BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan
komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan- perkebunan besar milik negara yang memiliki areal ratusan ribu, tetapi juga
diusahakan oleh swasta dan rakyat Tim penulis PS, 2008. Total luas perkebunan karet di Indonesia hingga saat ini berkisar 3 juta hektar
lebih, terluas di dunia. Malaysia dan Thailand yang merupakan pesaing utama di Indonesia memiliki luas lahan yang jauh di bawah jumlah tersebut. Sayangnya,
lahan karet yang luas di Indonesia tidak diimbangi dengan pengelolaan yang memadai. Hanya beberapa perkebunan besar milik negara dan beberapa
perkebunan swasta saja yang pengelolaannya sudah lumayan. Sementara kebanyakan perkebunan karet milik rakyat dikelola seadanya, bahkan ada yang
tidak dirawat dan hanya mengandalkan pertumbuhan alami. Akibatnya, produktivitas karet menjadi rendah. Bahkan, produksi karet alam Indonesia per
tahunnya berada di bawah Malaysia dan Thailand yang memiliki luas lahan jauh lebih sedikit.
Luas areal tanaman karet di Indonesia pada tahun 2013 adalah seluas 3,55 juta Ha dengan produksi nasional karet sebesar 3 juta ton karet kering KK dengan
produksi terbanyak berasal dari Sumatera BPS, 2015.
1
Universitas Sumatera Utara
Karet masih didominasi oleh perkebunan rakyat, namun jika dilihat dari produktifitasnya, perkebunan rakyat masih berada dibawah produktifitas karet
hasil perkebunan besar swasta nasional dan perkebunan besar swasta asing, sedangkan produktifitas karet perkebunan PTPN juga tergolong tinggi. Hal ini
menunjukkan perlunya dukungan yang lebih besar kepada pertanaman karet rakyat untuk meningkatkan produktifitasnya baik dengan penggunaan teknologi
maupun peremajaan karet tua dengan klon yang lebih unggul Sumutprov,2015. Produktivitas karet rakyat masih rendah. Peningkatan produksi bisa dilakukan
kapan saja. Namun, untuk mencapainya perlu beberapa faktor lain yang berpengaruh pada produksi, tenaga kerja, modal, keahlian, dan lahan. Menyiapkan
faktor-faktor yang saling menopang untuk menghasilkan keuntungan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen yang menyangkut
pengelolaan biaya usahatani tersebut. Sumatera Utara merupakan salah satu pengekspor karet alam. Karet alam ini
berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara, salah satu diantaranya adalah Kabupaten Langkat.
Berikut ini disajikan produksi dan luas lahan tanaman karet rakyat di Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1Luas Lahan dan Produksi Karet Rakyat Menurut Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012
KabupatenKota RegencyCity
Luas Tanaman Area Ha
Produksi Production
ton T.B.M.
Not Yet Product
ive T.M.
Productive T.T.M.
Unpro- Ductive
Jumlah Total
-1 -2
-3 -4
-5 -6
Kabupaten Regency
1. Nias
924 1 853
499 3 276
1 836,8
2. Mandailing Natal
5 575,9 46 458,9
19 845,3 71 880,2
61 292
3. Tapanuli Selatan 5 790,2
9 783,7 9 527,5
25 101,5 7 791,9
4. Tapanuli Tengah 3 989,5
23 767,5 4 423,5
32 180,5 19 815
5. Tapanuli Utara
458,2 7 944,1
148,7 8 551
4 710,4
6. Toba Samosir 74
325 34
433 315
7. Labuhanbatu 1 415
20 317,2 85
21 817,2 20 582,5
8. Asahan
414,5 6 828,3
306 7 548,8
7 635,7
9. Simalungun 1 100,5
12 131,7 147,9
13 380,1 11 263,3
10.Dairi 84,5
161,2 4
249,7 117,4
11.Karo
5 51,2
- 56,2
29,6
12.Deli Serdang 1 214
4 768,2 943
6 925,2 5 441,5
13.Langkat 2 640
39 547 153
42 340 33 183,3
14.Nias Selatan
2 074,5 5 963
110 8 147,5
5 879,6
15.Humbang Hasundutan
977,6 2 878,6
207 4 063,2
2 079,9
16.Pakpak Bharat
963 690
130 1 783
577,4
17.Samosir -
- -
- -
18.Serdang Bedagai
1 041,2 10 489
22 11 552,2
9 461,6
19. Batu Bara
164 214
8 386
190,5
20. Padang Lawas Utara
11 999 25 336
764 38 099
21 593
21. Padang Lawas 6 408,7
4 156,7 1 163,1
11 728,6 3 623,8
22. Labuhanbatu Selatan
926 25 136
167 26 229
26 226,2
23. Labuhanbatu Utara
377 21 817
147 22 341
23 931,3
24. Nias Utara
1 284,5 7 700,9
1 331,6 10 317,1
7 673,2
25. Nias Barat 1 023
3 683 1 113,2
5 819,2 2 778,5
Kota City
78. Gunung Sitoli
452 2 533,8
1 118,5 4 104,3
2 415,5
Sumatera Utara 2011
51 376 284 535,4
42 398,5 378 309,9
280 445,6 2010
54 817,4 286 217,1
44 844,6 385 879,3
264 927,7
2009 51 758,9
282 898 41 418,9
376 075,9 254 650
2008 45 586,8
276 216,3 41 355,4
363 158,5 244 404,7
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara dalam Angka 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa Kabupaten Langkat memiliki luas lahan dan produksi yang terbesar kedua setelah Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini
ditunjukkan dalam jumlahluas tanaman yang besar dan produksi yang besar pula. Dibawah ini disajikan luas lahan dan produksi per kecamatan di kabupaten
Langkat
Tabel 1.2Luas Lahan dan Produksi Karet Rakyat Menurut Kecamatan di Kabupaten Langkat
Kecamatan Sub Regency
Luas Tanam Area Ha
T.B.M Not Yet
Production T.M
Productive T.T.M
Unproduc tive
Jumlah Total
Produksi Production
Ton
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23
Bahorok Serapit
Salapian
Kutambaru Sei Bingai
Kuala Selesai
Binjai Stabat
Wampu Batang Serangan
Sawit Seberang Padang Tualang
Hinai Secanggang
Tanjung Pura Gebang
Babalan Sei Lepan
Brandan Barat Besitang
Pangkalan Susu Pematang Jaya
582 156
