Ketentuan Lain-lain: Defi nisi Dasar Pengaturan

138 I P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a Bab XII I E k u i t a s 6. Bila waran dieksekusi: Db. Modal disetor lainnya tambahan modal disetor Kr. Modal disetor Kr. Agio saham jika ada 7. Perolehan dana dari penerbitan saham yang disertai waran : Db. KasRekening...Giro BI Kr. Modal disetor Kr. Agio saham Jika ada

F. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain: 1. Hak dan keistimewaan dari suatu golongan saham atas dividen dan pelunasan modal pada saat likuidasi, dalam hal terdapat lebih dari satu jenis saham. 2. Pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal. 3. Jumlah tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode sebelumnya. 4. Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan. 5. Saham yang dikuasai oleh perusahaan anak atau perusahaan asosiasi. 6. Saham beredar yang diperoleh kembali. 7. Saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan termasuk nilai dan persyaratan. 8. Pengungkapan untuk waran: a. Dasar penentuan nilai wajar waran; b. Nilai waran yang belum dilaksanakan dan nilai waran yang tidak dilaksanakan kadaluarsa; c. Jumlah waran yang diterbitkan dan beredar serta dampak dilusinya; d. Ikatan-ikatan yang terkait dengan penerbitan waran.

G. Ketentuan Lain-lain:

1. Ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum. 2. Ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. 3. Ketentuan Bank Indonesia mengenai Pinjaman Luar Negeri. 4. Ketentuan Bank Indonesia mengenai Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum. P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a I 139 Bab XII I E k u i t a s

H. Contoh Kasus

1. Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank ABC didirikan dengan modal dasar sebesar Rp.100 juta. Modal tersebut disetor dengan penyerahan aset dengan nilai wajar Rp.25 juta dan sisanya dengan kas. Db. KasRekening...Giro BI Rp. 75.000.000 Db. Aset Rp. 25.000.000 Kr. Modal disetor Rp.100.000.000 2. Bank XYZ adalah bank yang baru dibentuk dengan modal dasar sebesar Rp.200 juta, yang terdiri dari 20.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp.10.000. Sebanyak 50 dari modal dasar tersebut sudah ditempatkan dan disetor oleh pemegang saham. Db. KasRekening...Giro BI Rp.100.000.000 Kr. Modal disetor saham biasa Rp.100.000.000 Selanjutnya sisanya 10.000 lembar dilakukan penjualan kepada publik dengan harga pasar sebesar Rp.10.500. Db. KasRekening...Giro BI Rp.105.000.000 Kr. Modal disetor saham biasa Rp.100.000.000 Kr. Agio saham Rp. 5.000.000 3. Bank ABC menerbitkan surat berharga senilai Rp.50.000.000 yang disertai dengan penerbitan waran yang memberikan hak bagi investor untuk membeli 100.000 lembar saham Bank ABC senilai Rp. 9500 per lembar. Nilai nominal saham Bank ABC sebesar Rp. 10.000 per lembar nilai wajar waran Rp.5.000.000. Db. KasRekening...Giro BI Rp.55.000.000 Kr. Modal disetor Lainnya tambahan modal disetor Rp. 5.000.000 Kr. Surat berharga yang diterbitkan Rp. 50.000.000 Selanjutnya waran tersebut di-exercise Db. KasRekening...Giro BI Rp. 95.000.000 Db. Modal disetor lainnya Rp. 5.000.000 Kr. Modal disetor Rp.100.000.000 asumsi nilai wajar saham tidak berubah 140 I P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a Bab XII I E k u i t a s

3. Tambahan Modal Disetor

A. Defi nisi

Tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seper i agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor untuk jenis saham yang diatur dalam mata uang asing dalam akta pendiriannya, kompensasi berbasis saham, modal sumbangan, dan lain sebagainya.

