Penyiapan Bahan Proses Destruksi Basah pada Air Kelapa Hijau Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

3.3 Alat-Alat

Spektrofotometer Serapan Atom Hitachi Z-2000 lengkap dengan lampu katoda kalium, kalsium, magnesium dan natrium, hot plate, kertas saring Whatman No. 42, lemari asam, masker, sarung tangan dan alat-alat gelas Pyrex. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif, yaitu sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi Budiarto, 2004.

3.4.2 Penyiapan Bahan

Kelapa hijau yang digunakan sebagai sampel adalah kelapa hijau muda. Dalam penelitian ini, faktor yang dijadikan acuan untuk menyatakan buah kelapa itu muda adalah penampakan dan ciri dari daging buah pada batok buah kelapa. Kelapa muda dicirikan dengan adanya daging buah yang lembek yang terdapat pada batok kelapa. Kelapa hijau disiapkan 3 buah, kemudian dibuka mulai dari sabut bagian atas buah kelapa, sampai air kelapa bisa dituangkan dan kemudian diletakkan dalam wadah kaca atau plastik, air kelapa di gabung menjadi satu bagian berdasarkan tempat tumbuh kelapa tersebut.

3.4.3 Proses Destruksi Basah pada Air Kelapa Hijau

Sebanyak 50 ml sampel air kelapa hijau untuk kalsium dan natrium dan 5 ml sampel untuk kalium dan magnesium dimasukkan ke dalam erlemeyer lalu ditambahkan 5 ml HNO 3 p untuk kalsium dan natrium dan 15 ml HNO 3 p untuk kalium dan magnesium dibiarkan selama ± 24 jam. Kemudian didestruksi Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan hot plate sampai larutan berubah menjadi jernih dan uap nitrat habis pada suhu 100 o C didinginkan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml untuk kalsium dan natrium dan labu tentukur 100 ml untuk kalium dan magnesium, dibilas erlemeyer dengan akuabides sebanyak tiga kali masing- masing ± 5 ml, hasil pembilasan disatukan dengan larutan dalam labu tentukur ditepatkan dengan akuabides sampai garis tanda. Disaring dengan kertas saring Whatman no 42, dan 10 larutan pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian larutan selanjutnya ditampung ke dalam botol. Larutan ini digunakan untuk uji kuantitatif Annisa, 2010. Bagan alir proses destruksi basah dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 44. 3.4.4 Analisis Kuantitatif 3.4.4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum kalium, kalsium, magnesium dan natrium untuk mengetahui apakah panjang gelombang yang terdapat pada alat sesuai dengan yang tercantum di literatur dengan menggunakan lampu katoda masing-masing mineral. 3.4.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium Larutan baku kalium 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides konsentrasi 10 mcgml. Larutan untuk kurva kalibrasi kalium di buat dengan memipet sebanyak 2,5 ml; 5 ml; 10 ml; 15 ml; dan 20 ml larutan baku 10 mcgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides sehingga di dapat konsentrasi berturut-turut 0,5 mcgml; 1,0 Universitas Sumatera Utara mcgml; 2,0 mcgml; 3,0 mcgml; dan 4,0 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 766,5 nm dengan tipe nyala udara asitilen.

3.4.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium

Larutan baku kalsium 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides konsentrasi 10 mcgml. Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium di buat dengan memipet sebanyak 5 ml; 10 ml; 15 ml; 20 ml; dan 25 ml larutan baku 10 mcgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides sehingga di dapat konsentrasi berturut-turut 1,0 mcgml; 2,0 mcgml; 3,0 mcgml; 4,0 mcgml; dan 5,0 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 422,7 nm dengan tipe nyala udara asitilen. 3.4.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Magnesium Larutan baku magnesium 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides konsentrasi 10 mcgml. Larutan baku 2,5 mcgml di buat dengan memipet larutan baku 10 mcgml sebanyak 25 ml dan dicukupkan volumenya hingga 100 ml dengan akuabides konsentrasi 2,5 mcgml. Larutan untuk kurva kalibrasi magnesium di buat dengan memipet sebanyak 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0 ml; 7,0 ml; dan 8,0 ml larutan baku 2,5 mcgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides sehingga di dapat konsentrasi berturut-turut 0,20 mcgml; 0,25 mcgml; 0,30 mcgml; 0,35 mcgml; dan 0,40 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 285,2 nm dengan tipe nyala udara asitilen. Universitas Sumatera Utara

3.4.4.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium

Larutan baku natrium 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides konsentrasi 10 mcgml. Larutan untuk kurva kalibrasi natrium di buat dengan memipet sebanyak 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5ml; 2,0 ml; dan 2,5 ml larutan baku 10 mcgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides sehingga di dapat konsentrasi berturut-turut 0,2 mcgml; 0,4 mcgml; 0,6 mcgml; 0,8 mcgml; dan 1,0 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara asitilen. 3.4.4.6 Penetapan Kadar Mineral dalam Sampel 3.4.4.6.1 Penetapan Kadar Kalium Masing-masing larutan sampel air kelapa hijau yang telah didestruksi sebanyak 0,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

3.4.4.6.2 Penetapan Kadar Kalsium

Masing-masing larutan sampel air kelapa hijau yang telah didestruksi sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Nilai Universitas Sumatera Utara absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium. Konsentrasi kalsium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

3.4.4.6.3 Penetapan Kadar Magnesium

Masing-masing larutan sampel air kelapa hijau yang telah didestruksi sebanyak 3 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda. Diukur absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 285,2 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

3.4.4.6.4 Penetapan Kadar Natrium

Masing-masing larutan sampel air kelapa hijau yang telah didestruksi sebanyak 0,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 589,0 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku natrium. Konsentrasi natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Kadar kalium, kalsium, magnesium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: g Sampel Berat n pengencera Faktor x ml Volume x µgml i Konsentras µgg Kadar  Universitas Sumatera Utara

3.4.5 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan Baku Residual, Batas deteksi LOD = slope x Sy x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope x Sy x 10

3.4.6 Uji Perolehan Kembali

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kalium Dan Natrium Dalam Mentimun (Cucumuic sativus, L.) Yang Ditanam Di Dataran Rendah Dan Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

5 37 91

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

2 9 136

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 12

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 4

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 14

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Kandungan Mineral Dalam Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera, L.) Dari Daerah Dataran Rendah Dan Daerah Dataran Tinggi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 69

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15

Hijau (Cocos Nucifera L. Var. Viridis) Dengan Perbedaan Tingkat Kematangan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2