c. Tidak mengotori air tanah disekitarnya. d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga
e. Tidak menimbulkan bau. f. Mudah digunakan dan dipelihara maintenance.
g. Sederhana desainnya. h. Murah dan dapat diterima oleh pemakainya.
1.5.2. Pembangunan Berbasis Masyarakat
Pembangunan adalah perubahan, dan kebudayaan adalah upaya manusia untuk menyempurnakan diri dalam kondisi kehidupannya. Melalui konsep
pembangunan yang berkelanjutan suistanable, diupayakan agar tercapai keselarasan antara pembangunan ekonomi dengan aspek lingkungan, sementara itu antara
lingkungan dengan kebudayaan terdapat saling keterkaitan Sahlins, 1968.
13
Menurut Chambers, pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat people centered, participatory, empowering, and
suistainable
14
Daerah pedesaan adalah tumpuan segala bentuk program pembangunan atau dengan kata lain disamping sebagai obyek juga diharapkan sebagai subyek dalam
pembangunan. Sementara itu untuk tercapainya tujuan pembangunan, di desa ada
13
Hari Poerwanto.Kebudayaan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar ,2005hal.158
14
Zubaedi.Pengembangan Masyarakat Jakarta:Kencana Prenada Media, 2013.hal 24-25
Universitas Sumatera Utara
potensi dan kendala yang diperhitungkan. Sebagai penduduk miskin yang memiliki keterbatasan
ekonomi tentunya
sangat menerima
adanya pembangunan
WCseptictank gratis dalam mendukung program sanitasi berbasis masyarakat yang melibatkan partisipasi mereka dengan menggali potensi lebih untuk mandiri .
Perubahan kebijakan mendorong orang untuk mengubah perilaku sesuai dengan kebijakan yang baru. Apabila perubahan ini melibatkan seluruh masyarakat
maka terjadilah cultural behaviour dalam jangka waktu yang panjang akan terus membawa
pengaruh pada
perubahan mentalitas,
pikiran, nilai
dan kepercayaan.
15
Dengan partisipasi, maka akan lebih mempermudah proses pembangunan untuk menentukan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan pada
penguatan perubahan perilaku masyarakat agar berhenti buang air besar sembarangan serta dapat mengatasi kendala yang memungkinkan terjadinya penolakan dari
kelompok masyarakat atas ketidaksesuaian bentuk pembangunan yang diusahakan oleh pihak luar.
Pembangunan berbasis masyarakat didasari oleh asumsi bahwa komunitas adalah satu kesatuan masyarakat yang hidup di satu lokasi yang memiliki
kemampuan mengatur dirinya self-regulating, mengelola sumber daya resource management dan bertahan atas kemampuan diri sendiri self-sustaining
16
. Lokasi tempat tinggal penduduk Kelurahan Belawan Bahagia yang jauh dari sistem
15
Amri Marzali.Antropologi Kebijakan Publik Jakarta:Kencana Prenada Media, 2013.hal31
16
Chandra, dalam Indra Gunawan 2012
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan kota berimplikasi pada kemandegan pembangunan di desa pinggiran kota memutuskan masyarakat untuk mengatur dirinya sendiri berdasarkan
pengetahuan sendiri. Potensi atas kemampuan masyarakat yang dapat mengatur dirinya sendiri sebelum mendapatkan bantuan dari luar seharusnya dapat lebih dipicu
untuk dapat memberdayakan dirinya sendiri melalui proses penyadaran masyarakat sehingga pada akhirnya mereka akan turut ikut serta dalam pembangunan. Dengan
demikian, masyarakat akan mempunyai komitmen untuk merawat serta menjaga pembangunan jamban sehat dalam upaya memperbaiki sanitasi lingkungan.
Pembangunan merupakan suatu perubahan yang dimana pembangunan tersebut merupakan suatu perubahan yang bukan dilihat dari perubahan fisik tertentu
saja, tetapi pembangunan juga dapat dilihat dari pembangunan dari dalam.
