18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36 buah photovoltaic cell yang disusun seri. Selain itu biasanya juga 36 buah cell tersebut juga disusun paralel dengan 36 buah cell yang lain supaya arus total yang dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk menghasilkan daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar. Gambar 2.26 Contoh pemasangan PV Panel Universitas Sumatera Utara 59 Untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya, diperlukan komponen sebagai berikut: 1. Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. 2. Charge controller, mengatur pengisian baterai dari solar panel. 3. Inverter, perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah DC – direct current menjadi tegangan bolak balik AC – alternating current. 4. Battery, perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Gambar 2.27 Contoh Aplikasi Penggunaan Solar Panel pada Rumah Alat solar aktif seperti photovoltaic cell dan solar panel membantu untuk memperoleh kesustainable-an listrik. Elektrikal yang dihasilkan dari solar panel bergantung dari orientasi, efisiensi, latitude dan iklim. Efisiensi untuk bangunan komersial berkisar dari 4 - 28. Efisiensi rendah untuk panel photovoltaic dapat secara signifikan mempengaruhi biaya instalasinya. Atap sering kali memiliki sudut yang menantang matahari langsung bertujuan untuk mengumpulkan sinar matahari dengan maksimal untuk panel photovoltaic. Untuk kebanyakan solar panel, orientasi menghadap selatan. Jika tidak memungkinkan, solar panel juga dapat memproduksi energy dengan sudut 300 menghadap selatan.

2. Penerapan Wind Turbin

Turbin angin dengan ukuran dibawah rata-rata ukuran normalnya adalah 250 kaki telah banyak terjual dan mungkin tidak selalu menghasilkan apa yang telah dijanjikan, terutama untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat di Amerika Utara. Penggunaan turbin angin dengan ukuran dibawah rata-rata untuk aspek Universitas Sumatera Utara 60 sustainable architecture memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari segi biaya, sistem yang kecil berbiaya lebih banyak dibandingkan dengan sistem yang lebih besar jika dilihat dari energi yang dihasilkannya. Untuk turbin angin kecil, biaya perawatanlah yang membuatnya lebih unggul. Sebuah turbin angin akan mulai dapat beroperasi ketika angin mencapai kecepatan 8 mph, dan mampu menghasilkan energy pada kapasitas kecepatan 32-37 mph, dan mati untuk menghindari kerusakan pada kecepatan 55 mph. Potensi energi dari turbin angin memiliki proporsi dengan panjang kuadrat dari lempeng blade nya yang berputar. Untuk itu sebaiknya penggunaan turbin angin ditempatkan pada site dengan banyak angin tetap dengan rata-rata kecepatan angin lebih dari 15 mph. Tidak hanya dijadikan pasokan energi listrik, wind turbin juga bisa dimanfaatkan sebagai pompa air untuk diterapkan ke sistem bangunan sebagai pengganti pompa sebagai peminimalan energi dalam bangunan mengingat fungsi awal dari wind turbin ini dulunya dipakai petani sebagai alat penggiling dan sebagainya.

3. Material

Material merupakan hal yang paling penting dalam mendesain bagaimana kita dapat berekspresi terhadap bangunan, namun saat ini kita telah mulai kehabisan sumber daya alam. Material yang terbagi kedalam sumber daya alam yang dapat Gambar 2.28 Wind Turbin Universitas Sumatera Utara 61 diperbaharui dan yang tidak dapat, menjadi perdebatan pemakaian material yang sustainable dimana material tersebut dapat membantu bangunan tersebut dalam efisiensi energi seperti mengurangi panas, tahan terhadap perubahan cuaca, ramah lingkungan dan proses pembuatan yang mudah, murah dan cepat. Yang paling dianjurkan dalam penerapan material adalah material daur ulang dimana kita memakai bahan bekas yang telah dimodif dan difilter sehingga proses produksinya lebih cepat, mudah, dan murah. Sehingga dapat mengurangi emisi proses, dan sesuai dengan konsep sustainable dimana kita membangun dengan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan.

4. Penempatan Bangunan

Satu aspek penting yang sering dilupakan dalam arsitektur berkelanjutan adalah penempatan bangunan. Walaupun banyak bangunan yang dibangun di tengah hutan, penempatan seperti ini sering kali malah merugikan kondisi lingkungan sekitarnya. Pertama, struktur yang digunakan akan merusak keadaan tanah. Kedua, biasanya keberadaannya akan meningkatkan konsumsi energi yang dibutuhkan untuk transportasi dan emisi lainnya. Idealnya, bangunan harus dibangun dan dikembangkan didaerah perkotaan saja tanpa mengganggu daerah suburban dan bahkan hutan. Penzoningan yang hati-hati dan terhitung dapat membuat daerah komersil, permukiman, dan industri dapat dijangkau dengan berjalan, bersepeda atau kendaraan umum.

5. Greenery Wall

Greenery wall atau dikenal juga kenal vertical garden. Greenery wall biasanya ditanami dengan tanaman rambat yag diletakkan di dinding atau fasad bangunan. Tujuan utamanya adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara 62

6. Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL

Instalasi pengolahan air limbah IPAL wastewater treatment plant, WWTP, adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL mencakup: a. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian. b. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya. c. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan . Gambar 2.29 Contoh penerapan Greenery wall Universitas Sumatera Utara 63

II.5.3 Keterkaitan Tema dengan Judul