167 sebesar 58.07 dari nilai awal pra-siklus, pada siklus II rata-rata ketuntasan
belajar siswa sebesar 83.87 dari 31 siswa atau meningkat sebesar 70.97 dari nilai awal pra-siklus.
3. Tanggapan siswa terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
NHT pada mata pelajaran perakitan komputer di kelas X RPL 1 SMK Muhammadiyah 1 Bantul menunjukkan tanggapan yang positif. Tanggapan
positif tersebut dapat dibuktikan dengan persentase hasil angket respon siswa, dimana 84.94 dari jumlah siswa kelas X RPL 1 memberikan
tanggapan positif terhadap adanya penerapan metode pembelajaran NHT pada mata pelajaran perakitan komputer dan hanya 15.06 dari jumlah
siswa kelas X RPL 1 yang memberikan tanggapan negatif. Berdasarkan kategori kualifikasi angket respon siswa maka persentase tanggapan positif
siswa maka persentase sebesar 84.94 termasuk dalam kategori sangat baik.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti maka pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif NHT
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X RPL 1 di SMK Muhammadiyah 1 Bantul serta memberikan respon yang positif. Hal
tersebut terbukti dari diperolehnya data yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap siklusnya dan peningkatan prestasi belajar siswa
dengan rata-rata ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya serta perolehan persentase respon positif yang tinggi dari siswa. Oleh karena itu pembelajaran
168 dengan menggunakan metode ini perlu untuk diterapkan sebagai variasi
pembelajaran di dalam kelas oleh guru.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami di kelas X RPL 1 SMK Muhammadiyah 1 Bantul adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan ini hanya dilakukan pada mata pelajaran teori perakitan
komputer kelas X RPL 1 di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, sehingga untuk penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran
lainnya perlu adanya adaptasi atau penyesuaian agar dapat berjalan optimal. 2.
Penelitian tindakan ini hanya dilakukan 2 siklus selama 4 kali pertemuan, dimana pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan masing -masing 4 x 45
menit, siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan masing-masing 4 x 45 menit, sehingga untuk mendapatkan peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa lebih maksimal membutuhkan waktu penelitian lebih lama. 3.
Jumlah siswa dalam satu kelas yang berjumlah 31 orang membuat kesulitan bagi observer dalam mengontrol aktivitas belajar siswa secara individu,
sehingga menuntut ketelitian observer dalam mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa, dan hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar
siswa kurang bisa terangkum secara rinci. 4.
Kurangnya kesiapan guru dan siswa dikarenakan guru dan siswa belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga
pada saat pembelajaran guru dan siswa masih bingung terhadap kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
169 5.
Pembelajaran menggunakan metode NHT membutuhkan waktu yang cukup banyak sedangkan guru harus menyesuaikan dengan waktu yang telah
dialokasikan untuk mata pelajaran perakitan komputer kelas X RPL 1 SMK Muhammadiyah 1 Bantul.
D. Saran