Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Berdasarkan hasil identifikasi Jenis kelapa yang diambil sebagai sampel adalah kelapa hijau Cocos nucifera, L. sampel yang diambil dari kebun kelapa desa Salam Tani kecamatan Pancur batu, kabupaten Deli Serdang dan desa Poriaha Julu, kecamatan Tapian Nauli, kabupaten Tapanuli Tengah. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap sampel tersebut. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 42. 4.2 Analisis Kuantitatif 4.2.1 Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan lampu katoda masing-masing logam yaitu 766,5 nm untuk kalium, 422,7 nm untuk kalsium, 285,2 nm untuk magnesium dan 589,0 nm untuk natrium.

4.2.2 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium

Kurva kalibrasi kalium, kalsium, magnesium dan natrium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar kalium, kalsium, magnesium dan natrium dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang masing-masing. Kurva kalibrasi larutan baku kalium, kalsium, magnesium dan natrium dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalium Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Magnesium Gambar 4.4 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Natrium Dari pengukuran kurva kalibrasi untuk kalium, kalsium, magnesium dan natrium diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,0100X - 0,0003 untuk kalium, Y = 0,0216X + 0,0029 untuk kalsium, Y = 0,9577X + 0,0016 untuk magnesium dan Y = 0,1106X + 0,0025 untuk natrium. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r untuk kalium sebesar 0,9994, kalsium sebesar 0,9980, magnesium sebesar 0,9999 dan natrium sebesar 0,9993. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier antara X konsentrasi dan Y absorbansi Ermer, 2005. Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalium, kalsium, magnesium dan natrium dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 47. Perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 49. 4.2.3 Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium dalam Air Kelapa Hijau Dataran Tinggi dan Air Kelapa Hijau Dataran Rendah Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom terlebih dahulu dikondisikan alat dan diatur metodanya. Setelah itu, dilakukan pengenceran terhadap sampel. Konsentrasi kalium, kalsium, magnesium dan natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku kalium, kalsium, magnesium dan natrium. Data dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 57 dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 59. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 sd 12, halaman 62 sd 78. Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium. No Mineral Kadar Mineral Dalam Air Kelapa Hijau mgL Dataran Tinggi Dataran Rendah 1 K 9472 ± 107,38 11128 ± 249,81 2 Ca 352,62 ± 5,18 433,72 ± 6,14 3 Mg 18,34 ± 1,75 48,50 ± 0,37 4 Na 12,36 ± 2,11 23,34 ± 0,98 Catatan : Data diatas merupakan rata-rata dari 6 kali pengulangan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar rata-rata kalium, kalsium, magnesium dan natrium yang terdapat dalam air kelapa hijau yang tumbuh di dataran rendah lebih tinggi dibandingkan dengan air kelapa hijau yang tumbuh di dataran tinggi. Dapat dilihat bahwa tempat tumbuh yang berbeda dapat mempengaruhi kadar kalium, kalsium, magnesium dan natrium yang terdapat di dalam air kelapa. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan tumbuh. Dimana dataran rendah, kelapa dapat tumbuh baik dan berproduksi cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena kelembapan pada daerah dataran rendah lebih baik dengan adanya air yang bergerak dari dataran lebih tinggi dengan membawa unsur hara, sehingga kemampuan pengambilan unsur hara meningkat Setyamidjaja, 1985. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar mineral yang paling tinggi adalah kadar kalium, diikuti oleh kadar kalsium, magnesium dan yang paling sedikit natrium. Sehingga air kelapa hijau dapat dimanfaatkan dalam pengobatan hipertensi karena kadar kalium yang tinggi dan kadar natrium yang rendah. Keberadaan kalium sangat penting untuk mengimbangi natrium. Kalium bersifat hipotensif, yaitu memiliki efek penurunan tekanan darah. Oleh karena itu, rasio kalium terhadap natrium yang tinggi berperan penting dalam pengobatan hipertensi Lingga, 2012. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kadar kalium dan kalsium pada air kelapa hijau lebih tinggi dari yang tercantum pada literatur 7300 mgL untuk kalium dan 994 mgL untuk kalsium sedangkan kadar magnesium dan natrium pada air kelapa hijau lebih rendah dari yang tercantum pada literatur 262 mgL untuk magnesium dan 1050 mgL untuk natrium. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa 2010, kadar kalium dalam air kelapa hijau dataran rendah lebih tinggi dari air kelapa hijau dataran tinggi, yaitu untuk air kelapa hijau di dataran tinggi 1064,17 mgL dan air kelapa hijau di dataran rendah 1202,17 mgL. Hal ini membuktikan bahwa kecenderungan kadar kalium yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, namun kisaran kadar kalium yang diperoleh tidak sama. Hal ini disebabkan oleh lingkungan tempat tumbuh dan tingkat kematangan sampel yang diuji berbeda. Perbedaan kadar mineral pada air kelapa tergantung pada beberapa faktor, yaitu perbedaan varietas, tingkat kematangan buah, suhu udara, ketinggian tempat, letak geografis, curah hujan, angin, penyinaran matahari, kelembapan udara dan keadaan tanah Warisno, 2003.

4.2.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kalium Dan Natrium Dalam Mentimun (Cucumuic sativus, L.) Yang Ditanam Di Dataran Rendah Dan Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

5 37 91

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

2 9 136

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 12

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 4

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 14

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 69

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2