BEP. Nilai BEP atas dasar harga diperoleh dengan membandingkan antara total biaya dengan jumlah produksi. Nilai BEP atas dasar harga menunjukkan seberapa
besar minimal harga yang harus dicapai pada usahatani agar terhindar dari kerugian.Adapun BEP Produksi dan BEP Harga getah karet rakyat di Desa
Parangguam sebagai berikut.
Tabel 5.8 Break Even Point Produksi dan Break Even Point Harga Per Petanitahun di Desa Parangguam
Uraian Per Panen
Jumlah Produksi Kg 9.950
BEP Produksi Kg 65
Harga RpKg 5.698
BEP Harga RpKg 3.316
Sumber: Analisis Data Primer Petani Karet RakyatLampiran 28 dan 29, 2015 Dari Tabel 5.8 diketahui bahwa rata-rata jumlah produksi petani
perpanenpertahun sebesar 9.950 kg, sedangkan jumlah produksi minimum BEP Produksi sebesar 65kg. Dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi per panen
lebih tinggi daripada jumlah produksi minimum BEP Produksi, maka usahatani karet dikatakan layak.
Dari Tabel 5.7juga diketahui bahwa rata-rata harga produksi yang diterima petani perpanen sebesar Rp 5.683Kg, sedangkan harga produksi minimum BEP harga
sebesar Rp 3.316Kg. Dapat disimpulkan bahwa harga produksi yang diterima petani per panen lebih tinggi daripada harga produksi minimum BEP harga,
maka usahatani karet dikatakan layak.
5.5 Saluran Pemasaran Karet Rakyat di Desa Parangguam
Saluran pemasaran melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang menyalurkan getah karet rakyat dari petani di Desa Parangguam kecamatan Salapian Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
langkat.Dari hasil penelitian diketahui bahwa lembaga-lembaga pemasaran yang berperan dalam pemasaran getah karet adalah petani, pedagang pengumpul desa,
pedagang pengumpul kecamatan dan pabrik. Di daerah penelitian tersebut hanya terdiri dari 1 bentuk saluran pemasaran saja.
Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai berikut: Petani
Pedagang Pengumpul Tingkat Desa Pedagang
Pengumpul Tingkat Kecamatan Pabrik Dalam saluran pemasaran tersebut, petani menjual hasil getah karet mereka ke
pedagang pengumpul tingkat desa. Pasar getah diadakan setiap hari senin. Volume pembelian oleh pedagang pengumpul desa rata-rata 305 kgminggu atau 12.100
kgtahun. Kemudian para pedagang pengumpul desa menjual hasil pembelian getah tersebut kepada pedagang pengumpul kecamatan pada hari itu juga. Pasar
getah di tingkat kecamatan juga dilakukan pada hari senin juga dengan volume pembelian rata-rata500 kgminggu atau 19.900 kgtahun. dan kemudian pedagang
pengumpul kecamatan menjual lagi hasil getah yang telah mereka beli tersebut kepada pabrik yang berada di daerah Binjai dan Medan.
Pasar getah yang dilakukan ditingkat kecamatan bersamaan dengan diadakannya pasar penjualan TBS. Para pedagang pengumpul ditingkat kecamatan berasal dari
luar kecamatan Salapian. Pedagang Pengumpul di tingkat kecamatan biasa membeli getah dari beberapa kecamatan disekitar kecamatan salapian tersebut.
Atau biasa para penduduk sekitar menyebutnya daerah Langkat hulu. Pasar getah diadakan pada sore hari yakni pukul 15.00 wib. Sebelum diadakannya pasar getah,
para petani di desa Parangguam mengumpulkan hasil getah tersebut di tempat
Universitas Sumatera Utara
yang biasa telah dilakukan pasar getah. Kemudian, pedagang pengumpul desa Parangguam langsung membawa hasil pembelian getah karet dari petani setempat
ke Desa Pamah Tambunan. Di Desa Pamah Tambunan ini lah tempat berlangsungnya pasar getah di tingkat kecamatan. Para pedagang pengumpul desa
di Desa-desa yang berada di sekitar Desa Pamah Tambunan juga mengumpulkan hasil pembelian getah karet mereka untuk dijual ke pedagang pengumpul tingkat
kecamatan.
5.6 Nisbah margin,Price Spread, dan Share MarginPada Saluran Pemasaran