Pencatatan Katalogisasi FUNGSI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN

manakala perpustakaan telah meneliti dengan seksama subjek koleksi hadiah tersebut dikaitkan dengan tujuan perpustakaan. 4. Keanggotaan organisasi Kadang-kadang perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi. Biasanya, anggota perhimpunan atau organisasi tersebut memperoleh terbitan perhimpunan atau organisasi secara cuma-cuma. Bila tidak cuma-cuma, terbitan organisasi dapat diperoleh oleh anggota dengan harga sangat murah. Sulistyo-Basuki 1993 : 222 Pengadaan koleksi tidak terlepas dari kebijakan setiap institusi yang menjadi induk perpustakaan bila perpustakaan merupakan unsur penunjang suatu organisasi. Kebijakan anggaran dan kebijakan pengadaan merupakan landasan utama kegiatan pengadaan koleksi antara lain seleksi. Seleksi dilakukan atas usulan-usulan yang diterima oleh pihak media-media tertentu, baik itu manual ataupun teautomasi atau bahkan online.

b. Pencatatan

Bahan pustaka yang telah dipesan dan diterima, akan dicatat ke buku inventarisasi atau data-data buku dimasukkan ke sistem database. Pada bagian pencatatan ini buku akan diberi nomor induk. Buku-buku yang selesai di catat, kemudian diberi cap stempel milik perpustakaan. Akhirnya, buku-buku tersebut dikirim ke bagian pengolahan.

c. Katalogisasi

Perpustakaan seharusnya mampu menjamin bahwa setiap koleksi atau data apapun harus mudah diakses oleh semua pengguna yang memerlukannya. Agar mudah ditemukan kembali maka bahan pustaka harus dilah terlebih dahulu. Katalogisasi adalah proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan pustaka menjadi katalaog Qalyubi, 2007 : 130. Dalam pengertian lain, katalogisasi merupakan proses pengorganisasian bahan pustaka dan membuatnya dapat ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan pada saat ia membutuhkan bahan pustaka. Katalog perpustakaan sebagai hasil proses katalogisasi merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau Universitas Sumatera Utara beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu. Ada dua macam kegiatan dalam pembuatan katalog, yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek. Katalogisasi desktiptif merupakan salah satu tahap proses katalogisasi yang mendeskripsikan bahan pustaka secara fisik dan menentukan titik temu pendekatan. Sedangkan katalogisasi subjek adalah tahap proses katalogisasi lain, yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu penandaan tajuk subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka secara nonverbal. Pembuatan deskripsi bibliografi untuk bahan pustaka lazimnya berpedoman pada AACR Anglo American Cataloging Rules dan International Standard Bibliorgaphic Description ISBD. Untuk penentuan tajuk subjek dapat berpedoman pada Library of Congress Subject Headings LCSH, Sear List Subject Headings,, Pedoman Tajuk Subjek Perpustakaan, dll. Perpustakaan yang akan mengadopsi teknologi untuk pengatalogan bahan pustaka dapat menggunakan alat bantu pengolah bahan pustaka seperti: Format MARC INDONESIA INDOMARC atau format Dublin Core.

d. Klasifikasi