17
Perbaikan sanitasi lingkungan tidak hanya dalam pembangunan semata tetapi bagaimana cara pemeliharaan prasarana sanitasi lingkungan itu sendiri, sehingga
lingkungan permukiman kumuh dapat meningkat dan terjaga kualitasnya. Perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh, yang dicirikan oleh kondisi sanitasi yang
tidak memenuhi syarat atau terbatas Komaruddin, dalam Gunawan 2012. Perlu diingat bahwa pembangunan yang dilakukan oleh “orang luar”
18
bukan sekedar membangun infrastruktur di desa namun pembangunan juga harus
memperhatikan sisi potensi masyarakat yang bisa diandalkan untuk mencapai
17
Robert Chambers, Pembangunan Desa Mulai dari Belakang Jakarta: LP3ES, 1988hal.26
18
“ Ora g luar adalah se uta agi ora g-orang yang menaruh perhatian terhadap pembangunan
desa tetapi dirinya bukan warga desa apalagi miskin. Kebanyakan dari mereka adalah kepala kantor dan staf lapangan dalam organisasi pemerintahan di Dunia Ketiga.
Universitas Sumatera Utara
pembangunan berkelanjutan.
19
Masyarakat Kelurahan Belawan Bahagia pada dasarnya memiliki modal sebagai masyarakat mandiri yang mencoba membangun
MCK umum di sungai sendiri walaupun dengan pengetahuan seadanya sebelum masuknya pembangunan jamban sehat di pemukiman tersebut. Tidak jarang konsep
pembangunan yang dibawa dari luar hanya memiliki perhatian khusus kepada orang- orang yang terlihat di pinggiran kota saja, orang-orang kumuh di pedalaman atau
orang tua yang biasanya tidak aktif dalam forum pertemuan seringkali terlepas dari pandangan orang luar.
Belajar dari hasil penelitian Moore dan Wickremesinghe di Sri Lanka, sesudah melakukan pengamatan atas rumah-rumah warga desa yang miskin, yang
umumnya tersembunyi dibalik rumah-rumah golongan kaya serta jarang sekali terlihat oleh pamong praja setempat. Meskipun sebagian besar penduduk desa adalah
miskin dan sebagian atau seluruhnya tergantung pada upah sebagai buruh, orang mendengar kata-
kata seperti “Tentu saja, penduduk di sini kebanyakan punya pekerjaan atau berdagang kecil-kecilan di Colombo. Pernyataan tersebut menyiratkan
seolah-olah sebagian besar penduduk mempunyai pendapatan lain dan hidup berkecukupan. Barangkali ini benar untuk mereka yang bertempat tinggal di seputar
pusat desa, yang lebih mampu, tetapi jauh dari kenyataan bagi mereka yang hidup di pinggiran desa dan hampir tidak punya hubungan ke luar. Hal kecil tersebut menjadi
pelajaran bagi pelaksana proyek atas masalah kemiskinan yang tidak terlihat.
20
19
Robert Chambers, Pembangunan Desa Mulai dari Belakang Jakarta: LP3ES, 1988hal.30
20
Ibid.hal 34
Universitas Sumatera Utara
Dalam perspektiif pembangunan, aksi-aksi pembangunan alternatif seperti program-program pengembangan masyarakat yang digulirkan oleh suatu organisasi
memiliki relevansi dengan gagasan pembangunan sosial. Kegiatan pengembangan masyarakat memiliki kesamaan visi dan orientasi dengan pengembangan sosial, yaitu
sama-sama menekankan peran aktif masyarakat.
21
Merujuk pada pandangan Hollnsteiner dalam zubaedi, 2013 program- program pengembangan masyarakat dalam tradisi LSM sejauh ini dianggap telah
menerjemahkan pola pembangunan alternatif. Hal ini antara lain dapat disimak dari orientasi program-programnya dalam membangun kondisi yang memungkinkan para
warga ikut berpartisipasi dalam membuat keputusan terhadap sejumlah permasalahan yang mempengaruhi kesejahteraan mereka serta dapat mengimplementasikan
keputusan-keputusan itu melalui kerja sosial yang nyata. Sebagai konsekuensi dari pendekatan pembangunan bahwa sumber segala
perubahan yang terjadi berasal dari manusia dalam konteks perubahan lingkungan. Pertama, pendekatan yang bersifat manipulatif yang melihat manusia sebagai obyek
dalam pengelolaan lingkungan, dan jika perlu dapat bersifat memaksa. Kedua, pendekatan yang berlandaskan pada potensi manusia guna mengembangkan
pemecahan dan pengelolaan suatu lingkungan.
22
21
Dr.Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Jakarta: Kencana, 2013 hal 143
22
Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2000 hal.163
Universitas Sumatera Utara
1.5.3. Inovasi untuk Pemberdayaan Masyarakat