335 155
186 72
65 3
6 234
368 173
134
39 10
- 31
25 378
38 153
40 91
6076 2200
7987 2898
2200 1655
1236
9 31
1732 4413
1036 1158
36 5
2 78
187 3285
209 2557
105 305
20 8
- -
7 15
15 -
- 20
10 13
3 -
- -
1 -
10 -
- 7
5 6678
2364 8322
3053 2393
1742 1316
12 37
1986 4791
1222 1295
75 15
2 110
212 3673
247 2710
152 401
8810,2 3300
11581,1 4289
3333 2532,1
1915,8 13,8
45,2 2780,4
6398,8 1631,7
1702,2
55,8 7,5
3 119,7
2805,5 4434,7
298,8 3605,3
152,2 466,6
Langkat 3274
39400 134
42808 60283
Tahun 2012 2957
39455 175
42587 55834,1
Tahun 2011 2640
39533 151
42324 60907,5
Tahun 2010 2332
39518 206
42056 59586,9
Sumber : Langkat dalam Angka 2010-2013, Badan Pusat Statistik
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1.2 Kecamatan Salapian merupakan kecamatan terbesar dalam hal luas lahan dan produksi karet rakyat di Kabupaten Langkat.
Cost price atau harga pokok adalahjumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa
didalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut dapat digunakan atau dijual. Harga pokok hanya dapat dihitung apabila dilakukan klasifikasi terhadap biaya-
biaya yang dikeluarkan, dimana harga pokok harus dibedakan atas : Harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Oleh karena adanya penggunaan biaya-biaya
yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan termasuk bahan bakunya maka digunakanlah harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok
produksi pada umumnya dengan menggunakan metode full costing, akan tetapi biasanya dengan dipertimbangkan teknis seperti untuk tujuan pengambilan
keputusan maka digunakan metode variabel costingAnonymousª, 2016. Perbedaan pokok antara metode full costing dan metode variabel costing terletak
pada perlakuan biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik pada metode variabel costing diperlukan periode biaya dan tidak merupakan bagian dari harga
barang dalam proses dan harga pokok barang dihasilkan. Pada metode full costing semua biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap dianggap bagian
dari harga pokok produksi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode full costing.
Saat ini karet yang digunakan di industri terdiri karet alam dan karet sintetis. Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di
bawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam
Universitas Sumatera Utara
belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Karet sintetis sebagian
besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Agribisnis karet alam di masa datang akan mempunyai prospek yang makin cerah karena adanya
kesadaran akan kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, kecendrungan penggunaan green tyres, meningkatnya industri polimer penggunaan karet serta
makin langkanya sumber-sumber minyak bumi dan makin mahalnya harga minyak bumi sebagai bahan pembuatan karet sintetis Tim penulis PS, 2008.
Oleh karena itu,diperlukan analisisharga pokok. Informasi harga pokok produksi bermanfaat bagi petani karet untuk: menentukan harga jual produk, memantau
realisasi biaya produksi, menghitung laba atau rugi periodik, menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca. Penentuan harga pokok produksi karet dimulai pada saat pengadaan bahan baku tersebut sampai dengan proses akhir produk yang siap untuk digunakan atau
dijual. Selain itu juga, sistem pemasaran karet rakyat umumnya belum terorganisir
dengan baik dan kurang efisien. Kondisi ini disebabkan oleh lokasi kebun karet rakyat yang tersebar dalam luasan sempit, rantai pemasaran yang panjang dan
mutu bahan olahan karet yang beragam. Penyebab lainnya adalah sistem penjualan bahan olahan karet masih didasarkan atas berat basah, sehingga bahan
olahan karet yang diperdagangkan hanya berkadar 40-50, selebihnya adalah air dan kotoran. Secara langsung kondisi ini menyebabkan biaya angkut yang tinggi
dan ada resiko susut yang harus ditanggung lembaga pemasaran, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap harga yang diterima petani. Dengan semakin besar
Universitas Sumatera Utara
biaya dan jasa pemasaran, maka bagian harga yang diterima petani akan semakin rendah Barani, 2012.
Dalam menyusun rencana penjualan, petani membutuhkan informasi tentang biaya-biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut antara lain
biaya variabel variable cost dan biaya tetap fixed cost. Oleh karena adanya penggunaan biaya selain biaya variabel, maka dibutuhkan analisis titik impas
Break Even Point. Masalah analisis titik impas muncul apabila suatu perusahaan atau usahatani mempunyai biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya variabel
secara totalitas akan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami
perubahan meskipun ada perubahan volume produksi Sugiono, 2009. Olehkarena itu, berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai harga pokok di petani karet dan pemasaran karet rakyat pada salah satu usahatani karet rakyat yang ada di Sumatera Utara agar dapat mengetahui
seberapa besar harga pokok dan pemasaran usahatani tersebut. Penelitian ini berjudul “AnalisisCost price dan Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten
Langkat”.
1.2 Identifikasi Masalah