Membacakan Teks Pidato BACALAH PIDATOMU

124 124 Bab 6 Bagaimana? Siapkah kamu mempraktikkan trik di atas? Yuk, lakukan kegiatan berikut ini. 5 1. Buatlah panggung sederhana di luar kelas. 2. Siapkan naskah pidato perpisahanmu. 3. Bacakan naskah pidato itu di hadapan teman-temanmu. 4. Bacakan secara bergiliran. 5. Mintalah teman-temanmu memberikan saran dan komentar atas pembacaan pidatomu. 6. Pilihlah naskah pidato dan pembaca pidato terbaik. Pembaca pidato terbaik Bagaimana kegiatanmu? Siapakah yang menjadi pembaca pidato terbaik? Jangan bersedih jika kamu bukan yang terpilih. Kamu harus berlatih lagi. Tunjukkan kalau kamu juga bisa mewakili sekolahmu. Selain menyusun naskah pidato perpisahan, kamu telah menyusun naskah pidato berbagai acara pada kegiatan Aksi sang Petualang yang lalu. Kamu belum membacakan naskah pidatomu itu, bukan? Ayo, bacakan naskah pidatomu dalam kegiatan berikut ini. 6 1. Lakukan kegiatan ini di taman sekolah. 2. Kumpulkan naskah pidatomu dan temanmu- temanmu. 3. Berilah nomor urut naskah-naskah pidato tersebut. 4. Buatlah nomor undian sebanyak jumlah naskah pidato. 5. Ambillah nomor undian secara bergiliran. 6. Bacakan naskah pidato sesuai dengan nomor undian. 7. Mintalah guru Bahasa Indonesiamu dan guru Kesenianmu sebagai juri. 8. Berikan hadiah kepada pemenang I, II, dan III. 9. Pemenang I, II, dan III dapat menjadi wakil sekolah untuk berpidato pada berbagai acara di sekolah dan lomba pidato antarsekolah. Trik Berpidato 1. Vokalmu harus terdengar hingga pendengar paling belakang. 2. Pergunakan bahasa yang sopan. 3. Pergunakan bahasa yang komunikatif. 4. Jangan menggunakan kata yang kamu sendiri tidak mengerti artinya. 5. Jangan monoton, baik vokal maupun isi pidato. 6. Berpidatolah dengan rileks, jangan terburu-buru seperti orang yang sedang dikejar-kejar. 7. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam acara resmi. ini akan mewakili kelasmu dalam acara perpisahan sekolah. 125 Bab 6 125 Apakah kamu yang terpilih menjadi pemenang? Selamat, jika kamu menjadi salah satu pemenang. Janganlah bersikap sombong. Kamu masih harus meningkatkan kemampuanmu. Untuk kamu yang masih kalah, jangan bersedih. Masih ada satu kegiatan untukmu. Buktikan kalau kamu mampu berpidato secara menarik. Kegiatan Aksi sang Petualang kali ini berupa perlombaan pidato. 1. Materi pidato yang harus kamu bawakan dapat berupa: a. pidato Perayaan Hari Kartini, b. pidato Ulang Tahun Sekolah, c. pidato Perayaan HUT RI, d. pidato ulang tahun ayah atau ibu, e. pidato perpisahan teman sekolah yang akan pindah sekolah. 2. Tata cara pelaksanaannya sebagai berikut. a. Ambillah nomor urut tampil secara acak. b. Nomor urut tampil ini terbuat dari sesobek kertas yang digulung. c. Peserta yang nomor urutannya satu, wajib tampil terlebih dahulu. d. Urutan tampil sesuai dengan nomor urut tampil. e. Peserta yang akan tampil harus mengambil kartu pidato. f. Kartu pidato terbuat dari kertas manila dengan ukuran seperti kartu nama. Di dalam kartu nama ini tercantum materi pidato yang harus kamu bawakan. g. Peserta hanya diberi waktu lima menit untuk melakukan persiapan pidato. h. Lama waktu berpidato, minimal lima menit dan maksimal lima belas menit. i. Selama berpidato, peserta boleh membawa catatan yang berupa kerangka pidato. 126 126 Bab 6

1. Mendengarkan Drama Pendek

Ketika kamu sedang mendengarkan drama pendek, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh. Bila perlu, catatlah bagian-bagian penting yang ada dalam drama pendek itu. 7 1. Tutuplah bukumu. 2. Lima orang temanmu akan membacakan sebuah drama pendek. 3. Dengarkan dengan saksama 4. Catatlah bagian-bagian penting dalam drama pendek itu. BELAJAR BERENANG

C. CERITA DARI SEBUAH DRAMA

Selain pembacaan pidato perpisahan, di dalam acara pentas seni terdapat berbagai macam pertunjukan. Salah satunya adalah pementasan drama. Pasti kamu ingin ikut serta dalam pementasan drama itu, bukan? Eits, tapi bersabarlah dahulu. Sebelum kamu melakukan pementasan itu, ikutilah beberapa kegiatan berikut ini. Gambar 6.4 Berenang 127 Bab 6 127 Suasana belajar di sebuah danau Tampak Bu Guru sedang mengajari Momon, Tupi, Wekwek, dan Rung Rung. Bu Guru : ”Anak-anak masih ingat cara berenang?’ Murid-Murid Serempak : ”Masih Bu Guru.” Bu Guru : ”Hari ini kita coba praktikkan ya?” Momon : ”Hah? Mempraktikannya?” Bu Guru : “Ada apa Momon?” Momon : “Oh, tidak apa-apa, Bu. Momon suka sekali berenang. Cuma hari ini badan Momon gatal-gatal semua.” Bu Guru : “Gatal-gatal? Coba Ibu lihat.” Momon menggaruk-garuk tubuhnya. Bu Guru memerhatikan tubuh Momon sambil menutup hidungnya. Bu Guru : “Nah, ini contoh kalau nggak pernah mandi. Tubuhmu kotor sekali. Hi, pantas gatal-gatal.” Momon : “Aduh, gatalnya pindah-pindah, Bu.” Tupi : Tertawa mengejek “Momon takut dengan air, Bu.” Bu Guru : “Ayo, anak-anak, kalian harus belajar berenang. Berenang itu salah satu syarat kelulusan kalian. Kalau kalian tidak bisa berenang, kalian tidak akan lulus ujian.” Murid-Murid Serentak : ”Iya Buuuu....” Bu Guru : ”Ayo, siapa dulu yang mau mulai berenang?” Murid-murid saling menunjuk. Bu Guru :” Sudah, sudah, Bu Guru yang akan menunjuk kalian. Rungrung, ayo maju duluan.” Rungrung : ”Ya, Bu.” Rungrung tampak gemetaran. Kakinya menjadi kaku dan tidak bisa berjalan. Bu Guru dan murid-murid: ”Ayooo, Rung, kamu bisa Melompatlah Rung.” Rungrung mencoba melompat. Efek suara : bunyi air byur Rungrung tidak dapat berenang. Rungrung tampak mau tenggelam. Wekwek segera menolongnya. Bu Guru : ”Bagus, Rungrung, kamu sudah berani mencobanya. Sekarang giliran Tupi.” Tupi : ”Aduh, Bu Guru. Tupi takut sekali.” Bu Guru : ”Ayo Tupi, kamu harus bisa seperti Wekwek.” Tupi : ”Tapi ....” Bu Guru : ”Ayo, cobalah Lama-lama kamu jadi terbiasa.” Tupi : ”Tupi takut sekali dengan air.” Bu Guru : ”Ayo, Tupi, kamu harus melawan ketakutanmu.” Momon diam-diam memanjat pohon.