B. Dasar Pengaturan

1. Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun Tambahan Modal Disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor. PSAK 21: Paragraf 11 2. Jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisih antara jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang diterima pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi perusahaan. Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dapat dicatat menggunakan metode biaya cost method atau metode nilai nominal par value method. Dengan metode biaya, saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang atas jumlah modal. PSAK 21: Paragraf 18 3. Instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan jasa karyawan dan jasa karyawan yang dikompensasi diukur dan diakui sebesar nilai wajar instrumen ekuitas yang bersangkutan. Bagian dari nilai wajar instrumen ekuitas yang dapat dihitung sebagai jasa karyawan adalah sebesar jumlah netonya, yaitu nilai wajar setelah dikurangi dengan jumlah yang harus dibayar oleh karyawan pada saat instrumen ekuitas tersebut diberikan PSAK 53: Paragraf 11 4. Setiap instrumen ekuitas yang diberikan atau dialihkan secara langsung kepada karyawan oleh pemegang saham diperlakukan sebagai kompensasi berbasis saham. Oleh karena itu, transaksi tersebut diperlakukan sesuai dengan Pernyataan ini, kecuali apabila pengalihan tersebut secara jelas bertujuan selain kompensasi. Substansi transaksi pengalihan instrumen ekuitas oleh pemegang saham kepada karyawan untuk kompensasi adalah kontribusi modal oleh pemegang saham kepada perusahaan dan pemberian instrumen ekuitas oleh perusahaan kepada P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a I 141 Bab XII I E k u i t a s karyawan. Namun, dapat pula terjadi bahwa pengalihan langsung instrumen ekuitas dari pemegang saham kepada karyawan bukan merupakan transaksi kompensasi. Contohnya, perusahaan mengalihkan langsung instrumen ekuitas untuk melunasi kewajiban pemegang saham yang sama sekali tidak menyangkut hubungan kerja employment. PSAK 53: Paragraf 12 5. Jumlah kas atau aset lain yang dibayarkan atau kewajiban yang timbul untuk memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang diperoleh kembali. Perusahaan yang menyelesaikan program kompensasi yang belum menjadi hak karyawan dengan kas, pada dasarnya, memberi hak program kompensasi kepada karyawan. Oleh karena itu, jumlah beban kompensasi yang diukur pada tanggal pemberian kompensasi namun belum diakui, diakui pada tanggal pemerolehan kembali. PSAK 53: Paragraf 46 C. Penjelasan 1. Agio saham yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 2. Disagio saham adalah selisih kurang setoran modal yang diterima oleh bank pada saat penerbitan saham karena harga pasar saham lebih rendah dari nilai nominal. 3. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. Modal yang berasal dari donasi pihak luar yang diterima oleh bank yang berbentuk hukum koperasi juga termasuk dalam pengertian modal sumbangan. Bunga penempatan dana setoran modal sebelum perseroan beroperasi secara komersial yang dikontribusikan oleh pemegang saham sebagai tambahan modal juga termasuk dalam pengertian modal sumbangan. 4. Dividen atau setara dividen yang dibayarkan kepada karyawan atas bagian dari program kompensasi saham atau instrumen ekuitas lainnya yang menjadi hak karyawan dibebankan ke saldo laba. 5. Beban kompensasi program pemberian instrumen ekuitas kepada karyawan diakui selama masa bakti karyawan, yaitu dengan mengakui beban kompensasi dan mengkredit tambahan modal disetor jika kompensasi tersebut untuk jasa masa depan. Jika masa bakti karyawan tidak ditentukan, maka masa bakti karyawan dianggap sama dengan periode dari tanggal pemberian kompensasi sampai 142 I P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a Bab XII I E k u i t a s dengan tanggal saat kompensasi tersebut menjadi hak karyawan, dan eksekusinya tidak lagi bergantung pada berlanjut atau tidaknya masa bakti karyawan. Apabila program kompensasi diperuntukkan bagi jasa masa lalu, maka beban kompensasi diakui pada periode pemberian kompensasi. 6. Jumlah kas atau aset lain yang dibayarkan atau kewajiban yang timbul untuk memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang diperoleh kembali. 7. Dana setoran modal tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas sesuai dengan PSAK 50 karena masih terdapat unsur ketidakpastian dimana bank tetap memiliki kewajiban kontraktural sehingga harus mengembalikan dana tersebut apabila tidak memenuhi ketentuan Bank Indonesia untuk diakui sebagai modal disetor.

D. Perlakuan Akuntansi