Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Banggai Kepulauan, hal ini membuktikan bahwa dengan status yang di sandang baik itu pegawai negeri sipil PNS maupun tenaga honorer
mempunyai tingkat disiplin kerja yang berbeda. Dari data yang didapat bahwa pegawai dengan status PNS 9,3 mempunyai disiplin kerja yang baik
sedangkan 4,6 memiliki disiplin kerja yang sedang. Sedangkan pegawai dengan status honorer terdapat 11,6 mempunyai tingkat disiplin kerja yang
baik, 58,1 mempunyai tingkat disiplin kerja yang sedang dan selebihnya terdapat 28 kurang disiplin, dalam hal ini kurang disiplin.Dengan data
primer yang menyatakan bahwa jumlah tenaga honorer lebih banyak dibanding tenaga tetap dalam hal ini PNS, dapat menunjukkan bahwa pegawai
dengan berstatus tenaga honorer dapat menunjukkan kedisiplinan kerja yang baik, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa mereka tenaga
honorer bisa diangkat menjadi tenaga tetap rumah sakit. Inilah salah satu faktor penyemangat bagi tenaga honorer untuk menjaga kedisiplinan kerja di
lingkungan rumah sakit, ada harapan bahwa dengan disiplin kerja yang dimiliki merupakan nilai tambah bagi tenaga honorer untuk direkrut menjadi
pegawai tetap rumah sakit. Bagi tenaga tetap rumah sakit dalam hal ini PNS dengan menjaga kedisiplinan kerja sehingga dapat bekerja dengan baik pula,
tidak menutup kemungkinan akan dipromosikan naik jabatan karena ada penghargaan dari pihak rumah sakit, hal inilah salah satu yang mendasari PNS
menjaga kediplinan kerja dengan baik. Selain itu hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maryani Nuryati dan
Bevaola Kusumasari 2015 dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa status kepegawaian berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai. Untuk variabel strata pendidikan dalam penelitian ini didapatkan
hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara strata pendidikan terhadap disiplin kerja perawat dan bidan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai
Kepulauan. Dari data yang didapat 18,6 pegawai dengan tingkat pendidikan sarjana memiliki tingkat disiplin yang baik, selebihnya terdapat 13,9
memiliki tingkat disiplin kerja yang sedang. Sedangkan untuk pegawai dengan tingkat pendidikan diploma terdapat 2,3 memiliki tingkat disiplin
yang baik, 48,8 dengan kinerja yang sedang dan selebihnya 16,4 dengan tingkat kedisiplinan yang kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh As’ad 1995 bahwa salah satu factor psikologis yang mempengaruhi disiplin kerja seseorang adalah pendidikan dan juga
penelitian yang dilkuakn oleh Juni Dwi Astono 2013 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin
kerja. Mengapa variabel tingkat pendidikan mampu memberikan kontribusi
terhadap disiplin kerja di sektor pelayanan jasa rumah sakit, Menurut Susilo 2007 bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan
antara lain motivasi, pendidikan dan pelatihan, kepemimpinan, kesejahteraan serta penegakan disiplin.
Disiplin kerja menurut Gouzali 2006 adalah sikap dan prilaku seorang karyawan yang diwujudkan dalam bentuk kesediaan seorang
karyawan dengan penuh kesadaran, dan ketulus ikhlasan atau dengan tanpa paksaan untuk mematuhi dan melaksanakan seluruh peraturan dan
kebijaksanaan perusahan didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai upaya memberi sumbangan maksimal dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Tingkat Pendidikan akan menentukan peran seorang karyawan atau
pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin banyak peran yang diberikan kepada suatu
perusahan. Hal ini selaras dengan akan tercapainya tujuan perusahaan secara maksimal. Peran yang dijalankan oleh karyawan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab inilih yang disebut disiplin kerja, hal itu berarti semakin tinggi tingkat pendidikan dari karyawan atau pegawai maka semakin tinggi
pula tingkat disiplin kerja dalam perusahaan tersebut. Tingkat pendidikan dari pegawai di RSUD Trikora Kabupaten
Banggai Kepulauan dibagi kedalam dua kelompok yaitu DIII dan S1 dengan mayoritas pegawainya memiliki pendidkan DIII. Kedua kelompok strata
pendidikan ini setuju bahwasanya tingkat pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap disipli kerja. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin
mudah bagi para pegawai itu untuk memahami tujuan dari perusahaan
sehingga menciptakan disiplin kerja yang tinggi pada karyawan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.
Oleh karena itu, untuk dapat mencapai disiplin kerja yang tinggi hendaknya RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan memberikan
pendidikan atau pelatihan agar terjadi kesetaraan pemahaman terhadap tujuan perusahaan sehingga peran atau kontribusi dari para pegawai dapat maksimal
dan terwujudlah disiplin kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Hal tersebut berbanding lurus dengan pemahaman pegawai dalam hal ini perawat
dan bidan akan displin kerja, hal ini terbukti dengan tingkat disiplin kerja yang baik yang ditunjukkan perawat dan bidan di RSUD Trikora Salakan.
Dengan pemaham tentang disiplin maka pegawai mengerti dan paham akan tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan kualitas pekerjaan dan pelayan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, perlu adanya pengawasan dan kontrol serta motivasi agar
pelaksanaan disiplin kerja di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan dapat telaksana dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan teori X dari Mc.
Gregor 1990 dalam Erina 2010 yang menyatakan bahwa manusia hanya mau bekerja keras dan disiplin bila ia diawasi, dimotivasi dan dikontrol
dengan ketat dan dilakukannya pengawasan dalam hal supervise. Peningkatan pendidikan di kalangan pegawai dimungkinkan dengan
memberikan peluang atau kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan studi atau diberikannya pendidikan dan pelatihan yang diorganisir dari RSUD
Trikora kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini sangat relevan dengan hasil dari penelitian ini bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap disiplin
kerja karyawan atau pegawai.
87