53
Bab 3
53
Ayo, praktikkanlah Trik tersebut dalam kegiatan berikut ini
2
1. Sampaikanlah informasi tentang ”Sangiran
Dulu dan Sekarang” di depan kelas 2.
Gunakanlah bahasa dan pilihan katamu sendiri
3. Mintalah komentar teman-temanmu atas
kelengkapan informasimu 1.
Carilah pasangan kelompokmu 2.
Rekamlah acara berita di televisi tentang peninggalan sejarah Jika tidak ada, kamu
dapat merekam acara berita kesukaanmu 3.
Putarlah rekaman acara berita di televisi secara berulang-ulang
4. Catatlah pokok-pokok informasi dalam
rekaman berita itu 5.
Ringkaslah pokok-pokok informasi yang telah kamu catat menjadi satu paragraf
6. Sampaikan informasi tersebut di depan
kelas pada pertemuan berikutnya
B. ARTI SEBUAH TANGGAPAN
Pada kegiatan yang lalu kamu telah menyampaikan informasi tentang museum
Sangiran. Informasi ini kamu dapat dari televisi. Selain dari televisi, kamu dapat
menemukan informasi tentang peninggalan sejarah lainnya dari rubrik di majalah anak
atau koran anak. Bahkan kamu dapat menanggapi informasi tersebut.
Inginkah kamu menanggapi informasi peninggalan sejarah dari majalah anak? Pasti
mau, bukan? Yuk, lakukan dalam kegiatan berikut ini
1. Membaca Informasi dari Rubrik Majalah Anak
Bacalah informasi tentang Peninggalan Kerajaan Majapahit berikut ini dengan saksama
Gambar 3.3 Memberi tanggapan
54 54
Bab 3
Peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan
Ketika aku berkunjung ke Mojokerto, aku sempat singgah ke daerah Trowulan. Trowulan
terletak 70 kilometer dari kota Surabaya. Daerah ini dipercaya sebagai ibukota Kerajaan
Majapahit. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, dan akhirnya
hancur sekitar abad ke-15. Seorang pujangga ternama, Mpu Prapanca,
dalam bukunya yang berjudul Negarakertagama menceritakan, bentuk bangunan yang ada di
Majapahit terbuat dari batu bata berwarna merah. Inilah yang menjadi ciri khas kerajaaan
Majapahit. Bukti-bukti peninggalan itu sampai
sekarang masih bisa kita lihat, antara lain berupa bangunan Gapura Bajangratu. Gapura
yang masih beridiri kokoh ini merupakan pintu masuk ke makam salah satu raja Majapahit,
yaitu Sri Paduka Jayanegara 1309 – 1328. Gapura ini tingginya 16, 5 meter, beratap, dan
memiliki lebar lorong 1,40 meter. Bangunan yang terbuat dari susunan batu bata berwarna
merah ini terdapat relief cerita Ramayana. Di puncak gapura terdapat hiasan kepala kala
diapit singa, relief matahari, naga berkaki, serta kepala garuda yang berfungsi sebagai penolak
marabahaya. Tujuannya agar Sri Paduka Jayanegara selalu mendapatkan ketenangan di
kehidupan lain. Bukti lainnya adalah ditemukannya
Candi Tikus. Candi ini menggambarkan rakyat Majapahit sangat menghormati air. Air
merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga kemurnian dan kebersihannya. Sumber
mata air ini berasal dari Gunung Mahameru, tempat suci para dewa.
Gambar 3.4 Trowulan
Peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan
Candi Tikus merupakan bangunan semacam kolam. Bangunan ini berbentuk bujur
sangkar dengan ukuran 22,50 x 22,50 meter. Di sekitar kolam terdapat 46 pancuran air, dengan
8 menara di teras dua. Konon, di sinilah para pendeta dan bangsawan Majapahit dulu
memperoleh air suci dari para dewa. Mpu Prapanca juga memuji kesejahteraan
rakyat Majapahit saat dipimpin Maha Patih Gajah Mada. Gajah Mada mengabdi kepada
Baginda Ratu Tribhuana Wijayatungga Dewi 1328 – 1350 dan Raja Hayam Wuruk 1350
– 1389. Bukti kemakmuran ini dapat dilihat pada bentuk mainan anak-anak yang terbuat
dari terakota tanah liat yang berbentuk boneka. Boneka ini mempunyai bentuk yang unik,
karena berbadan gemuk, pipi bulat, tersenyum ceria dengan warna kulit putih cerah.
Sayangnya kerajaan Majapahit yang makmur ini hancur karena perang saudara.
Sumber: Bobo Tahun XXXV,
27 September 2007